GENA
Gue pulang bareng Septa sekitar jam 18.30an sampe kos an, Dika gabisa nganterin gue karena harus latihan band si Reyhan gatau kesambet apa ikut lembur bang bimbim.
"Heh lo ngapain ngedeprok disitu". Acara membuka pintu gue terhenti gara gara liat tiara ngedeprok didepan pintu kamarnya.
"Capek gue, bagian bazar bikin my body crekot crekot cenut cenut lemas dan lelah". Jawabnya mendrama.
"Alay lo, mandi sono. Bau macem pakean gak dicuci seminggu".
Saking niatnya buat rebahan, gue sampe mandi di kampus tadi. Dan sekarang tinggal ganti pakaian.
Dring.... Dring....
Rio lagi.
"Assalamualaikum". Ucapnya disebrang sana.
"Waalaikumusalam".
"Lagi dimana maudya?".
"Kos an, baru pulang dari kampus".
"Begini maudya..". Gue masih nungguin ucapan dia yang gantung.
"Aku minta maaf soal kemaren, terima kasih sudah menasihati aku".
Alhamdulillah waras.
"Iya gapapa. Lo waras aja gue seneng".
"Bertemu boleh?".
Gue masih was was sih sama dia.
"Sorry ya, gue capek banget". Terdengar helaan nafasnya disebrang sana.
"Sebenarnya aku mau traktir kamu makan, ya... buat permintaan maaf aku".
"Tapi gapapa, aku gofood in ya?". Sambungnya.
"Gausah rio, gue udah maafin lo kok". Bukan gue gaenak, ENAK BAT MALAHAN. Tapi kan gue was was kalau dia tau alamat gue.
"Plis... buat permintaan maaf aku. Atau gak gini deh, kamu yang pesen aku tinggal bayar".
SAMA AJAAAA.
"Bentar, jan dimatiin".
Gue membisukan panggilan, dan keluar kamar.
"TIR.... MAU MAKAN GAKKK".
Gini gini gue masih inget Tiara si kutu kupret, meskipun dapet gratisan dari orang.
"Gak ada duwitttt". Teriaknya dari dalam.
"Gue traktir".
"GASSS". Gue kaget bukan main, tiba tiba si tiara udah siap didepan pintu.
"Lo mau makan apaan tir".
"Tumben lo ada duwit, open bo ke om broto?".
"Sembarangan".
"Sate, sama nasi goreng".
"Lo laper apa gimane". Gue geleng geleng kepala dengan porsi kuli nih anak.
"Halo rio".
"Iya maudya, jadi gimana?".
"Gue gapapa nih pesen banyak, suka kalap gue liat gratisan".
Dia terkekeh disebrang sana.
"Pesan sesuka kamu, anggap aja ini permintaan maaf aku".
"Sate 2porsi, nasi goreng sama mie pangsit goreng ya".
"Kamu yakin habis itu?". Lagi lagi dia terkekeh disana.
"Ada temen, gapapa kan sekalian?".
"Gapapa, ada lagi?".
"Itu aja, alamatnya simpang pom bensin yasamulya belok kiri yang ada pohon jambunya. Ntar ketemu"
"Heh alamat kos an siape tuh lu kasih".
Gue menjauhkan ponsel.
"Diem bego".
"Aku matiin dulu ya, mau sholat isya. Assalamualaikum". Hati gue tiba tiba mendadak menghangat, syukur banget udah gak sesat nih orang.
"Waalaikumusalam".
"Nah sekarang kita nongkrong dibawah jambu kos annya Fiana".
"Kenape gak lo kasih alamat kos an kita aja sih". Tanya tiara.
"Gue gak mau orang ini tau alamat gue, diam aje deh lu. Penting kenyang".
________________________________________
"Lah, lo ngapa pada nongki dimari". Ucap Fiana anak kos an bu Ratih.
"Nungguin gofood ampe dicipokin nyamuk".
"Punya kos an sendiri lo ege, ngapain harus nangkring dimari".
"Sono lo hus hus, bau semen lo". Gue mengibas ibaskan tangan mengusir Fiana.
"Sembarangan aja".
Beginilah pentingnya akur sama tetangga kos an, maupun satu kos an. Fiana ini anak sipil, jadi gue kalau keluar masuk cari cogan ke Teknik ada temennya.
Plak...
Beberapa kali Si kutu kupret ini nepak nepokin nyamuk.
"Atas Nama Maudya".
Gue buru buru berdiri.
"Iya pak, udah dibayar kan pak?".
"Oh sudah mbak".
Si bang ojol pun pergi setelah mengantar pesanan gue.
"Sejak kapan lo ganti nama".
"Nanya mulu kek spongebob".
"DORA BEGO".
___________________________________
"Iya, ini udah nyampek kok. Makasih ya".
Setelah gue sampe di kamar Tiara, btw gue makan bareng Tiara.
"Sekali lagi, maafin kelakuan aku ya". Rio sedari tadi bilang minta maaf mulu, sampe bosen gue dengernya.
"Gue kek gak asing sama suaranya mbak". Celetuk Tiara.
"Ngikut aje lo bocah".
"Siapa?". Tanya rio disebrang sana.
"Adik tingkat, kosnya sebelah aku. Ini lagi makan sama dia".
"Btw, udah makan?".
"Najis bat... Bitiwi idih mikin". Tiara mengheboh.
"Sirik aje lo dugong, udah jomblo suka kena gizi buruk. Anak orang kaya tapi gaya melarat lo mah".
Tiara ini tergolong anak orang kaya, Ibu Bapaknya memang seorang guru tapi beuhhhh lahannya jangan ditanya. Ya beginilah versi kaya orang desa. Bukan seberapa bagu mobil dan rumahnya, tapi seberapa luas lahan sawahnya.
Rio ikut terkekeh mendengar kegaduhan gue sama Tiara.
"Kamu makan dulu aja, nanti aku telfon lagi".
Akhirnya gue mengiyakan dan mematikan panggilan.
"Siape sih? Om burhan? Om broto?"
"Dih... Pikiran lo jelek mulu sama gue".
Akhirnya gue menghabiskan makanan dengan amat tidak tenang, pasalnya Tiara tetap menanyakan laki laki yang nelfon sampe gofood in ini semua
___________________________________
Hallo guys, tingkyu udah nungguin updatean.
Jan lupa ninggalin jejak ya❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Relationship
Teen FictionAUTHOR SALAH KASIH JUDUL⚠️😭 Kalau kalian mengira ini berisi cerita hot++, KALIAN SALAHHHHH. INI LEBIH KE COMEDI hotnya dikit doang😭🙏 Virtual?? WAJIB MAMPIRRRR!!! ________________________________________ Andai saja waktu itu Gena tak meladeni Chat...