07.15.K.S.T.
Tidak seperti biasanya, Ryujin tidak mengucapkan salam perpisahan apapun pada Renjun. Bukan tanpa alasan, Ryujin sebetulnya ingin sekali memeluk Renjun. Hanya saja, masih tersulut api cemburu, Renjun bahkan tidak mau barang menatap Ryujin sedikit pun. Gadis itu sudah mencoba untuk berbicara pada Renjun sejak satu jam yang lalu. Bahkan dirinya memeluk Renjun sambil mengucapkan maaf berkali-kali. Bukannya berbaikan dan menerima maaf Ryujin, Renjun malah menolak pelukan Ryujin mentah-mentah dan pergi tanpa berkata apapun. Ryujin sempat menangis karena perlakuan kasar Renjun. Hatinya sangat mudah terluka dan lebih rapuh dari siapapun. Dia hanya tidak menyangka, Renjun akan semarah ini padanya.
"Hei, kau tidak mau mengucapkan apapun pada kekasih tercinta mu?" Tanya Yeji yang di dengar oleh Renjun.
Ryujin mengulum bibir. Dia menatap Renjun yang sedang mempersiapkan senjatanya. Ryujin yakin, Renjun sebenarnya mendengar pertanyaan Yeji. Ryujin juga yakin, Renjun tahu kalau saat ini dia tengah menatapnya. Hanya saja suasana pemuda Huang itu sedang panas-panasnya. Sehingga dia hanya berpura-pura tidak dengar dan menganggap bawa Ryujin tidak ada di situ.
Ryujin akhirnya memberanikan diri untuk menghampiri kekasihnya. Matanya sudah berkaca-kaca, menunjukkan betapa tidak kuatnya dia jika kekasihnya sedang marah seperti ini. Sebenarnya, sikap Renjun saat ini sangat berlebihan. Kalau Renjun bisa berpikir dengan akal sehat, seharusnya dia lebih memikirkan soal kaki Ryujin yang terkilir. Lihat saja bagaimana susahnya gadis itu berjalan menghampirinya. Tapi, bukannya khawatir dengan kondisi Ryujin, Renjun justru egois dengan mementingkan emosinya sendiri. Tapi, itulah Huang Renjun. Si pencemburu hebat sekaligus budak cinta garis keras.
"Oppa!" Panggil Ryujin berusaha selembut mungkin.
"Baik semuanya, apa sudah siap? Ayo kita berangkat." Tanpa menatap Ryujin, Renjun menghampiri Bangchan. "Senior, aku serahkan di sini padamu."
"Pasti, berhati-hatilah."
Ryujin menggigit bibir bawahnya. Mencoba untuk kuat dengan rasa sakit di hatinya. Sungguh, diacuhkan seperti ini adalah hal yang paling Ryujin benci. Renjun tidak pernah kasar padanya. Tapi, ketika cemburu, Renjun bisa menjadi seseorang yang paling tidak perduli dengannya. Meski, Ryujin berani bertaruh kalau Renjun tidak akan tahan bila melihat Ryujin menangis di depannya. Paling-paling, saat pulang nanti Renjun akan meminta maaf padanya. Mengingat hal itu, Ryujin berusaha untuk menguatkan dirinya. Di dalam pikirannya, Ryujin berusaha positif dan membiarkan Renjun untuk menetralkan emosinya.
"Eonni, apa kau sedang ada masalah dengan Renjun-oppa?" Tanya Yuna.
Ryujin tersenyum pada Yuna. "Tidak apa-apa. Ayo, kita masuk!"
Yeji dan Lia saling bertukar tatapan. Mereka tahu, kalau Ryujin sedang ada masalah dengan Renjun. Sebelumnya, Lia sempat di pesankan oleh Jaemin untuk menemani Ryujin. Jaemin bilang kalau Chenle sedang berusaha untuk membujuk Renjun begitu pula dengannya. Meski tidak tahu masalahnya apa, Lia pasti akan menemani Ryujin sampai dia tidak lagi merasa sedih.
"Biar kubantu Eonni." Yuna meraih tangan Ryujin untuk membantunya berjalan.
Mereka semua masuk ke rumah. Bangchan, Seungmin, Taehyun, Chaeryeong, Jisung, dan Yuna pergi untuk kembali latihan di halaman belakang. Sedangkan sisanya? Yeji memilih untuk melanjutkan latihan dance nya. Ryujin dan Lia memilih untuk bersantai di kamar. Sedangkan Hyunjin? Rombongan Renjun pergi, pemuda itu langsung hilang entah kemana. Mungkin dia sedang di perpustakaan atau sekedar menghabiskan waktu di kamarnya.
Lia baru saja ingin kembali melanjutkan tidurnya. Tapi, dia baru teringat sesuatu. Saat sebelum berangkat, Jaemin berpesan padanya untuk mengambil sesuatu di lemari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
No More Home
Fiksi PenggemarPercayakah kalian bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang lebih dari hanya sekedar mengingat dan memberi sinyal ke tubuh? Beberapa orang memiliki otak yang dapat menolak Virus dan menjadikan diri kebal terhadap virus. Mereka disebut imun. Sebuah...