32. Talk to Talk

1K 166 61
                                        

11.30 K.S.T

"Kita harus bicara."

Yeji menutup matanya menahan emosi. Dia bersumpah, hari ini akan menjadi hari yang mengerikan bagi siapapun jika makhluk di depannya tak kunjung enyah dari pandangannya. Kenapa juga Jeno harus menghampiri nya di saat dia sedang menari? Yeji sangat tidak suka bila ada yang mengganggu dirinya saat menari. Apalagi yang menggangu nya adalah pemuda Lee yang notabene adalah seseorang yang paling Yeji tidak ingin temui di dunia ini. Yeji bahkan tidak kuat untuk menatap wajah Jeno karena emosinya selalu naik saat melihat wajahnya.

"Keluar! Aku tidak suka diganggu." Titah Yeji tanpa mau melihat ke arah Jeno yang berdiri di depan pintu.

Jeno menghiraukan titah Yeji. Dia malah mematikan musik yang mengalun dari smartphone Yeji. Ini adalah satu-satunya cara agar Yeji mau berbicara padanya. Bisa dibilang, Jeno nekat juga melakukan ini. Berharap saja wajahnya tidak kena cakar oleh Yeji.

Tuhan.. Lindungi aku😭 - Jeno

Yeji menoleh dengan cepat saat musik dari Smartphone nya berhenti. Dia langsung menatap garang Jeno yang dia percayai sebagai oknum yang mematikan musiknya. Dengan langkah kaki yang dihentak-hentakkan, Yeji menghampiri Jeno. Air muka gadis itu sangat menakutkan sampai Jeno menelan ludahnya kasar. Sungguh, aura Yeji sangat-sangat kelam dan menakutkan. Tapi hal itu tidak akan menggoyahkan niat Jeno untuk berbicara pada Yeji.

"Kembalikan!" Pinta Yeji dengan wajah marah.

"Aku ingin bicara denganmu." Jeno menyembunyikan smartphone Yeji di belakang tubuhnya.

"Aku bilang kembalikan!" Tegas Yeji lalu berusaha mengambil smartphone nya yang disembunyikan oleh Jeno.

"Kita harus bicara." Tegas Jeno.

"TIDAK ADA YANG PERLU DIBICARAKAN!" Akhirnya Yeji mengeluarkan kemarahan nya. "KEMBALIKAN SMARTPHONE KU, ATAU KAU TIDAK AKAN PERNAH BISA BERBICARA PADAKU LAGI."

Jeno menelan ludah kasar. Yeji benar-benar tidak mau berbicara padanya. Apa sebegitu besarnya kah kesalahannya kemarin? Jeno mungkin memang salah karena telah membentak Yeji. Tapi, apakah sefatal itu kesalahannya, sampai Yeji tidak mau memaafkan nya.

Karena Yeji tetap berusaha mengambil kembali smartphone nya, akhirnya dengan segala pertimbangan Jeno menggunakan senjata terakhirnya. Pemuda Lee itu nekad memasukan smartphone Yeji ke dalam bajunya. Sontak tindakannya mengundang reaksi terkejut dari Yeji. Si empunya smartphone membelalakkan matanya tidak percaya kalau Jeno akan berani melakukan hal tersebut. (Jeno itu pakai baju double. Kaus tipis di bagian dalam yang bagian bawahnya di sisipkan ke dalam celana. Sedangkan luarannya itu sweater warna cream. Smartphone nya Yeji dimasukan sama Jeno ke dalam kaus tipis alias baju dalamannya. Ngartos? Oke, lanjut..)

"HEI!! Kau gila ya?" Pekik Yeji dengan mulut terbuka.

"Ambil saja sendiri kalau kau berani." Tantang Jeno.

Yeji mendengus lalu dengan ragu-ragu, Yeji memasukkan tangannya ke dalam Sweater Jeno. Tetapi, belum sempat mencari Smartphone nya yang Yeji yakin berada di sekitar perut Jeno, Yeji menghentikan pencarian nya karena tidak sengaja memegang otot dada Jeno. Yeji cepat-cepat menarik tangannya kembali dengan wajah memerah serta memanas. Jeno juga menyadari alasan Yeji tidak jadi mengambil Smartphone nya. Dia merasakan tangan Yeji yang bersentuhan langsung dengan kulitnya. Bukannya malu, Jeno malah tersenyum senang. Alasan dari senyumnya itu adalah wajah Yeji yang terlihat sangat lucu ketika salah tingkah.

"Kenapa berhenti?" Tanya Jeno sedikit ambigu.

Yeji mendesis kesal. "Baiklah, aku beri waktu 1 menit untuk berbicara padaku. Lalu kembalikan smartphone ku."

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang