Kasmaran

23.8K 2.5K 90
                                    

Gionino Aksario

Aku memperhatikan setiap inci wajah Wanita yang tengah fokus mengompres lebam pada wajahku. Jaraknya denganku cukup dekat sehingga aku lebih jelas melihat mata cantiknya.

Aku tersenyum melihat wajahnya yang sangat serius hingga matanya bertubrukkan denganku.

"AWWW". Aku berteriak kala tangannya menekan lebamku.

"Aduh aduh, maaf pak maaf". Dia tampak kelimpungan dan mengusap pelan luka lebamku dengan kain kompres.

"Kenapa ditekan sih, kan sakit". Keluhku.

"Ya lagian bapak ngeliatin saya sambil senyum senyum, kaget kan saya".

"CIE CIEEEEE, OM GIO BAWA CEWEK NIH YEEEE".

Dengan kain kompres yang masih di pipiku aku dan gena menoleh ke arah jalan.

Mereka terkikik dan berlalu dari depan rumahku.

"Siapa pak?".

"Anak tetangga, sebelah rumah sini".

"Maaf ya pak, gara gara saya bapak jadi kayak gini".

Dia membereskan beberapa tisue dan baskom kompres.

"Tidak apa apa, kalau gak saya samperin kamu malah basah kuyup kesiram jus tadi".

"Oh iya, jasnya saya bawa aja pak biar saya cuci".

Senyumanku tak bisa luntur sejak dari tadi, aku mengangguk mengiyakan.

Dringgg...

Aku menoleh ke arah ponselnya, nama Riko tertera disana.

"Saya permisi angkat telfon dulu pak".

Dia sedikit menepi dariku.

"Kenapa lagi".

Percuma juga menepi, suaranya saja keras.

"Udah ya mas, udah cukup gue makan hati. Lo juga udah ada dua pilihan Rinjani sama Syakila. Pilih deh itu salah satu, dua angkut semua juga gapapa. Kata mama lo juga dijodohin, minggu depan tunangan kan. Kita udah selesai. Untuk cicinnya, kalau kita ketemu aku kembaliin".

Dia duduk kembali disampingku.

"Kenapa?". Dia menghela nafas kasar, menyandarkan punggungnya pada kursi dan memejamkan mata.

"Gak apapa pak".

"Kalau ada masalah itu cerita, jangan dipendam sendiri".

"Capek aja pak. Susah susah move on ditinggal beda alam, sekarang sakit hati lagi disuruh move on lagi".

Aku terkekeh pelan.

"Sini sini". Aku mendekatkan kepalanya dipundakku.

"Dih modus ya bapak".

"Modus dikit, sini bentar". Dia menurut.

"Tuhan itu memberi umatnya cobaan dengan kapasitas kemampuannya masing masing. Saya pernah baca di quote instagram-".

"Idih, saya kira dari buku apa gitu".

"Dengerin dulu".

"Dari awal kita akan dilahirkan, katanya diperlihatkan dulu dunia itu seperti apa beserta cobaannya. Kalau kita mampu, kita dikirim lahir ke dunia. Kalau kita gak mampu, ya gak jadi dikirim kedunia. Berarti kita termasuk manusia manusia yang mampu dengan dunia ini. Artinya, kita juga mampu dengan cobaannya".

"Gatau sih, bener apa nggak".

Dia mengangkat kepalanya dan memukul pelan lenganku.

"Didengerin bener bener taunya sesat".

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang