AUTHOR
Didepan warung yang bertuliskan Mak Jum terdapat empat orang yang tengah duduk sambil menyantap makanan khas anak kos, Indomie.
Dari empat orang itu hanya satu yang dari tadi melamun sampai sampai ketiga temannya ikut terbengong melihat tingkahnya.
"Ampe lebaran monyet juga gak akan abis tuh kuah kalau lo nyruputnya pake garpu bego". Kesal dengan temannya yang mendadak seperti orang abis terhipnotis akhirnya ia menegur.
"Ha? Oh". Yang ditegur seperti masih linglung dan mengambil sendok.
"Ha oh ha oh, artis bokep lo". Timpal teman satunya.
"Kenapa lu gen, dari baru dateng ampe sekarang bengong mulu. Mana badan geter geter lagi". Gena tak menyahuti, ia tetap memakan indomienya dengan tatapan kosong.
"HIHHHH, gue guyur juge lu". Sahabat perempuannya juga ikut ikutan kesal.
"Udah ah, ga asik lo semua". Gena beranjak dari duduk dan meninggalkan ketiga temannya yang terbengong itu.
"Gak asik ndasmuuu". Teriak salah satu teman gena.
****
GENA
DUKK..
"SIAPA SIH NAROH MEJIKOM DIMARI". Gue mengelus kaki yang abis nendang magicom. Kesal dengan semuanya, magicom disitu juga salah. Semua salah. Gue doang yang bener.
Setibanya dikos an gue langsung nubruk ke kasur, efek syok dari ruangan pak gio masih kebawa sampe sekarang.
Gue mengambil selimut dan menutupi seluruh tubuh gue dengan selimut. Dingin, padahal siang siang.
Gio bangkeee.
**********
GIONINO AKSARIO
"Ck.. dimana dia". Aku mencoba menghubungi Maudya, dari kemarin sore pesanku belum juga dibaca. Last seennya menunjukkan sekitar jam 11an.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi".
Nomornya juga tidak aktif. Padahal tadi sempat aktif dan malah menolak panggilanku.
Aku masih berpikiran positif, mungkin saja memang masih sibuk atau bisa saja masih ada kelas.
********
GENA"WAAANNJINGGGGGGG.... Srruuppttt".
"Bersin ya bersin aja anjir, gausah pake ngegas segala". Tiara menggeplak tangan gue. Dari tadi dia disini nemenin gue, ngoceh ngoceh sendiri karena gue males ngomong.
"Es terosss". Ucapnya.
"Dinginnnn, matiin ACnya napa sih".
"Kebawa bersin otak lo ikutan ke geser kayaknya mbak, MANE ADA AC DIKAMAR LO". gue mencebik pelan.
"Ngegas mulu bawaan lo". Sahutku.
"Abis makan apaan sih lo, panas banget badan lo tadi". Tanya tiara.
"Nggak ada". Gue memegangi selimut karena hawanya masih kayak dingin.
"Ngigo gak jelas lo tadi mbak, mana maki maki pak gio juga".
"HSHAHSHSHSAASA diem lu, jangan sebut sebut nama tuh orang". Selaku.
"Kenape?".
"Pulang dari ruangan tuh orang gue demam kek gini".
"Diapain lu anjir". Tawa Tiara pecah sambil mengegebuk gue.
"Gak ada. Pemicu sawan keknya tuh orang".
"Sembarangan aje, dikira dedemit".
"Eh mbak". Sambungnya.
"Ha?".
"Keknya emang beneran ada deh, cewe setres yang mau sama pak gio. Soalnya gue pernah denger dia telfonan aku kamu an sambil ketawa ketiwi".
KEMUNGKINAN ITU GUEEEEEEE.
Tapi lo yang jadi sugar babynya huhu.
"Bodo, gapenting". Sahutku dan beralih tidur membelakangi Tiara.
"Gue go food in makanan tadi, lo angetin sendiri ye. Gue balik ke kamar". Pamit tiara dan gue jawab dengan gumaman.
Bayangan foto foto yang pernah dikirim pak gio ke gue tetiba sliweran diotak.
"ANJING. Mana hp mana hp, gila gue lama lama". Gue kelibengan nyari ponsel berniat menghapus foto foto itu.
Gue menutupi mata dengan sebelah telapak tangan dan menghapus satu persatu foto laknat yang kesimpen dialbum Whatsapp Image.
Gue mengatur nafas, pikiran tentang pak gio masih saja menghantui gue.
__________________________Hallo guys, Akhirnya "siapa itu rio" udah kebongkar di Gena tapi "Maudya" masih belum terbongkar. Terima kasih yang sudah menunggu, secepatnya akan diupdate. Akan banyak keseruan dan kesedihan yang akan muncul dipart selanjutnya. Untuk Endingnya belum tau ya, bisa jadi Sad Ending atau malah Happy Ending. Tingkyu, Jangan Lupa Untuk Ninggalin Jejak❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Relationship
Teen FictionAUTHOR SALAH KASIH JUDUL⚠️😭 Kalau kalian mengira ini berisi cerita hot++, KALIAN SALAHHHHH. INI LEBIH KE COMEDI hotnya dikit doang😭🙏 Virtual?? WAJIB MAMPIRRRR!!! ________________________________________ Andai saja waktu itu Gena tak meladeni Chat...