Salah Paham

25.4K 2.3K 60
                                    

GENA

Memasuki beberapa minggu setelah kejadian dimana Pak Gio mematahkan kabar baik yang gue bawa, gue lebih suka keluar malam motoran atau sekedar nongkrong ditempat angkringannya anak anak. Pokoknya gue menyibukkan diri yang jatuhnya malah sok sibuk aja sih. Gue mencoba damai dengan keadaan, mengikhlaskan yang telah pergi dan melanjutkan kehidupan gue sendiri seperti yang ia katakan.

"Mbak gen".

Gue menoleh saat nama gue dipanggil

"Mbak, gue perlu ngomong sama lo".

"Tentang?".

"Mas Gi-".

"Hasksksksksk, jangan sebut nama itu. Tutup mulut laknatmu tumini. Gini ya Tir, gue sama kakak lo cuma Dosen Mahasiswi gak lebih. Jangan bahas lagi ya. Gue duluan".

Gue udah gak mau lagi berurusan dengan kakaknya, jika terpaksa harus berurusan itupun hanya karena kuliah. Hubungan gue sama Tiara juga masih seperti biasanya, tak ada yang berubah.

Gue menarik nafas dalam dan menghembuskannya.

Hidup perlu oksigen, bukan perlu Gio.

Dia udah ada pilihannya sendiri, yang pasti bukan gue pilihannya.

Gue tersenyum menyemangati diri sendiri dan berjalan kembali menuju kantin.
_____________________________________

"Eiitttsss sumringah banget perasaan, nomor lo keluar ya".

Gue memukul pelan Septa.

"Lo kira gue ikutan Togel".

"Lo kurusan Gen, duwit lo abis?". Tanya. Reyhan.

"Hati yang gue abis".

"Idiwww".

"Sekarang gapernah liat lo tengkar sama Pak Gi-".

"HASKSKSKS diem mulut lo, ngancurin Mood gue aja lo. Gausah bawa nama itu kalau ada gue, gue ini lagi ber Self Healing".

"Dih gaya lo, ada masalah apa lo sama beliau?".

"Gapenting banget sih ngebahan ginian, orangnya udah mau kawin gausah dibahas didepan gue".

Septa dan Reyhan saling tatap, gue bomat aja lah ya.

"Lo tau dari mana?". Tanyanya

"Orangnya sendiri yang bilang, makanya gue udah galagi deket deket. Dia juga yang nyuruh gue hidup masing masing dan anggap kalau gue sama dia gapernah ada apa apa". Jelasku.

"Oh jadi lo sebelumnya ada apa apa". Septa menaik turunkan alisnya.

Keceplosan anj.

"Apasih lo, kagak". Gue melempar kulit kacang kemukanya.

"Tuh orangnya dibelakang lo bingung cari kursi". Gue menoleh kebelakang dan benar saja, dia berdiri sambil membawa nampannya.

"PAK GIO, SINI PAK ADA KURSI KOSONG".

Gue melotot ke arah reyhan dan septa yang dengan entengnya manggil.

"Gak asik lo berdua". Gue beranjak dari kursi dan berjalan keluar kantin.

Saat keluar dari kantin gue berpapasan dengan Si Topik Pembicaraan, namun gue acuh tak menyapa. Males.
______________________________________

Gionino Aksario

"PAK GIO, SINI PAK ADA KURSI KOSONG".

Aku menoleh kearah panggilan itu, mahasiswaku yang sudah sangat aku hafal, dan perempuan yang sudah tidak asing lagi bagiku.

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang