Asik Juga Ternyata

31.3K 2.8K 77
                                    

Gue pulang ke kos setelah menyelesaikan makan sama Tiara tadi.

Ngomong ngomong soal Tiara, gue dulu kenal Tiara waktu berangkat balik ke kos an setelah libur semester 2 dan dia MABA. Jarak rumah gue sama dia sih terbilang agak dekat, sekitar 15km an. Sering sompral, anaknya orang kaya sih. Tapi gayanya aja kayak mlarat, kata Tiara dia punya kakak tapi semenjak gue kenal dan kalau pulang kampung sering mampir kerumah dia sama sekali gue belum pernah ketemu sama kakaknya.

Dring... Dring...

Gue mengambil ponsel di meja dan melihat peneleponnya, dan ya lagi lagi Rio.

"Assalamualaikum maudya". Ucapnya disebrang sana.

"Waalaikumusalam".

"Udah makannya".

"Udah kok".

"Bisa temenin aku ngobrol? Capek banget habis ngurus keperluan buat seminar". Ucapnya.

"Bisa kok, kebetulan gue juga nganggur".

Gue merebahkan badan di kasur kesayangan ini.

"Hari ini kegiatannya apa?".

"Bahh, sibuk bat gue. Fakultas gue mau ada acara".

"Oya? Besok siang bisa makan bareng?".

Lagi lagi gue masih was was sama nih orang, apalagi dia dosen ditempat gue belajar juga. MESKIPUN, dia bukan dosen gue. Kalau gak sengaja papasan kan gue juga canggung.

"Sorry ya, besok gue masih ada kegiatan buat acara Fakultas kayaknya gue juga gak pulang sih".

Beneran, gue gak bohong soal ini. H-2 acara fakultas pasti makin sibuk. Dulu aja gue 2hari tidur di kampus.

Rio menghela nafas disebrang sana.

"Maudya".

Gue bergumam menyahuti dia.

"Next time bertemu ya, kayaknya aku suka sama kamu".

GILSS GILSS, GILA SIH INI.

Gue tertawa sumbang.

"Jan ngadi ngadi deh lo, lo aja belum liat gue kayak apa. Bisa bisanya suka, suka sama apanyaaaa coba".

Dia diam sejenak lalu menyahuti ucapan gue.

"Gak tau sih, aku nyaman aja kalau ngobrol sama kamu kayak gini".

"Maka dari itu juga, aku ajak kamu bertemu". Sambungnya.

"Kalau gue ada cowo?".

Gak ada suara dari dia.

"Rio?".

"Kamu ada cowo ya?". Tanyanya.

Lagi lagi gue tertawa, tapi kali ini gak sumbang.

"Gak ada, canda doang gue".

"Harusnya ini bukan fase lo suka suka lagi sih, harusnya ini fase lo nyari istri". Sambungku.

Dia menghela nafas panjang disebrang sana.

"Ya ini... Aku nyari istri. Aku bilang suka sama kamu itu bukan untuk jadi pacar, tapi jadi istri aku".

Nafas gue jadi tercekat, udara mendadak menipis.

"Hey, gue masih semester 4 masih ada 2 tahun lagi buat gue lulus. Umur gue juga masih 21".

Dia terkekeh, entah apa yang lucu dari ucapan gue.

"21 untuk perempuan itu sudah cukup matang Maudya. Dan lagi, tidak tertulis syarat menikah harus minimal S1 dulu".

Dahlah, gue kalah.

Hot Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang