B A L I

23.5K 2.3K 80
                                    

Gionino Aksario

Selama perjalanan pikiranku kalut, aku teringat tentang pembicaraan Bunda di telfon tadi.

Flashback

"Gak bisa gitu bun, kenapa gak dibicarain dulu sama aku. Kenapa main jodohin tanpa sepengetahuan aku?".

"Kalau bunda bicarain dulu sama kamu, yang ada kamu nolak. Temui dulu dia minggu depan".

"Gio ada calon".

"Kenapa gak bilang sama bunda?".

"Gio baru memantapkan".

"Pilihan bunda pasti jauh lebih baik dari pilihan kamu. Temui dulu dia, dia juga wanita baik".

"Jangan malu maluin bunda, bunda udah mepet mamanya supaya bisa ngenalin kamu sama anaknya. Jangan menunda nunda, umur kamu bukan anak muda lagi".

"Bunda bebasin, tapi kamu alasan melulu, sekarang biar bunda yang gerak. Kamu tinggal mengenal".

*****

Aku tak ingin mempermalukan bunda, tapi aku mencintai seseorang disebelahku ini.

Mana bisa aku melepaskan dia yang menjadi cinta pertamaku, perempuan yang berhasil menurunkan gengsiku hanya karena aku ingin dekat dengannya. Wanita yang berhasil membuatku menjadi bucin sampai tak ingat umur. Kini malah aku yang harus belajar merelakan.

"GENAAAA".

Aku terbelalak kaget saat seseorang meneriaki nama Gena.

"UDINNN, lo disiniii".

Gena memukul pelan lengan laki laki itu, dari jas almetnya bisa dipastikan dia tuan rumah.

"Yaelah Gen, nama bagus bagus lo kata udin".

"Ya kan nama lo Rifaudin".

"UZIN, bukan UDIN".

Mereka saling tertawa tanpa menyadari bahwa aku tengah memperhatikan.

Dia ramah, siapapun yang berteman dengannya akan merasa nyaman. Termasuk aku, bukan lagi nyaman. Namun sampai jatuh cinta.

"Pak".

Panggilannya menyadarkanku dari lamunan

Laki laki itu tersenyum ramah ke arahku dan mengulurkan tangannya

"Rifa pak, selamat datang di kampus kami".

"Gio, terima kasih atas undangannya kami merasa bangga bisa diundang dalam seminar ini".

"Saya masuk duluan". Pamitku.

Aku meninggalkan gena dan teman laki lakinya itu.
_______________________________________

GENA

Kalau kalian pikir gue disini liburan, oh tidak teman teman. Seperti yang dibilang pak gio, SE MI NAR.

Ini bukan pertama kalinya gue ikutan seminar, dulu juga pernah. Tapi sama bu frida.

"Lo nanti malem wajib ikut gue, gue anterin ketempatnya anak anak. Deket sama hotel tempat lo nginep". Ujar Rifa sambil berjalan mengantar gue ke parkiran.

"Siap deh, gue duluan ya. Bisa ditinggal Dosen gue kalau lama lama". Pamitku dan berjalan menghampiri mobil pak gio.

"Lama". Sahut pak gio.

Gue kata juga apa.

"Maaf pak".

Beliau menjalankan mobilnya menuju hotel tempat gue menginap yang disediakan panitia seminar. Gila ni kampus emang, undangan ampe dikasih penginapan.

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang