39. Girl

1K 172 69
                                    

STEBB!!

"ARGH!!"

Mata Ryujin membola kala pisau di tangan Nakyung tertancap. Mulutnya terbuka bersamaan dengan dahinya yang mengkerut. Terlalu kelu baginya untuk mengatakan sepatah katapun. Kejadian ini sangat membuatnya tercengang. Entah apakah ini sebuah kesalahan. Ataukah bagian lain dari bagaimana takdir mempermainkannya.

"Ryujin!"

Ryujin menoleh dan mendapati Beomgyu berlari ke arahnya dengan tatapan khawatir. Akhirnya, setelah sekian lama bertarung, datang juga bantuan. Meskipun sebenarnya, bantuan yang dia harapkan datang terlambat. Oh, atau bahkan kedatangannya tidak sama sekali membantu.

Di belakang Beomgyu, berdiri Yuna, Chaeryeong, dan Chenle. Ketiganya juga sangat tercengang dengan apa yang mereka lihat. Terutama Yuna, yang tidak menyangka bahwa pertarungan yang beberapa waktu lalu dia saksikan berakhir seperti ini. Rasanya peristiwa di depan mereka begitu menganggetkan sampai mendadak tubuh mereka membeku di tempat.

Tubuh yang tertancap pisau itupun tumbang. Bersamaan dengan darah yang mulai mengalir dan membasahi pakaiannya. Rintihan terdengar dari mulutnya. Pun dari matanya mengalir cairan kristal tanda bahwa dirinya merasakan sakit yang teramat. Ryujin bertanya-tanya apakah, semuanya akan berakhir seperti ini?

Setelah sampai, Beomgyu langsung menyangga tubuhnya yang sudah sangat lemah. Meski pakaiannya bersimbah darah, Beomgyu tak peduli. Bagaimana pun juga, gadis yang tengah dia tumpu itu tetaplah tutor yang pernah mengajarnya.

"Bertahanlah! Ryujin-ah, apa yang terjadi?!" Seru Beomgyu dengan emosi yang meluap-luap.

"Beomgyu-Ssi!" Gadis itu menunjuk ke arah orang yang tengah berdiri, terpaku di depannya. "Ryujin, Ryujinlah yang menusukku."

Mata Ryujin membulat. Begitu pula dengan Beomgyu. Bagaimana bisa Nakyung tega berkata seperti itu? Hal gila apa yang sebenarnya Nakyung berusaha lakukan? Apakah, kesengsaraannya akan berlanjut? Tangan Ryujin terkepal kuat. Kenapa, sampai seperti inipun, Nakyung masih sebegitu teganya menyiksa mental Ryujin? Sampai nekat menusuk dirinya sendiri hanya untuk memfitnah Ryujin.

Ryujin menggeleng. "Tidak! Beomgyu-ah percayalah padaku! Bukan aku yang menusuknya. Dia menusukan pisau itu pada dirinya sendiri. Ku mohon percaya padaku. Dia orang jahat Beomgyu-ah!"

Beomgyu masih diam. Matanya mulai menanjam melihat ke arah Ryujin. Gadis Shin itu tahu kalau Beomgyu pasti tidak percaya padanya. Ryujin tidak bisa hanya diam. Ryujin harus meyakinkan pada Beomgyu bahwa dia tidak bersalah.

Ryujin menarik tangan Beomgyu dan menggenggamnya di depan dada. "Kumohon, percayalah padaku Beomgyu-ah! Ini semua adalah tipu dayanya. Kau harus percaya padaku. Aku tidak mungkin melukainya, kau pasti tahu itu."

Sejenak, Beomgyu membisu di tempat. Ryujin pikir, Beomgyu sedang memikirkan perkataannya. Dalam hati, Ryujin berharap Beomgyu akan mempercayainya. Namun, harapannya sirna ketika Beomgyu menghempaskan tangannya dengan kasar yang identik dengan respon penolakan.

Bagai tersambar petir, Ryujin merasa hancur saat itu juga. Bahkan lidah Ryujin kelu dan tak lagi mampu memberikan pembelaan apapun. Hanya sebuah penolakan kecil dari orang yang dia sayang, mampu membawa perubahan besar bagi emosi Ryujin.

"Jangan menyentuhku, dasar penjahat!"

Setelah mengatakan itu, Beomgyu langsung mengangkat Nakyung dan membawanya ke ruang medis. Hingga tersisalah Ryujin yang masih terduduk di hamparan Salju dalam keadaan yang sangat kacau. Bersamaan dengan jatuhnya salju di kepalanya, air mata Ryujin ikut mengalir di pipinya. Sekarang, Ryujin benar-benar sudah kehilangan kepercayaan Beomgyu yang merupakan muridnya sekaligus sahabatnya sendiri. Kenapa rasanya sakit sekali? Apakah hubungan baik keduanya harus kandas dalam waktu kurang dari 2 bulan?

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang