GENA
"Mampir dulu mau nggak?".
"Takut".
Saat ini gue berada didalam mobil Riko, sebucin ini dia sama gue. Sebenarnya gue nggak ada nyuruh dia jemput, tetiba aja dateng.
"Takut kenapa sih..". Tanyanya, tangannya sama sekali tak terlepas jari gue.
"Mama kamu". Jawabku lirih.
Dia berdecak pelan
"Kan aku udah bilang, mama emang gitu kalau sama orang baru. Kadang judes, tapi baik kok. Masa sama calon mertua takut sih". Jawabnya sambil terkekeh.
Beginilah Riko, selalu ada aja kata katanya yang ngebuat gue sedikit tenang.
Pertama kali gue menginjakkan kaki di rumah Riko mamanya sama sekali tak menganggap gue ada. Hanya papanya yang ngajak gue ngobrol. Papanya baik, mamanya kek setan.
Astaghfirullah calon mertua gen.
"Ya udah deh".
Akhirnya gue mengalah dan mengiyakan untuk mampir kerumah Riko.
___________________________________"Gak usah takut". Ucapnya.
Gue masuk kedalam rumah Riko, rumahnya sangat besar.
gue ulangin, SANGAT BESAR.
"Ma.. aku pulang".
Gue duduk di sofa ruang tamu depan.
Langkah kaki terdengar menuruni tangga, perasaan dagdigdug pun tak bisa gue cegah.
Tante Wina menatap gue dari atas sampai bawah.
Gue mengulurkan tangan untuk menyalaminya, namun tak digubris.
Uluran tangan itupun gue tarik.
"Maa.. jangan gitu lah". Rengek Riko.
"Ngapain kamu bawa dia ke rumah kita, ngotorin lantai aja".
Sakit.
"Mama.."
"Orang tua kamu kerja apa".
"Petani tante".
"PETANI? Cuma anak petani gini kamu pacarin Rik? Yang bener aja kamu".
Gue tersenyum kecut.
Jika kemarin kemarin gue dibela om Arta, kali ini tidak. Om Arta tak ada disini.
"Ma.. aku cinta sama Gena". Sahut Riko.
"Cinta cinta, kamu sadar dong Rik. Kamu ini anak siapa, dia itu bukan Level kamu".
Gue menggigit bibir dalam bagian bawah.
Perih.
"Kamu juga, kamu mau manfaatin anak saya ya. Kamu tau kalau dia anak orang kaya kan, jadi kamu deketin".
Gue menggeleng pelan.
Sedari kenal pun gue gak tau kalau dia anak orang berada, dia gak pernah cerita.
Baru baru ini gue tau kalau mamanya Anggota Dewan, Ayahnya seorang pengusaha yang meneruskan perusahaan kakek Riko dari Tante Wina.
"Ma, cukup".
"Kamu itu jangan mau dibodohin Rik, dia itu cuma mau manfaatin kamu. Kamu lebih cocok sama Rinjani".
Gila, sakit banget.
"Ma.. mama hargai pilihan aku dong. Aku cinta sama Gena, aku mau terima Gena bagaimanapun keadaannya".
"Mama yang gak bisa terima". Sahut Tante Wina dengan lantang dan beralih ke gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Relationship
Teen FictionAUTHOR SALAH KASIH JUDUL⚠️😭 Kalau kalian mengira ini berisi cerita hot++, KALIAN SALAHHHHH. INI LEBIH KE COMEDI hotnya dikit doang😭🙏 Virtual?? WAJIB MAMPIRRRR!!! ________________________________________ Andai saja waktu itu Gena tak meladeni Chat...