Gue memasukkan motor di parkiran dalam kos kos an, baru saja nyampe udah disambut penunggu kos kos an yang jarang mandi.
"Baru pulang nihhhh".
"Oh engga dek, ini baru mau berangkat". Tiara cuma terkekeh nanggepin gue.
"Mau kemane, tumben mandi". Sambungku.
"Kencan lah. Masa kayak lo, jomblo mulu mbak". Oke gue kalah.
"Bodo, penting duwit gue banyak". Gue melenggang masuk ke kamar kos gue.
Rebahan adalah ritual meluruskan tulang punggung yang telah kaku kaku.
Gue menaruh tas ke meja belajar dan langsung ambruk ke kasur kesayangan gue.
Krucut.. Krucut..
"Aelahhh, waktu gue udah rebahan aja lo bunyi". Gue bangkit dari acara rebahan dan mengambil panci Rice Cooker Miyako serba guna.
Kenapa gue kata serba guna? Karena selain memasak nasi gue juga suka bikin mie di Rice Cooker. Males banget mau kedapur kos an.
Gue mengambil stok mie dibawah meja lalu menuangkan air ke panci Rice Cooker dan menutupnya supaya mendidih terlebih dahulu.
Dringg.... Dringg....
Gue menoleh ke arah ponsel yang tergeletak dikasur.
Seperkian detik gue mengamati nomor tersebut, dan teringat angka belakang nomor tersebut punyanya Garang eh Rio maksud gue.
"Hallo, kenape?" Dia terkekeh sebelum menyahuti ucapan gue.
"Kenapa galak sekali". Katanya.
"Ga, b aja sih".
Gue mengLoudspeaker sambil gue tinggal bikin mie.
"Sudah pulang kah?". Tanyanya.
"Udah, baru aja".
"Sedang apa? Kok grasak grusuk dari tadi".
Kepo mulu, gue siram pake air bekas rebusan mie nih lama lama.
"Bikin mie, mo makan. Laper gue".
"Jangan terlalu sering makan mie, bilang sama aku kalau laper aku go food in".
DIHHHHHH. SOK DEKET. SOK IYE.
"Hmmmm".
Kita sama sama diam, gue bersila sambil makan mie yang baru aja mateng.
"Gak ada kerjaan ye lo, nelfon in gue mulu perasaan". Gue memecah keheningan.
"Istirahat dulu, capek ngeliat laptop mulu". Jawabnya.
"Kerja apaan btw, gak mungkin lo cuma main anonymous buat nglampiasin napsu doang". Sindirku.
"Hahaha, udah aku hapus aplikasinya. Udah nemu yang cocok".
"Aku pengajar". Sambungnya.
Uhuk.. uhuk..
Gue berlari ke arah galon, dan meneguk segelas air.
"Pelan pelan kalau makan". Ucapnya diseberang sana.
"Bisa bisanya lo guru tapi kelakuan kayak gini". Todongku.
"Hahaha lebih tepatnya aku Dosen".
Gue melotot sempurna, bisa bisanya seorang dosen yang harusnya berwibawa malah sange an. Gue kalau jadi mahasiswanya udah was was banget nih.
"Gila sih lo, gue kalau jadi mahasiswa lo mungkin udah was was banget". Dia terkekeh diseberang telfon sana.
"Aku juga tidak mungkin meniduri mahasiswaku sendiri Maudy". Sambungnya.
"HAH?! LO BELI YAAAA. ASTAGHFIRULLAH TOBAT RIO MAK LO LIAT". Terdengar gelak tawa keras diseberang telfon sana, cukup lama dia tertawa.
"Engga, engga gitu maksud aku. Aku tidak pernah meniduri siapapun". Jawabnya setelah tawanya reda.
"Kurang kurangin noh kegiatan unfaedah lo itu, nikah kek sono biar gak main Solo". Gue berjalan ke arah keranjang piring kotor dan berjalan kearah luar ketika ada suara motor berhenti.
"Nikah sama kamu ya".
"Ha? Gimana, sorry ga denger abis dari depan". Ucapku.
"Nikah sama kamu ya". Ulangnya.
"DIHHHH YANG BENER AJA". Spontan gue nyolot, yakalik sama dia. Bayangan gue tuh nikah sama Akhi Akhi Soleh.
"Hahaha, kenapa tidak? Aku tampan loh".
"Semerdeka lo aja, gue mau tidur. Udah dulu, sono lo kerja biar pikiran kotor lo ga dateng".
"Mau aku kelonin?". Gue melotot ketika mendenger ucapan Rio yang tanpa dosa.
"Setres". Gue mematikan sambungan telefon dan melanjutkan rebahan untuk tidur.
***********************************
Jangan lupa ninggalin jejak yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Relationship
Fiksi RemajaAUTHOR SALAH KASIH JUDUL⚠️😭 Kalau kalian mengira ini berisi cerita hot++, KALIAN SALAHHHHH. INI LEBIH KE COMEDI hotnya dikit doang😭🙏 Virtual?? WAJIB MAMPIRRRR!!! ________________________________________ Andai saja waktu itu Gena tak meladeni Chat...