Sebelum penyerangan
"Kenapa kau menariku ke sini? Hei, aku sudah bilang kalau aku tidak apa-apa. Aku kuat." Gerutu Lia pada seseorang yang telah menariknya sampai ke ruang medis.
Jaemin menghiraukan semua ucapan yang lebih mirip protes dari Lia. Jaemin sendiri bingung, buat apa dia menarik Lia dan merasa tidak nyaman bila Lia berlama-lama di lapangan. Nalurinya hanya berkata "pisahkan Hyunjin dengan Lia" dan bodohnya dia malah mengikuti nalurinya itu. Dalam hati Jaemin sebenarnya sudah mulai berperang antara batinnya dengan kesadarannya. Mereka memperdebatkan kelogikaan dan perasaan seorang Jaemin. Bahkan Jaemin sendiri bingung, bagaimana caranya untuk memisahkan kedua bagian dalam dirinya yang tengah bertengkar sengit itu.
"Hei!! Jaemin-Ssi apa kau mendengarku?" Lia menarik tangan Jaemin karena kesal Jaemin tidak mengindahkan semua protesannya.
"Bagaimana bisa kau berkata tidak apa-apa padahal ku lihat sendiri kalau kau merintih sebegitu kesakitan nya. Kau ini bodoh atau bagaimana?"
Lia terkejut mendengar jawaban Jaemin. Kenapa Jaemin jadi sok Sokan peduli begini? Seingat Lia, sifat Jaemin tidak begini. Padahal sebelumnya, Jaemin melatih Lia bagai penunggang kuda yang memecut kudanya. Tapi sekarang, Jaemin malah bertingkah sok peduli begini. Lia terkadang bingung melihat sikap Jaemin yang berubah-ubah. Pertama kali bertemu, Jaemin terlihat seperti seseorang yang misterius bagai malaikat. Lalu saat di arena, Jaemin menjelma bak si raja rimba yang menguasai arena. Dan sekarang, Jaemin justru terlihat seperti seorang remaja yang dimabuk asmara. Dasar plin-plan, padahal Jaemin lebih tua dari Lia.
"Kenapa kau jadi sok peduli begini?"
"Kenapa aku sok peduli? Sekarang aku tanya, kenapa kau sebegitu tak sukanya aku menjauhkanmu dari seseorang yang bernama Hyunjin itu?"
Lia mengernyit heran. Kenapa sekarang Jaemin membawa-bawa nama Hyunjin?
"Tunggu, kenapa jadi Hyunjin-oppa?"
Jaemin bergeming. Kesadarannya seolah kembali kepada raganya. Jaemin baru sadar dengan apa yang dia katakan. Bahkan batinnya dan kesadarannya yang tadinya sedang berseteru, kini bekerja sama untuk merutuki Jaemin yang bodoh. Otaknya saja sampai tak mampu lagi untuk merangkai kata. Mungkin otak Jaemin sudah lelah menahan malu sampai tak lagi mau memproduksi kata-kata.
"Kenapa kau tiba-tiba membisu?" Lia menyilang kan tangannya di depan dadanya.
Jaemin hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mungkin jika Jaemin adalah seorang remaja berumur 16 tahun masih wajar baginya untuk terlibat ke dalam pertengkaran bodoh ini. Tapi, dirinya sudah berumur 19 tahun dan sudah tak pantas memperdebatkan hal yang memalukan seperti ini. Jadi, lebih baik dirinya mengalah dan menghindari pertengkaran ini. Karena kalau dilanjutkan, bisa sangat berbahaya dan tidurnya nanti malam akan terancam dengan pikiran yang tak henti melayang.
"Maaf, aku hanya ingin mengobatimu." Kata Jaemin menurunkan nadanya. "Aku hanya tidak ingin dianggap sebagai mentor yang kejam. Makanya aku ingin mengobatimu di sini. Aku khawatir."
Lia terdiam mendengar kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Jaemin. Sebenarnya, ini bukan saat yang tepat bagi Lia untuk terbawa perasaan. Tapi, sayang saja hatinya sudah terhanyut akan rasa terharu dan sedikit terhanyut akan kata-kata Jaemin barusan. Walau, seharusnya dia sedikit lebih menunjukkan kewibawaan nya sebagai perempuan mahal. Itulah kenapa Lia seketika menyadarkan dirinya dan terus mengingatkan kepada dirinya kalau Hwang Hyunjin adalah satu-satunya lelaki yang ada di hatinya. Titik dan sangat mutlak.
"Oh, terimakasih."
Jaemin hanya mengangguk kecil dan melangkahkan kakinya ke lemari kecil untuk mengambil salep. Sedangkan Lia, dirinya mendengar sebuah suara yang menggangu telinganya. Suara itu terdengar cukup jauh tetapi masih terdengar jelas di telinganya. Seperti sihir, suara itu menutup semua suara yang ada disekitar Lia sehingga di telinganya hanya ada suara itu. Suara yang memanggilnya terus menerus.

KAMU SEDANG MEMBACA
No More Home
FanfictionPercayakah kalian bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang lebih dari hanya sekedar mengingat dan memberi sinyal ke tubuh? Beberapa orang memiliki otak yang dapat menolak Virus dan menjadikan diri kebal terhadap virus. Mereka disebut imun. Sebuah...