21. Che sara, sara

1.2K 198 53
                                    

Ryujin mengejar Renjun yang sepertinya menemukan sesuatu, terkait si pengkhianat. Ryujin tidak tahu apa yang Renjun temukan atau pikirkan. Tapi, satu hal yang Ryujin tangkap. Renjun sedang dipenuhi oleh emosi saat ini.

"Renjun-Oppa, kau mau kemana?" Tanya Ryujin yang dengan susah payah menyamakan langkahnya dengan Renjun.

Bukannya menjawab, Renjun malah mempercepat langkah nya. Ryujin menghela nafas berat. Tidak biasanya Renjun mengacuhkannya seperti ini. Apa segitu pentingnya kah sesuatu yang dia tuju sekarang? Sampai-sampai Ryujin di acuhkan?

Renjun masuk ke sebuah ruangan. Ryujin berhenti sejenak di depan pintu ruangan itu -- ruang kerja Renjun --. Ryujin heran, untuk apa Renjun pergi ke ruang kerjanya? Apa hubungannya dengan si pengkhianat itu? Ryujin melirik ke dalam dan melihat Renjun mengutak-atik komputer miliknya.

Ruang kerja Renjun, adalah ruang dimana Renjun meng-Hack CCTV maupun mencuri data-data untuk mengumpulkan informasi mengenai keadaan dunia luar. Isinya tidak jauh-jauh dari alat seperti komputer, laptop, dan alat-alat lainnya yang berhubungan dengan alat hacker.

"Oppa?" Ryujin berdiri di ambang pintu.

BRAK!!

Ryujin tersentak kaget saat Renjun memukul meja dengan penuh emosi. Jujur saja, Ryujin takut jika Renjun sedang dalam keadaan emosi yang tidak baik begini. Dahulu, Renjun memang orang yang sangat tempramen. Pertama kali Ryujin bertemu Renjun, laki-laki Huang itu begitu dingin dan mudah marah karena hal kecil. Tapi setelah 8 bulan mereka bertemu, Ryujin berhasil mengubah sosok Renjun yang tempramen menjadi lebih ramah. Dan setelah itu, ini kali pertama Renjun kembali se-emosi ini.

"Sial!!" Umpat Renjun sambil mengusap wajahnya kasar. "Harusnya aku tahu dari awal. Brengsek!!"

Ryujin menelan ludah kasar. Dengan takut-takut, Ryujin menghampiri Renjun yang sedang dikendalikan amarah. Gadis Shin itu melihat apa yang sebenarnya membuat kekasihnya sampai se-emosi ini.

"Apa ini oppa?" Ryujin tidak mengerti akan apa yang di tampilkan oleh komputer Renjun.

"Tidak salah lagi, benar-benar ada seorang pengkhianat di rumah ini. Kau lihat ini?" Renjun menunjuk monitor. "Itu adalah history dari komputer ku. Setiap kali ada aktivitas di komputer ku, pasti akan terdata di sini. Sudah dari satu minggu kemarin aku tidak menyentuh komputer ini. Tapi lihatlah! Historynya menunjukkan kalau ada yang menggunakan komputer ku untuk mengirim email. Setiap hari, selama seminggu, tiap jam 3 pagi dia menggunakan komputer ku untuk mengirimkan pesan. Siapa lagi kalau bukan pengkhianat itu?"

"Memangnya, kau yakin isi dari email itu pesan untuk M.O.O.N ?" Tanya Ryujin berusaha berpikir positif.

"Aku tidak tahu, pesan email nya berhasil dia hapus hingga tidak meninggalkan jejak. Tapi pasti akan ku temukan isi pesan itu bagaimanapun caranya."

Ryujin menghela nafas. Setiap kali Renjun kembali pada sosok tempramen nya, Ryujin tidak pernah bisa mengenali sosok laki-laki itu. Renjun sangat berbeda ketika dia sedang marah. Saat Ryujin ada di sampingnya, Renjun selalu bisa menguasai emosi dan amarahnya. Tapi saat ini, tidak bisa lagi dia menahan emosi dalam dirinya. Ryujin telah terluka karena kecerobohannya. Dan itu membuat amarah dalam dirinya meledak-ledak.

"Oppa!" Ryujin memegang pundak Renjun dari belakang, lalu memeluk kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang. "Kau tenanglah, jaga emosimu. Kita pasti bisa menemukan jalan keluarnya."

Mungkin biasanya Renjun akan langsung menurut ketika mendengar nasihat lembek Ryujin. Tapi kali ini tidak bisa. Pengkhianat itu telah membuat Ryujin terluka sampai babak belur begini. Renjun tidak bisa hanya sabar dan bersikap manis hanya untuk menemukan si pengkhianat. Kalau dia mau, lebih baik dia bunuh satu persatu rekannya agar dia bisa menemukan dalang di balik rentetan peristiwa ini.

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang