Tentang BAKSO

65.3K 5.3K 60
                                    

Gue menghampiri si Reyhan dan Sasa yang bergantian melayani pesanan bakso.

Ting.. Ting.. Ting..

Gue mengetuk mangkok menggunakan sendok seperti Tukang Bakso.

Lah iya... Kan ini emang jualan Bakso!

"Lo cuci mangkok nyet," Baru juga mau mendudukkan bokong semokku ini, lagi lagi ada aja penghambatnya.

"Yaelah anjir, baru aja gue mau duduk".

"Rey, gue yang nganter lo yang cuci mangkok ya, tangan gue makin kasar ntar kena sabun colek mulu," Ucapku yang langsung dapet pelototan dari Reyhan.

"BISMILLAH HEADSHOT".

Tuk!

Sendok pun pelayang dijidat Gue. Gue meringis merasakan panas dijidat, sedetik kemudian Gue nyengir melihat Reyhan yang mendumel sambil mencuci mangkok.

"Mbak Gena, Saya Bakso satu sama es teh ya," Gue menoleh kebelakang, lalu tersenyum.

"Satu biji pak?" Gue terkekeh kala Pak Yanto tertawa menanggapi guyonan Gue.

"Satu mangkok to". Balasnya.

Pak yanto adalah satu satunya dosen favorit gue, orangnya humoris dan membaur dengan mahasiswanya. Best pokoke.

"Siap, ditunggu ya Pak," Gue Berjalan kearah gerobak dan membantu Sasa menyiapkan Bakso kemangkok.

Gue bolak balik macam setrika mengantar pesanan, ada yang lesehan dirumput bawah pohon ada yang digazebo.

Gue mengambil mangkok temen temen Gue yang udah pada selesai makan.

"Bakso 3, lontong 7, es teh 3," Temen gue menyebutkan apa aja yang mereka ambil.

"Asupan lo banyak amat Sat, jadi 40,"Ucapku setelah menotal.

Dia lalu menyerahkan uang 50 ribu.

"Beli bakso gak gratis yang jualan nih?". Ucapnya.

"Oh lo mau sama juan bang? Ntar gue sampein". Balas gue, dia hanya ketawa sama temen temennya.

"Bentar gue ambil kembalian".

"Gausah ambil aja," Ujarnya.

"Aduhhh makasih Bang-Sat ganteng," Gue paling seneng kalau ada pembeli kek gini, lumayan.

"Dikasih lebih malah ngatain lo".

Gue hanya ketawa, namanya Satria wibiardi. Kating satu tahun diatas gue.

Gue kembali membawa mangkok bekas temen temen gue.

"Mbak Gena tambah satu ya, sama teh anget," Teriak seseorang yang gue hapal banget suaranya. Suara Pak Yanto.

"SIAP PAK!" Gue balas teriakan aja tanpa menoleh keorangnya. Gini nih kalau jam makan pasti rame. Gue sibuk digerobak bantuin Sasa sampe gak bisa tengok kanan tengok kiri.

Gue berjalan sambil membawa mangkok dan teh anget dinampan menuju tempat Pak Yanto.

"Silahkan Pak Bos," Sangking akrabnya Gue sama Pak Yanto, kadang kadang Gue manggil beliau kayak gini. Eitttsss, tapi kesopanan tetep ada ya!

"Kasih ke Pak Gio," Balas Pak Yanto sambil menikmati baksonya dan menunjuk orang disampingnya.

Gue baru sadar disampingnya ada orang.

Pak Gio mengambil mangkok sama teh anget yang ada dinampan. Gue yang awalnya berniat untuk kembali ke sasa terhenti gara gara Pak Yanto.

"Duduk sini dulu, lama gak ngobrol ngobrol kita hahaha," Gue cuma nyengir membalas ucapan Pak Yanto.

"Juannya kelas?" Tanya pak yanto.

"Iya pak, maka dari itu saya gantian yang jaga".

"Enak kan pak, saya mah langganan sama gena," Ujar pak yanto ke pak gio dan dibalas Pak Gio dengan manggut manggut.

Gak bisa ngomong Lo?!!

"Jualan ini punya kamu?" Kali ini gue menoleh ke Pak Gio.

"Punya temen saya," Jawabku seadanya. Ngeri juga Gue ngobrol sama orang ini.

"Cabang deket lampu merah rame juga ya Gen, hebat si Juan gabut gabut berfaedah. Gak kayak orang sebelah kanan Saya yang gabut malah nongkrong di Cafe punya anak Dosennya".

Gue yang awalnya senyum seketika luntur.

Tersindir!!!

"Yeh... si Bapak, mainnya sindir sindiran," Balasku yang hanya ditertawai Pak Yanto.

Kerap Gue tak sengaja bertemu Pak Yanto di Cafe Rindu, yang tidak lain adalah Cafe anaknya.

"Gen, ikut pulang gak lo?" Gue menoleh ke samping mendapati Reyhan yang sudah naik motor Gue dan tas Gue yang diapit kakinya.

"Yeh... main srobot aja Lo. Ini kan motor Gue, Kenapa malah lo yang nawarin," sewotku menyahut sambil mencebik malas dengan kelakuan Reyhan yang gak ada akhlak.

"Juan? Sasa?"

"Kata sasa suruh duluan, dia mau gladi kotor jadi suami istri dagang bakso sama juan". Balasnya enteng.

"Saya permisi pulang duluan pak," Gue menunduk memberi sopan ke Pak Yanto dan Pak Gio lalu naik kemotor.

"Mari pak," Pamit reyhan.

*******************************

NINGGALIN JEJAK YA KAWANSSSSS
LOPYU<3

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang