Asing

23.3K 2.2K 43
                                    

Gionino Aksario

Aku berangkat dengan berusaha menguatkan hati, menjaga agar tak hancur jika melihat Gena.

Namun sepertinya tuhan sedang menguji kekuatan hatiku, orang yang akan aku hindari kini didepanku sedang tertawa dengan teman temannya.

"Pengantin baru mah hawanya beda, segerrr".

"Iyalah, kagak kayak muke lo. Asem mulu tiap hari". Kali ini dia sendiri yang menimpali.

Aku berbelok memilih melewati tangga dari pada harus mendengarkan kalimat yang bisa membuatku hancur.
_____________________________________

GENA

"Eh gue duluan ya, mau nyari Pak Gio. Ada urusan". Pamitku.

"Semangatttt, semoga segera bisa nyusul gue". Timpal Juan.

Jika kalian pikir gue yang menikah, kalian salah besar. Memang benar waktu itu gue yang diajuin untuk dijodohin, tapi bukan gue yang akhirnya menikah sama Juan.

Flashback

"Heh lo ngapain dimari". Todong gue.

"Gue mau nemuin orang, gue dijodohin anjir".

Gue membulatkan mata dan terbengong

"Lo kenapa?". Tanyanya.

"Jangan bilang kalau...".

"Gue sama lo?".

"Kok bisa gini sih anjing".

"Gak mau tau, lo batalin ini semua".

"Mana bisa gen, bokap gue sakit sakitan. Dia pengen liat gue nikah, gue anak satu satunya. Gue udah nolak dengan alasan terlalu muda, tapi bokap tetep nyuruh gue dengan alasan juga yaitu gue udah bisa nyukupin kebutuhan".

"Gimana ceritanya nyokap gue bisa kenal sama bokap lo".

"Ya mana gue tau, temen bisnis katanya".

"Gue cinta sama orang lain ju, gue jatuh cinta sama Pak Gio. Gue juga gak bisa nerima semua ini".

"Gue, gue juga cinta sama orang lain Gen
Sasa, selama ini gue cuma diam, gue gak mau merusak persahabatan gara gara perasaan gue".

"Nah ini.... Sekarang kesempatan lo buat dapetin dia dengan cara yang baik. Gue akan bantu lo buat ngeyakinin dia, dan kita terbebas dari perjodohan konyol ini. Asal lo tau, sasa juga ada perasaan sama lo".

***
Jadi, akhirnya gue terbebas dari perjodohan konyol itu dan juan menikahi sasa. Ayahnya gak menutut supaya dia menikahi gue, tapi dia menuntut Juan supaya segera menikah karena ketakutannya yang tak bisa melihat Juan menikah karena kondisi kesehatannya.

Agak susah sebenarnya untuk menyakinkan orang tua Sasa mengingat mereka masih Kuliah. Tapi akhirnya mereka mempercayakan Sasa ke juan.

Dan selama beberapa hari gue balik kampung sama reyhan itu ya karena nikahan Sasa. Gue sama reyhan ikut membantu persiapan.

*******

Gue berjalan melewati koridor, beberapa temen temen menyapa gue sampai pada arah tangga seseorang yang gue cari muncul.

"Pak".

Beliau menoleh sebentar, tapi tak menghentikan langkahnya.

Gue sedikit berlari dan menyamakan langkah.

"Pak saya perlu bicara?".

"Ada apa? Semester kamu tidak ada kelas saya kan".

Kenapa dia?

"Bukan itu, saya mau bahas hal pribadi".

Dia mengernyit sebentar

"Masalah pribadi? Saya rasa kita tak ada masalah pribadi". Ucapnya dan berjalan mendahului gue.

"Pak Gio kenapa sih". Beliau menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah gue.

"Kamu denger baik baik, anggap kita tak pernah ada apa apa. Kamu urus kehidupan kamu, saya urus kehidupan saya sendiri. Sudah, selanjutnya kita hanya Dosen dan Mahasiswi tak lebih".

Beliau berjalan meninggalkan gue yang memaku ditempat. Gue melihat punggungnya yang makin lama makin menjauh dan menghilang dibalik tembok.

Kenapa sakit mendengar ucapan itu.

Apa perjodohannya beliau terima?

Jadi sia sia perjuangan gue ngebatalin perjodohan sama Juan?
_____________________________________

Gionino Aksario

Sesak kala aku harus mengucapkan hal itu tadi

Kamu denger baik baik, anggap kita tak pernah ada apa apa. Kamu urus kehidupan kamu, saya urus kehidupan saya sendiri. Sudah, selanjutnya kita hanya Dosen dan Mahasiswi tak lebih

Aku meraup wajah kasar, gelisah tak karuan menjadi satu di hatiku.

Kenapa semua seperti ini?

Aku menyandarkan badan ke tembok ruangan dan menatap lurus ke luar jendela.

Gena.

Dia disana.

Sendiri

Jika biasanya aku akan menghampirinya, sekarang aku harus menahan untuk tidak mendekatinya.

Kenapa dia? Apa dia tidak apa apa?

Aku terus menatapnya dari jendela, dia nampak menunduk sendiri di taman Fakultas.

Apa dia juga merasakan sesak sepertiku?
______________________________________

GENA

Di Lain Sisi

Berulang kali gue menghela nafas lelah, pikiran gue kalut diisi penggalan obrolan dengan Pak Gio tadi.

Kamu denger baik baik, anggap kita tak pernah ada apa apa. Kamu urus kehidupan kamu, saya urus kehidupan saya sendiri. Sudah, selanjutnya kita hanya Dosen dan Mahasiswi tak lebih

"Gue kira ini semua bakal jadi kabar baik buat dia, nyatanya dia malah benar benar mengakhiri semuanya"

"Capek capek gue bolak balik sama Juan ke rumah Sasa biar pejodohan ini gagal. Ampe diguyur aer bapaknya dikata cuma main main, eh dianya sekarang yang permainin gue".

"Secakep apa sih lo doh jodoh, kenceng amat doa lo ampe gue gagal mulu".

Gue mendumel sendiri ditaman Fakultas, bodo amat dikata gila.

Lalu yang dikatakannya waktu dibali itu omong kosong?

Bangkek emang. Mana gue percaya banget.

Tapi kalau memang ini jalan yang dipilihnya, gue akan mengalah.

Biar gue sembuh dengan sendirinya.
_____________________________________

Hallo guys, update lagi nihhhhh❤️

Gena nya masih menjombloooo belom nikah tuhhhhh.

Langsung ngamuk duluan dah lo pada.

Bisa kebaca lah ya alurnya lama lama, kagak kebaca ya auah males jelasin.

Jangan lupa ninggalin jejak, MAKSA🔪😤🥰

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang