GENA
Gue masih kaget, bisa bisanya adik tingkat somplak gue mau dijadiin sugar babynya pak gio. Gue aja ngeliat orangnya udah bergidik ngeri.
Gue merapikan lembar jawaban yang udah gue koreksi.
Dringg...
Gue melirik kearah ponsel, tertera nama jefa disana.
"Hallo jeff". Gue melirik pak gio yang ternyata juga melihat ke arah gue, buru buru gue putus kontak mata dengan beliau.
"Mbak, langsung ke rumah aja ya. Gausah ke rumah sakit". Gue mengernyit.
"Udah pulang ya? Gue baru mau kesana ini padahal". Ada rasa senang mendengar kabar dari jefa.
Tak ada sahutan, hanya ada suara seperti menarik ingus. Lagi lagi gue mengernyit kebingungan.
"Kenapa? Suara lo juga beda tadi". Tanyaku.
"Langsung kesini aja mbak". Gue masih diam mencerna kata kata jefa.
"Lo jangan buat gue mikir deh". Bukan lagi rasa senang yang gue rasa. Tapi khawatir.
Suara isakan jefa terdengar ditelinga gue. Sesak menjalar didada di tambah lagi terdengar suara sirine disebrang telfon sana.
"Jeff...?". Gue masih berfikir positif untuk suara sirine itu, bisa jadi polisi lewat kan?
Isakannya makin menjadi, jantungku terpacu makin cepat.
Tok..Tok..
Pandangan gue beralih ke arah pintu.
"Permisi pak, saya ada perlu sama Gena". Debaran kuat makin menjadi jadi kala reyhan menyusuli gue ke ruangan pak gio.
Dengan terburu buru gue merapikan lembaran dan membawanya ke meja pak gio.
"Sudah?". Tanyanya. Gue hanya mengangguk.
Pak gio yang tampak ikut kebingungan akhirnya mengangguk. Gue buru buru menarik reyhan setelah berpamitan dengan pak gio.
Sambungan telefon masih belum terputus dan juga ponselku masih menempel ditelinga.
"Kesini ya mbak, aku tutup dulu". Ucap jefa dari seberang telefon.
______________________________RIO
Aku memperhatikan interaksi dua manusia -mahasiswa dan mahasiswiku- di ujung pintu ruanganku.
"Bilang sama gue kalau telefon dari jefa gak ada sangkut pautnya sama lo yang nyusulin gue". Mahasiswa yang menyusul gena diruanganku hanya tertunduk sambil mengusap lengan gena.
Ada apa?
Aku makin bertanya tanya.
Gena menepis tangan mahasiswa itu dan berlari seperti terburu buru.
Aku yang tak ingin ikut campur memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan lagi.
______________________________________GENA
Dalam perjalanan pun rasa khawatir masih menyelimutiku, reyhan dari tadi hanya diam. Tak ada jawaban apapun saat aku bertanya.
Makin mendekat dengan rumah dika makin tak karuan perasaanku.
Ramai.
Itu yang aku lihat dari kejauhan.
Nafasku menjadi tak beraturan.
"Rey". Aku mengeratkan pegangan pada ujung jaket reyhan.
Lemas.
Itu yang aku rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Relationship
Teen FictionAUTHOR SALAH KASIH JUDUL⚠️😭 Kalau kalian mengira ini berisi cerita hot++, KALIAN SALAHHHHH. INI LEBIH KE COMEDI hotnya dikit doang😭🙏 Virtual?? WAJIB MAMPIRRRR!!! ________________________________________ Andai saja waktu itu Gena tak meladeni Chat...