Seperti yang direncanakan sebelumnya, mereka akan mengadakan malam api unggun untuk saling mengakrabkan diri satu sama lain. Setelah makanannya siap, mereka memulai acara makan bersamanya.
"Loh, Chaeryeong Eonni?" Ceteluk Yuna saat melihat sosok Chaeryeong keluar dari pintu belakang.
Sontak, mereka menoleh ke arah Chaeryeong dan Taehyun yang baru saja datang. Yeji, Lia, Ryujin, dan Yuna langsung menghampiri Chaeryeong. Karena, yang mereka tahu Chaeryeong itukan lagi sakit. Belum lagi malam semakin dingin, mereka khawatir kalau Chaeryeong di luar, demamnya akan kembali tinggi.
"Chaeryeong-ah, kenapa kau ke sini?" Tanya Ryujin lalu menatap Taehyun di samping Chaeryeong. "Hei, kenapa kau membawanya ke sini?"
"Aku sudah membujuknya untuk kembali. Tapi dianya yang keras kepala ingin ikut makan di sini." Jelas Taehyun, tak terima disalahkan.
"Iya, aku merasa bosan di kamar terus. Lagi pula, aku sangat suka api unggun. Aku tidak bisa melewatkannya. Kalian tidak perlu khawatir, aku sudah memakai balsem dan pakaian tebal."
Mendengar jawaban Chaeryeong, ke-4 gadis itu hanya bisa mengangguk dan mengizinkan. Kalau dipikir-pikir, kejam juga membiarkan Chaeryeong berduaan doang di kamar dengan Taehyun yang super duper datar bin membosankan. Pasti akan menjadi malam yang horor bagi Chaeryeong.
"Baiklah, Taehyun-ah, jaga Chaeryeong baik-baik. Awas kalau dia sampai kenapa-kenapa!" Ancam Ryujin.
Taehyun menghela nafas pasrah. "Iya-iya."
Merekapun kembali duduk di pinggir api unggun. Baru saja Lia duduk, mau Hyunjin ataupun Jaemin langsung cepat-cepat berebutan untuk menggenggam tangan Lia. Bahkan siempunya tangan sempat tersentak kaget saat dua manusia berbeda marga di sampingnya tiba-tiba saja menggenggam tangannya.
Lia menoleh ke arah Jaemin. "Oppa, bukankah lebih baik kau duduk sedikit lebih jauh saja?"
Bukan tanpa alasan Lia menawarkan hal itu. Pasalnya wajah Jaemin sudah tak bisa lagi menutupi rasa takutnya terhadap api. Ekspresi wajahnya sudah persis seperti mayat hidup. Pucat pasi, dengan mata yang tak berani lihat ke api, badan gemetaran, serta keringat dingin. Lia peka kalau Jaemin pasti sudah tidak kuat dekat-dekat dengan api lebih lama lagi. Makanya dia menawarkan hal itu. Kan, kalau Jaemin pingsan, bisa repot.
Jaemin menggeleng cepat sambil menguatkan pegangannya pada tangan Lia. Oh, sudah ganti deng. Malahan, Jaemin sudah mengalungkan lengannya pada lengan Lia macam gadis puber bermanja pada pacar nya. Jaemin bukan modus gaes, tapi emang beneran udah sebegitu takutnya sama api.
Kutarik kata-kata ku. Aku lebih takut pada api ketimbang tangan Lia berada di genggaman Hyun.. EH tidak, tidak!! Aku lebih takut kalau tangan Lia berada di genggaman_ EHH salah! Aku lebih takut.. EH, APA YANG KUPIKIRKAN!! Ya tuhan, aku sudah gila😭 - Jaemin.
"Emm, Lia-ya, apa kau merasa tidak nyaman jika aku menggenggam tangan mu seperti ini?" Tanya Hyunjin tiba-tiba.
"Eh?" Lia langsung salah tingkah ditanya seperti itu oleh Hyunjin. Pasalnya, dialah yang sebenarnya memulai dengan menggenggam tangan Hyunjin. Seharusnya dia yang bertanya seperti itu.
"Tidak Oppa, emm, seharusnya aku yang bertanya seperti itu. M, maaf karena, emm, aku kedinginan j, j, jadi aku refleks menggenggam tanganmu." Ucap Lia berbohong.
Bukannya marah, Hyunjin malah menunjukkan senyumnya. Bisa bayangkan? Berapa banyak kembang api yang meletus di hati Lia. Lia sudah tak bisa lagi merasakan wajahnya sendiri. Senyuman Hyunjin memang selalu menjadi senjata ampuh untuk membekukan seorang Lia.
"Tak apa, aku menyukainya." Kata Hyunjin pelan.
Menyukainya? MENYUKAINYA?? MENYUKAINYA DIA BILANG?! Asdfghjkl😵 - Lia.

KAMU SEDANG MEMBACA
No More Home
FanfictionPercayakah kalian bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang lebih dari hanya sekedar mengingat dan memberi sinyal ke tubuh? Beberapa orang memiliki otak yang dapat menolak Virus dan menjadikan diri kebal terhadap virus. Mereka disebut imun. Sebuah...