Bali Mengakhiri

25.3K 2.7K 133
                                    

Pertama tama gue mau ucapin
Lo Wajib Sambil Dengerin Lagu Diatas

Kedua
LO KENAPA PADA NGAMUK KE GUE SIH ANJ🥲💔
SEKIAN TERIMA KASIH, SILAHKAN SCROL
_____________________________________

Gionino Aksario

Mataku tak bisa lepas dari wanita dihadapanku ini.

Dia lucu saat makan. Ah tidak, bukan hanya saat makan. Dia lucu dalam segala hal dimataku.

"Ngeliatin saya mulu pak, bisa bisa malah salah makan tuh".

"Iya, malah kamu bisa bisa yang saya makan".

Suapannya terhenti dan menyorotku tajam.

"Dih, skip nyeremin". Dia mundur beberapa langkah dari duduknya.

Aku mengukir senyum tipis melihatnya.

Tanganku terangkat kala ada sesuatu diujung bibirnya.

Dia berhenti menyuap dan melirik tanganku.

"Tinggal makan aja belepotan". Ujarku.

"Pak, jangan deket deket saya deh".

Aku mengernyit tak mengerti maksudnya.

"Kenapa tidak boleh?".

"Kita ini cuma berdua loh pak, dikamar pula. Was was lah kalau ada setan lewat gimana".

Aku tertawa pelan. Ku kira kenapa.

"Setan lewat ya biarin lah, masa iya suruh putar balik".

"Auah pak, males". Sahutnya.

"Kamu mau nginep dimana nanti".

Aku sebenarnya tak rela membiarkan dia malah menginap diteman atau sepupunya itu, tapi aku juga tak enak menahannya untuk sekamar denganku. Yang ada dia malah mikir tidak tidak.

"Kontrakan sepupu saya".

"Gak disini aja?, saya gak tega".

Dia mengernyit

"Terussssss???? Saya disuruh sekamar sama pak gio gituuuu? Saya lebih gak tega dengan diri sendiri pak, lebih baik saya di sepupu saya lah yang masih ada hubungan saudara".

Oke aku kalah.

"Setelah ini saya keluar pak, saya udah janjian sama sepupu saya".

"Dimana?".

"Samping hotel sini pak, kan ada warkopan tuh. Ya disitu".

Aku mengangguk mengiyakan.

*****
Sepeninggalan Gena kamar terasa sepi, aku menatap fotonya yang tengah tertidur saat demam dirumahku.

Mana bisa aku meninggalkannya.

Susah susah ku turunkan gengsi mendekati Mahasiswi sableng ini, dan kini semuanya hancur.

Aku mengeluarkan kotak cincin dari saku celanaku.

"Aku merencanakan ini disini, tapi sepertinya bali akan mengakhiri".

Aku mengusap mata yang terasa perih. Aku bukan laki laki yang kuat, aku laki laki rapuh. Aku mudah menangis.

Kukira kedekatanku dengannya kemarin akan membawa angin sejuk untuk kedepannya, tapi takdir seakan mengatakan sekeras apapun usahakan bila bukan dia yang menjadi takdirku semuanya hanya akan sia sia.

Apa aku katakan semuanya sekarang?

Tapi jika aku mengakatakan, aku pula yang harus mengakhiri.

"Arrggghhh, kenapa begini".

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang