Melanjutkan Hidup

24K 2.4K 22
                                    

GENA

"Maaf ya, aku ninggalin kamu. Kamu berhak bahagia, kamu gak boleh larut dalam kesedihan karena aku. Kamu harus bahagia, harus. Cari ganti aku ya. Cukup ingat aku cukup doakan aku. Untuk berkunjung ke rumahku, sebisa kamu aja. Aku pingin lihat kamu bahagia, aku selalu ada disamping kamu meski kita beda tempat. Lanjutkan hidup kamu tanpa aku".

Aku terbangun dari tidur dengan air mata berlinang. Dadaku naik turun mengatur nafas, bayangan dika muncul lagi dalam mimpiku. Aku melirik jam menunjukkan jam 4, aku terduduk lalu beranjak untuk sholat subuh.

****

Aku membuka pintu kamar dan menguncinya dari luar. Hari selanjutnya aku jalani dengan hampa. Aku melirik sekilas di pintu kamar sebelahku, biasanya Tiara akan ramai mengheboh rebutan kamar mandi dengan anak sebelah.

Aku memutar mutar kunci motor dan berjalan ke parkiran kos an.
Biasanya Dika udah siap di depan gerbang kos an, tapi kali ini sudah beda. Tidak ada lagi dika yang menjemput. Aku mulai melajukan motor menuju kampus.

****

Aku duduk didepan ke tiga temen kampretku ini. Juan, Reyhan dan sasa.

"Makan?". Aku menggeleng.

Lesuh, tak ada daya untuk hari ini dan mungkin seterusnya sampai waktu yang gak tentu.

"Makan dulu gen, gue tau mejikom lo rusak dikos an. Jadi gamungkin lo udah makan". Aku mendelik ke arah reyhan.

"Jangan gitu ah, semangat semangat". Ucap juan sambil mengguncangkan tanganku.

Aku hanya tersenyum seadanya.

"Gue ke kelas duluan ya". Ujarku dan mulai beranjak dari duduk.

"Tumben rajin".

"Rajin apaan, ngantuk gue". Timpalku sambil terkekeh.

Aku berjalan menyusuri koridor yang belum begitu ramai, hanya beberapa yang sudah datang untuk kelas pagi.

Aku memasuki ruang kelas yang tentunya hanya ada beberapa anak kutu buku yang menempati kursi paling depan.

"Tumben pagian". Celetuk kendy, temen kelas gue.

"Mengrajin". Sahutku dan duduk dikursi sampingnya. Aku memilih untuk duduk dibagian belakang.

"Gue merem bentar, kalau kelas mau mulai bangunin ye". Sambungku dan diacungi jempol kendy yang fokus dengan ponselnya.

Aku menopang dagu dan melihat keluar cendela. Pemandangan pohon pohon rindang dan gazebo adalah pemandangan pertama yang aku lihat. Bayangan memori ku dan dika seakan terputar. Dulu saat belum saling mengutarakan perasaan, aku dan dika sering berkumpul disana sambil makan bakso milik juan.

Sekarang itu hanya sebuah kenangan yang tak akan pernah dan tak akan bisa terulang kembali.

Semalaman aku tak bisa tidur, baru terpejam saja teringat bahwa ada tugas yang belum ku selesaikan. Alhasil begadang dan baru tidur jam 2 pagi dalam keadaan yang seperti gembel. Mata sembab, rambut acak acakan.

Aku beralih menghadap samping kanan dan menyandarkan punggung pada dinding sambil bersendekap dada lalu memejamkan mata.
___________________________________

GIONINO AKSARIO

Aku berjalan menuju kelas yang akan ku ajar. Sebenarnya masih ada 15menitan lagi, tapi karena malas harus ditodong pertanyaan
"Kapan Nikah" setelah kedatangan undangan dari salah satu dosen juniorku yang menikah.

Aku membuka sedikit pintu kelas yang akan ku ajar, beberapa mahasiswaku sudah berada dikelas. Aku mengucap salam dan masuk.

Aku duduk ditempat Dosen dan mengedarkan pandangan kepenjuru kelas. Mataku berhenti di perempuan yang tengah menutup mata bersandar di tembok dan menggunakan tangan sebagai penyangga kepala. Aku meringis kasihan dengan keadaannya yang sepertinya sedang tidak baik baik saja.

"Gen.. bangun. Udah ada pak gio". Mataku beralih ke teman didepannya yang tengah berusaha membangunkan.

"Tidak apa apa, dibangunkan nanti saja". Sahutku. Lagi pula kelas juga belum dimulai dan mahasiswaku juga belum semua yang datang, masih ada waktu beberapa menit lagi.

Mataku tak beralih dari sosok yang selalunya jika berurusan denganku sangat menjengkelkan. Matanya masih saja terpejam, wajah songongnya tak ada lagi. Hanya ada wajah lelah. Masih bersedih mungkin? Itu sangat pasti.

Beberapa mahasiswaku mulai berdatangan dan mengisi kursi kosong yang ada dikelas.

"Kendy, bangunkan teman kamu itu. Kelas akan saya mulai". Ucapku dan dianggukan.

"Gen... kelas mau mulai. Bangun". Yang dibangunkan hanya bergumam gumam tak jelas. Aku tersenyum tipis dan entah dorongan apa aku berjalan menuju kursinya.

Tuk.

Satu spidol ku hentakkan cukup keras dimejanya. Dia mendongak dan menatapku garang, namun sedetik kemudian wajahnya berubah menjadi kaget.

"Kamu mau ikut kelas saya atau lanjut tidur. Kalau lanjut tidur silahkan keluar".

"Ikut bapak". Jawabnya.

"Ikut saya kemana?".

"Maksud saya ikut kelas bapak". Aku mengangguk dan berbalik kearah kursiku sambil menahan tawa. Sepertinya nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.

***********
Kelas baru saja ku bubarkan, beberapa mahasiswa mulai keluar dari kelas.

"Warung mak jum gen?". Mataku beralih ke kursi beberapa meter didepanku.

"Yoi, lo duluan aja. Nanti gue nyusul".

Aku merapikan tumpukan tugas mahasiswaku dan beberapa buku serta tas laptop yang ku bawa. Cukup merepotkan karena begitu banyak yang harus ku bawa.

"Butuh bantuan pak?".

Aku mendongak dan tepat didepan mejaku Gena berdiri disana.

"Kamu gak ada kelas lagi?".

"Enggak sih pak, udah free".

Aku masih diam dan manggut manggut sambil membereskan barang barangku.

"Kalau nggak saya duluan pak". Ujarnya lagi.

Aku memberikan tumpukan tugas dari teman temannya.

"Kamu bawa ini". Dia mengambil tumpukan itu dan mengikuti jalanku.

Dikoridor beberapa mahasiswa menyapaku dan tak lupa kucing dibelakangku ini. Ya, kucing. Gena hanya mengekoriku bak seorang kucing mengikuti majikannya.

"Kemane neng".

"Cari pahala".

Begitulah sahutan Gena jika ada yang menyapanya.

Aku membuka pintu ruanganku dan gena mengikutiku masuk, dia meletakkan tumpukan tugas itu dimejaku.

"Terima kasih. Tumben kamu baik".

"Dih, saya mah tiap hari baik. Bapak aja gak nyadar". Aku hanya terkekeh menanggapinya.

"Saya mau pesen makan, kamu mau sekalian? Saya yang teraktir".

"Nggak usah pak terima kasih, saya udah ada janji makan sama temen temen saya". Aku hanya manggut manggut.

"Ya sudah pak, saya permisi dulu". Aku mengangguk dan mengamati Gena yang mulai menutup pintu ruanganku dari luar.
______________________________________

Hallo guys, terima kasih yang sudah menunggu. Jangan lupa ninggalin jejak❤

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang