Pulih

26.2K 2.2K 101
                                    

Beberapa bulan kemudian...
___________________________________

GENA

Setelah sekian lama liburan ampe beralih menjadi pemegang gudang dirumah, akhirnya gue kembali lagi ke perantauan lagi 2minggu yang lalu.

Gue mengedarkan pandangan ditengah kerumunan orang dan tersenyum saat telah menemukan orang yang gue cari.

"Masss, disiniiii"

Dia melambaikan tangan sama seperti gue.

Dia tampan, sama seperti saat pertama kali gue liat dia. Ditambah dengan pakaian formal yang dikenakannya.

"Aku nyariin kamu tadi". Sahutku.

"Kecil sih, jadi gak keliatan".

Dia menarik pundak gue dan merangkulnya.

Melupakan Dika memang gak semudah yang orang liat, tapi berusaha menerima keadaan dan membuka hati untuk orang lain itu perlu. Move on memang tak sepenuhnya terjadi, karena apapun yang pernah gue jalanin sama Dika akan tetap gue ingat dan gue simpan. Seperti halnya cicin yang dia kasih, sekarang juga masih gue jadiin kalung.

Dia, -laki laki disamping gue ini- orang yang mampu menciptakan suasana nyaman walau perkenalan kita terbilang belum lama.

"Aku kira kamu gak dateng".

"Kita masih satu kampus, yakali aku gak dateng dihari penting kamu".

Hari ini prosesi wisuda S2nya.

Riko Winarta, laki laki yang gak sengaja bertabrakan sama gue beberapa bulan yang lalu. Dia masih Kakak sepupu septa, beberapa hari setelah kejadian itu ada nomor asing yang menghubungi gue. Yaps, dia Riko Wirata. Yang sekarang jadi pacar gue.

"Jadi ke PhotoStudio kan?". Tanyanya.

Gue mengangguk semangat.

Sebenarnya gue agak minder bersanding dengan Riko. Secara Pendidikannya jauh diatas gue, Ekonomi pun sangatt jauh diatas gue. Mama papanya orang terpandang, sedangkan gue? Orang pinggiran.

"Mikir apa?".

"Minder".

Dia berdecak pelan lalu memutar tubuh gue menghadap dia.

"Kan udah aku bilang, gak boleh gitu. Aku terima kamu apapun keadaan kamu loh".

Senyum mengembang diantara gue dan riko.

**********

"Gak kumpul dulu sama temen temen aku?". Tanyaku saat sudah sampai di DPR tempat gue ngadem sama anak anak.

"Lain waktu ya, aku langsung balik abis ini". Gue mengangguk, mobil Riko pun berjalan keluar area fakultas gue.

"Gue sih lebih Yes gena sama pak gio". Gasak gusuk ngawur temen temen gue mulai terdengar saat langkah gue mulai dekat.

"Dih, gue kepret juga lo. Sono sama lo aja". Gue duduk disamping reyhan.

"Pacar lo yang sekarang sombong, sok hedon banget". Celetuk sasa.

"Gak sih, biasa aja".

"Udah gue bilang, gue lebih yes an si gena sama pak gio". Ujar juan.

"Ngikut aja lu dugong".

Ngomong ngomong tentang pak gio, gue udah lama gak ngobrol sama beliau. Ketemu juga jarang, kelas gue sama yang beliau ajar juga berjarak dengan dua lantai.

Dan juga, setelah kejadian waktu itu yang dia bermenye menye "maudya maudya" dan tragedi penyemburan teh untuk kedua kalinya, gue lebih menjadi Mahasiswi dan Dosen sewajarnya sama beliau.

Jika biasanya berpapasan saja bisa menimbulkan pertengkaran dan pengumpatan, Sekarang papasan aja cukup mengangguk dan tersenyum dan juga hanya dibalas anggukan dari beliau. Tak ada panggil panggil "Gena Ikut Saya".

"Gue sih juga". Sahut septa.

Alhasil gue mengnabok tangannya.

"Riko saudara lo anjir, masa gak dukung saudara sendiri sih". Balasku.

"Males, apa lagi sama mamanya".

Ya, septa pernah cerita sama gue kalau yang mamanya Riko gak pernah mau kumpul sama keluarga dari Papanya. Kalau kata Septa "Ya kan lo tau sendiri, keluarga gue kayak apa. Orang biasa, ga sudi lah mamanya becampur sama keluarga om arta".
Septa adalah keluarga dari Papanya Riko. Ibunya Septa adik dari papanya Riko.

Bukan hanya kata Septa, gue sendiri udah ngalamin pedasnya mulut Tante Wina.

"Gue bilang juga apa, emang jejodohannya si gena tuh pak gio, lebih klop gitu". Sahut juan.

"Klop dari mane nye, gue sama dia aja ribut mulu lo bilang klop".

"Tuh tuh orangnya lewat". Septa menunjuk ke arah jalan sebrang tempat gue dan melambaikan tangan

"PAK GIOOOO".

Plakk..

"Mulut lo njinggg". Gue reflek menabok mulut septa.

Gue menoleh ke arah pak gio, beliau melambaikan tangan dan berjalan masuk ke gedung fakultas.

Sedikit merasa bersalah dengan beliau, tapi ya mau diapain lagi. Masa iya mau dijalanin.

Cuma ada di Filmnya Reza Rahadian sama Prilly Dosen Nikah sama Mahasiswinya. Dan gue bukan Prilly, gue dan pak gio memilih hidup masing masing. Lebih tepatnya gue yang memilih, dan menjalankan hidup selayaknya Mahasiswa kupu kupu dan Dosen. Tak ada lebihan.
____________________________________

(Riko Winarta)___________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Riko Winarta)
___________________________________

Hallo guys, Terima Kasih Yang Sudah Menunggu Update an Cerita Ini❤️

Huhuhu keknya di Sad Ending deh cerita ini, Tim Gio jangan gebukin Author yaaaaa...

Kalau Cast Gio diganti, enaknya siapa ya? Bayangan gue ke orang turkey mulu anjir

Jangan lupa ninggal jejak yaww❤️

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang