SAH

29.6K 2.4K 53
                                    

Gena Pramudya

Berkali kali gue menghela nafas mengingat kejadian tadi malem.

"Gue dicium bukan sih semalem".

Gue memegangi bibir

"Andai lo masih hidup Dik, mungkin gue gak akan kebingungan kayak gini. Andai juga gue gak maen aplikasi itu, mungkin gue gak akan nyakitin pak gio juga".

Lagi lagi gue menghela nafas panjang

"Dasar manusia, mainnya berandai andai mulu".

Sejak jam 10 pagi tadi gue udah sampai rumah, jarak bali sama rumah hanya sekitar 4 jam an.

"Kenapa belum siap siap, keburu siang nanti". Ucap ibuk.

Gue mengangguk lemas, hari ini gue bertemu sama orang yang mau dicomblangin sama gue.

Dalam hati gue merapalkan semoga takdir gue seperti Novel atau Film Film, yang bersakit sakit dahulu dapat pangeran kemudian. Gue berdoa semoga ini semua Ke Plot Twist an yang dibuat tuhan untuk mempertemukan gue sama pak gio lagi.

Gue baru sadar apa yang dikatakan anak anak itu bener, gue gengsi mengakui bahwa gue juga ada perasaan sama Pak Gio.
______________________________________

"Disini bukan sih".

Gue memandang cafe yang menjadi tempat pertemuan gue.

Setelah memasuki cafe itu gue mengedarkan pandangan dan seseorang yang gak asing lagi buat gue melambaikan tangan

"Heh lo ngapain dimari". Todong gue.

"Gue mau nemuin orang, gue dijodohin anjir".

Gue membulatkan mata dan terbengong

"Lo kenapa?". Tanyanya.

"Jangan bilang kalau...".

"Gue sama lo?".
_____________________________________

Gionino Aksario

Aku termenung di belakang rumah, sejak berpisah dengan Gena di hotel aku tidak menghubunginya dia juga tidak ada menghubungiku.

Saya mencintai bapak sebagai Gena

Ucapannya terus berputar dikepalaku.

Kenapa tak dari kemarin membalas cintaku? Kenapa harus diposisi sekarang.

"Mas..".

Aku menoleh kebelakang mendapati adikku dan duduk disebelahku

"Ada masalah apa? Ngelamun mulu aku liat dari tadi".

Aku tersenyum sekilas

"Enggak ada".

"Cerita lah mas, aku ikut sedih kalau lihat mas kayak gini".

"Karena perjodohan bunda?". Sambungnya.

"Iya".

"Mas bimbang sama perjodohan itu?".

"Mas bingung harus cerita dari mana".

"Mas cinta sama Gena".

Adikku Terbelak kaget

"Terus? Respon mbak gena gimana?".

Aku menggeleng pelan

"Dia telat mengatakan bahwa perasaannya".

"Maksudnya?".

"Tadi malam di Bali, dia mengatakan semuanya setelah mas jujur dengan perasaan mas. Namun mau diapakan lagi, semuanya sudah telat. Dia sama seperti mas, dijodohkan. Mas tidak bisa menggagalkan perjodohan dia".

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang