6. Lia's Plan

1.6K 282 21
                                    

17.00

"Astaga!! Tanganku mau patah! Huweeee!" Rengek Yeji saat mereka sudah sampai di kamarnya.

"Demi apapun, punggungku benar-benar remuk dibanting berkali-kali oleh Jaemin! Ya Tuhan!!" Sahut Lia yang tidur tengkurap di kantung tidurnya.

Ryujin, Yuna, dan Chaeryeong hanya bisa menatap mereka agak prihatin. Yuna maupun Chaeryeong merasa begitu bersyukur karena Jisung dan Taehyun masih memperlakukan mereka layaknya perempuan. Ryujin juga tidak mengira kalau Jeno atau Jaemin akan sebegitu kerasnya melatih Yeji dan Lia. Dia sampai kasian dengan kedua perempuan itu.

Tok, tok, tok!

Tiba-tiba ada bunyi ketukan dari pintu mereka. Chaeryeong, Ryujin, dan Yuna sontak langsung mengalihkan tatapannya ke arah pintu. Berbeda dengan Yeji dan Lia yang acuh dengan ketukan itu. Persetan dengan siapa dan mau apa si "pengetuk pintu" itu. Cause no one can disturb they rest.

Karena tidak ada yang bangkit, akhirnya Ryujin berinisiatif untuk membukakan pintu. Kasian juga soalnya si pengetuk pintu berdiri terlalu lama.

"Siapa?" Tanya Ryujin lalu membuka pintu. "Loh, Jeno- oppa?"

Yeji yang mendengar nama Jeno kaget bukan main dengan cepat menoleh ke arah pintu. Dan benar saja, Jeno sedang berdiri di depan pintu sambil menatap Yeji dengan Eye smilenya. Yejipun memulai aktingnya. Dia mulai memasang wajah melas sambil mengurut-urut tangannya. Kalau saja dia seorang idol, mungkin dia akan dimuat di berita dengan judul memiliki akting yang bagus, fans mengharapkan agar Yeji debut drama.

"Aduhhh!!! PEGELL BANGETTT NIHH SAMPE MAU PUTUS TANGANKU!!" Yeji sengaja mengatakannya dengan keras agar Jeno tersindir.

"Emm, aku ingin memberikan ini kepada Yeji!" Jeno menyerahkan Ryujin sebuah salep pereda nyeri otot. "Setelah dioleskan, rasa nyerinya akan berkurang. Dipakai ya!"

Jeno langsung pergi ke bawah untuk merapihkan alat-alat militer yang baru saja digunakan untuk berlatih. Setelah kepergian Jeno, Yeji langsung menghentikan aksinya dan menghampiri Ryujin yang baru saja menutup pintu.

"Eonni, kau sangat lucu." Yuna terkekeh geli.

"Apa yang lucu?"

"Kau baru saja mengeluh kalau lenganmu ingin putus. Tapi, setelah Jeno-Ssi pergi kau langsung berlari seperti seseorang kelebihan gula." Mendengar penuturan Yuna, Chaeryeong ikut-ikutan tertawa.

Yeji cengengesan. Memang sih, dia sedikit berlebihan tadi. Bahkan, Yeji sudah memperkirakan kalau Jeno sedang mentertawakan kekonyolannya. Tapi, mau bagaimana lagi? Dia kesal dengan Jeno. Sebelumnya dia bertingkah seperti anak SMA yang merajuk. Tapi setelah itu Jeno langsung berubah seperti bos kuli bangunan yang memerintah nya. Asal kalian tahu, tangan kurus milik Yeji ini sudah bolak-balik memindahkan 30 karung dengan berat 6 Kg per karungnya sebanyak 10 kali. Bagaimana dia tidak merasa engsel tangannya copot?

"Nih Eonni, kau balurkan ke tanganmu." Ryujin menyerahkan salep dari Jeno ke Yeji.

"Lia-ya! Apa kau mau memakainya?" Tanya Yeji pada Lia yang tiduran tengkurap dengan wajah membekap bantal.

Lia tidak menjawab dan hanya menunjukan ibu jarinya. Yeji mengerti kalau Lia sangat membutuhkan istirahat. Yeji akhirnya memakai salep itu sendiri. Dan asal kalian tahu, untuk memegang salep saja tangan Yeji sudah gemetar. Otot-otot tangannya sangat tegang sampai terasa begitu nyeri. Kakinya juga begitu pegal-pegal. Yeji merasa ingin menyerah saja. Baru satu hari, latihannya sudah sebegini sulitnya bagaimana hari-hari selanjutnya?

"Tapi Yeji-Eonni, kulihat Jeno-Ssi sangat perhatian padamu." Celetuk Chaeryeong tiba-tiba.

"Ah, iya juga, Jeno-Oppa sepertinya tertarik padamu. Aku tidak pernah melihat Jeno-Oppa sampai sebegini pedulinya dengan perempuan." Timpal Ryujin ikut bergabung bersama Chaeryeong dan Yuna yang duduk dekat Lia.

No More HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang