Percayakah kalian bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang lebih dari hanya sekedar mengingat dan memberi sinyal ke tubuh? Beberapa orang memiliki otak yang dapat menolak Virus dan menjadikan diri kebal terhadap virus. Mereka disebut imun.
Sebuah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
05.00.K.S.T
WARNING!! 17+
(Maap banget nih, baru Dateng dah kasih adegan agak hot :') siapin jantung kalian)
Jeno merenung seorang diri di halaman depan yang sesaat sebelumnya menjadi tempat tangis dan emosi mengharu-biru. Objek renungannya bukanlah tentang nasib buruk yang bertubi datang menghabisi mental dan harapan penghuni rumah tua ini. Melainkan harapannya terhadap hubungan antara dia dan gadisnya. Siapa lagi kalau bukan Yeji?
Benar adanya Jeno sempat kehilangan harapan akan Yeji. Capek, lelah, dan membatin, semua perasaan negatif seperti itu menjadi perasaan mayoritas yang Jeno rasakan sejak kejadian di kota. Gadisnya yang sempat kehilangan akal karena kehilangan sosok kakaknya membuat Jeno harus terima bahwa hubungan asmaranya tidak bisa menjadi supportsystemnya selama pandemi sialan ini berlangsung.
Kemudian Jeno berpikir kembali, jika dia menyerah akan Yeji bukankah dirinya begitu pecundang?
Jeno sering merasa iri dengan Renjun terkait kisah asmara. Siapapun pasti setuju bahwa Renjun terlalu beruntung mendapatkan Ryujin di sampingnya. Gadis itu bisa dikatakan sebagai sosok idaman kaum Adam jika berbicara tentang sifat, kecerdasan, dan kecantikannya. Ryujin selalu mengerti keadaan Renjun, sigap menjadi tumpuan kekasihnya ketika Renjun membutuhkan, perhatian dan kasihnya tidak pernah luput meskipun Renjun sering kali melakukan kesalahan.