Tunangan?

25.7K 2.3K 20
                                    

Gionino Aksario

"Mau kemana?".

Aku menghentikan langkah Gena yang keluar dari rumah.

"Saya pulang dulu pak, Terima Kasih bantuannya".

"Saya antar".

Dia menggeleng pelan.

"Terima kasih pak, saya bisa sendiri".

"Tidak, saya antar. Tunggu sebentar".

Aku mengambil kunci mobil dan ponsel dan menghampiri Gena lagi.

"Kamu jadiin saya supir?".

Aku menggeleng tak habis pikir.

Dia terkekeh dan pindah ke depan, disampingku.

"Kenapa bisa hujan hujanan tadi?".

"Sengaja pak".

Aku menoleh kearahnya sebentar dan berfokus pada jalan lagi.

"Maaf pak, jadi ngrepotin".

Aku tersenyum sekilas

"Enggak, saya gak merasa direpotkan".
__________________________________

Setelah beberapa menit perjalan akhirnya sampai didepan kos an Gena.

"Waduh". Aku menoleh ke arahnya yang terburu buru membuka seatbelt.

Seorang pria menghampiri mobilku dan mengetuk kaca mobil sebelah Gena.

"TURUN".

"Aku belain kamu didepan mama, tapi sekarang kamu malah sama laki laki lain? Gini cara kamu?". Laki laki itu menyeret Gena.

Laki laki yang ternyata orang yang sama saat menjemput Gena di kampus tadi.

Aku ikut turun dari mobil dan menahan Gena

"Jangan kasar sama perempuan".

Laki laki itu menyorotku tajam.

"Lo gak usah ikut campur". Laki laki itu menunjukku.

"Beliau Dosen aku, tadi aku nebeng".

"Masuk". Titah laki laki itu.

Gena mengangguk dan masuk ke dalam gerbang kos an.

"Kita sama sama laki laki, gue tau dari cara lo natap dia bukan sekedar mahasiswi dan dosen. Gue peringatin sama lo, jangan sekali kali lo deketin Gena dengan alasan lo DOSENNYA. Dia tunangan gue, harusnya lo punya batasan kalau lo anggap dia mahasiswi biasa. Jangan coba coba masuk di antara gue dan Gena".

Laki laki itu menyenggol bahu ku dan masuk ke kos Gena.

Aku terdiam mencerna kata katanya.

Tunangan?

Aku terlambat
____________________________________

GENA

Gue terduduk di kursi teras kos an, kenapa harus gini sih.

"Jangan deket deket sama dia". Riko duduk disebelah gue.

"Dia dosen aku mas".

"Iya aku tau. Tapi kamu tau dia ada perasaan sama kamu apa enggak? Dari cara dia natap kamu dikampus tadi aja udah bisa diartikan kalau dia ada rasa".

Gue terdiam, tanpa Riko kasih tau sebenarnya gue juga paham.

"Aku gak mau kehilangan kamu".

Riko menggenggam tangan gue.

"Mama kamu gak setuju kalau kamu sama aku mas".

"Beri aku waktu lagi, aku akan ngeyakinin mama. Aku gak mau ngecewain orang tua kamu, aku gak mau ngecewain kamu juga".

"Aku serius sama kamu. Aku mau kamu jadi istri aku nanti".

Dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil.

"Ini bukti aku, kalau aku serius sama kamu".

Sebuah kotak dibukanya dan satu cincin nampak disana.

"Kalau kamu yakin juga sama aku, kamu pakai atau seenggaknya kamu simpan. Aku udah nunjukin keseriusan aku, aku gak mau ngecewain. Jadi kamu jangan ngecewain aku".

Gue mengangguk.

"Sabar dulu ya, mama pasti luluh".

Dia mengusap pipi gue pelan dan tersenyum.

"Aku nungguin kamu dari tadi. Kata temen kos kamu, kamu belum pulang. Aku telfon juga gak diangkat".

"Kamu telfon aku? Aku gak denger tadi".

"Lihat aku".

Gue menatap tepat dimatanya.

"Kita yakinin mama".
_____________________________________

Hallo guys, update lagi nih. Terima kasih ya yang udah nungguin, jangan lupa ninggalin jejak yawww❤️

Masa ga ada tim nya Riko nih?

Fix ini kayaknya si Gio bakal jadi Sad Boy UBB huhuhu:"(

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang