19.10.K.S.T
Lia baru saja selesai mandi. Hari ini cukup melelahkan bagi Lia. Dari jam 12 siang sampai jam 5 sore dia berlatih bersama Lino yang notabene adalah tutor nya di saat Jaemin tidak ada. Lia merasa, semakin lama, dia semakin merasa dekat dengan Lino. Pemuda yang satu itu selalu berhasil membuat latihan menjadi penuh canda tawa dengan celetukan nya. Padahal Lino itu laki-laki tapi, cerewet nya hampir menyamai Yeji. Lia sampai heran, kenapa ada laki-laki seperti dia. Tapi, tetap saja Lia bersyukur. Berkat Lino, Lia tidak lagi merasa kesepian ditinggal Jaemin.
"Aku bosan." Keluh Yuna yang sudah tidak bisa diam berguling-guling ke sana-kemari di atas kantung tidurnya.
Yeji, Lia, dan Chaeryeong cuma menggeleng melihat tingkah Yuna yang seperti kelebihan gula. Lihat saja, padahal dia juga habis latihan keras bersama Jisung. Tapi, gadis itu masih bisa guling-gulingan tanpa kenal lelah. Curiga mereka kalau stamina Yuna itu unlimited.
"Apa kau tidak lelah terus-menerus bertingkah? Istirahat lah sejenak, aku saja yang melihatmu jadi capek sendiri." Omel Yeji yang mood nya sedang buruk.
"Tapi aku bosan." Keluh Yuna lalu menghentak tangannya ke lantai. "Aku ingin bermain."
"Bermain sama Jisung sana." Suruh Chaeryeong.
Yuna menggeleng. "Tidak mau. Jisung-Oppa tidak asik."
"Cih, padahal kau selalu nempel seperti perangko dengannya." Cibir Lia pelan.
Setelah Lia mengatakan itu, dia menghampiri Ryujin yang sedang berbaring di kantung tidurnya dengan tatapan yang kosong. Lia dan teman-temannya sedikit khawatir dengan kondisi Ryujin. Karena, sudah dari tadi pagi dia sering melamun dan hanya diam di kamar. Mungkin benar, Ryujin sedang ada masalah dengan Renjun. Andai saja Ryujin mau bercerita pada mereka. Mungkin saja, mereka tahu apa yang bisa menghibur gadis yang tengah gegana satu itu.
"Ryujin-ah!" Lia menepuk pundak Ryujin sampai si empunya pundak terlonjak.
"Eh iya Eonni?"
Lia perlahan meraih tangan Ryujin. "Kau tidak apa-apa kan?"
Ryujin terdiam sejenak lalu bangkit dari posisinya. Dengan terpaksa, Ryujin berusaha menampilkan senyum terbaiknya agar teman-temannya tidak khawatir. Sayangnya, Lia dan Yeji sudah menangkap ekspresi aneh Ryujin sebelum tersenyum. Mereka hanya merasa, Ryujin sedang tidak benar-benar tulus tersenyum.
"Eonni, ayo kita bermain!" Rengek Yuna setelah sebelumnya berhambur merangkak menuju Ryujin.
"Sama Jisung saja gih."
Yuna cemberut. Nggak Chaeryeong, nggak Ryujin, nyuruhnya ke Jisung mulu. Sebenarnya, bukan salah mereka juga sih. Kan, emang biasanya Yuna nempel melulu sama Jisung. Jisung kemana, Yuna ikut. Jisung makan, Yuna makan. Jisung jungkir balik, Yuna diam. Soalnya Yuna nggak bisa jungkir balik. Tapi yang jelas, sejak bertemu Jisung, Yuna menemukan hobi barunya. Yaitu mengikuti kemanapun Jisung pergi.
"Memangnya kau ingin bermain apa?" Tanya Lia yang akhirnya tidak tega melihat Yuna merengek.
Dengan wajah cerah Yuna menepuk tangannya girang. "Petak umpet!"
Ke-4 temannya saling melempar tatapan. Bukannya tidak mau meladeni Yuna. Hanya saja, permainan petak umpet di malam-malam begini. Apa tidak horor? Belum lagi mereka sedang berada di tengah hutan. Takutnya kan, ada yang ikutan main petak umpet kayak di film The C*njuring.
"Tapi kan, ini sudah malam."
Yuna cemberut dan berdiri seraya menarik-narik tangan Lia. "Ayo Eonni, aku bosan."
KAMU SEDANG MEMBACA
No More Home
FanficPercayakah kalian bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang lebih dari hanya sekedar mengingat dan memberi sinyal ke tubuh? Beberapa orang memiliki otak yang dapat menolak Virus dan menjadikan diri kebal terhadap virus. Mereka disebut imun. Sebuah...