(Season 2) 59. Wrong x Situation

754 126 77
                                    

Random questions, jika kalian akan memerani salah satu tokoh di dalam NMH, tokoh mana yang ingin kalian perani, terlepas dari biasmu. Dan apa alasannya?

Ex : Biasku Lia, tokoh yang mau aku perani Chaeryeong. Karena dia cerdas, dengan kecerdasan yang dia punya dia menjadi satu-satunya tokoh yang tidak mudah tertipu. Selalu jadi tokoh yang selangkah lebih maju dari yang lain. Eakkk :v

Kalau kalian?

Happy reading💕

⚔⚔⚔

Yeji mendecih kesal, mencari keberadaan kekasihnya yang tak lain dan tak bukan Lee Jeno. Kemana sebenarnya pemuda itu, dia sudah mencarinya kemanapun, tapi tidak juga dia temukan pemuda berbadan kekar yang satu itu. Jangan harap Yeji mencari sampai segininya untuk memastikan apakah Jeno marah atau tidak padanya.

Bohong, Yeji memang mencarinya karena takut Jeno marah padanya.

Hanya saja tertutup dengan wajah sok cuek milik gadis bermata kucing yang satu itu. Ditambah emosi Yeji sedang meluap karena tak kunjung menemukan batang hidung Jeno. Membuat orang lain akan lebih sulit menebak tujuan Yeji mencari Jeno.

"Dasar Lee Jeno ambekan, cowok baperan, sok galak. Hanya karena aku keluar, dia marah? Sebelumnya dia sok-sokan membiarkan aku pergi ke kota. Dan sekarang dia marah karena aku keluar dengan jarak tidak sampai 20 meter saja. Kenapa semua orang di rumah ini melebih-lebihkan satu hal yang tidak penting?" Dumel Yeji sepanjang lorong.

Lelah mencari Jeno ke segala tempat, Yeji memilih untuk kembali ke kamarnya. Dia lelah bermain tarik urat dengan Renjun beberapa menit yang lalu. Daripada membuang-buang tenaga lagi untuk mencari pemuda ambekan macam Jeno, lebih baik dia menaruh alat-alatnya dulu.

Ketika dirinya memasuki kamar, Yeji membelalakan matanya ketika pemuda yang daritadi dia cari-cari ternyata ada di dalam kamarnya sendiri. Yeji semakin dibuat terkejut ketika pemuda itu tengah mengorek-ngorek kantung tidurnya entah mencari apa.

Jeno menoleh sejenak, menyadari kehadiran Yeji namun tidak mengindahkannya. Dia malah terus melanjutkan pencariannya terhadap sesuatu yang tidak tahu apa itu.

Tidak menemukan apa yang dia cari di kantung tidur Yeji, Jeno beralih ke lemari kayu coklat di sudut ruangan. Cepat-cepat Yeji berlari dan menutup pintu lemari yang sudah Jeno buka setengah.

"Dasar tidak sopan! Lemari adalah privasi." Seru Yeji.

"Minggir!" Sentak Jeno.

Yeji menggeleng. "Tidak, sudah kubilang ini privasi."

Bukannya menurut, Jeno malah menarik tangan Yeji sampai gadis itu terhempas ke belakang Jeno.

Yeji yang sempat terhempas, sontak menyeimbangkan tubuhnya. Matanya membelalak panik ketika tanpa memperdulikan Yeji, Jeno membuka lemari miliknya.

"JANGAN DIBUKA DI SITU ADA_"

Terlambat, Jeno sudah membuka lemari milik Yeji dan terpampanglah seluruh pakaian gadis itu. Mulai dari pakaian atas, bawah, bahkan sampai pakaian dalam. Wajah Yeji memerah padam saat Jeno terdiam di tempat, terlihat dari sudut kemiringan kepalanya pemuda Lee itu sedang menatap pakaian dalam yang biasa perempuan pakai untuk mengcover bagian dadanya.

Namun benda itu ternyata tidak begitu menarik di mata seorang Lee Jeno, pemuda itu melanjutkan aksinya mencari sebuah benda di dalam lemari itu. Meski begitu, dia masih punya rasa sopan untuk tidak menyentuh pakaian bersifat privasi milik Yeji.

Sungguh, Yeji tidak punya muka saat ini. Bisa-bisanya Jeno terlihat biasa-biasa saja melihat pakaian dalam miliknya. Terbongkar sudah harta karun miliknya mulai dari yang bercorak bunga-bunga warna merah, sampai yang bermotif hati pink. Entah apa yang dipikirkan Jeno saat itu, tapi tidak ada satupun ekspresi menarik yang ditunjukkan olehnya. Hanya ada ekspresi marah dan kesal di wajahnya.

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang