Gena Pramudya
Gue mengusap rambut hitam milik laki laki yang sedari tadi malam tak melepas pelukannya saat tidur. Rasanya pipi gue memanas mengingat kejadian memalukan tadi malam, yang bahkan saat ini gue masih dalam keadaan polosan yang tertutup selimut.
Lo tau, muka gue macem dikulitin. Begini ceritanya...
FlashBack
Jam menunjukkan pukul 23.30. Mas Gio terpejam dipelukan gue setelah pelepasan yang entah keberapa kalinya.
Tapi..
"Mas..".
"Hm..". Dia masih memejamkan mata dan mengeratkan pelukannya ke gue.
"Massss".
"Apa sayang". Sahutnya dengan suara serak.
"Ih bangun dulu".
Dia membuka matanya menahan kantuk.
"Kenapa sih?". Tanyanya.
"Anu..". Mau ngomong gak enak, tapi gak diomongin ada yang ganjel.
"Anu apa?".
"Gena.. Anu.. apa itu namanya.. em.. kurang".
*********
Gila Gila. Itu kodam gue atau apaan yang minta, gue juga gak tau. Emang bener kata Juan, kalau udah tau rasanya gak mau berenti. DAN ITU BENER ANJIR. Disaat itu juga Mas Gio matanya jadi seger lagi dan melahap gue entah untuk keberapa kalinya tadi malam.
Dan sekarang orangnya masih terpejam nyenyak sambil memeluk gue erat.
Gue gak pernah kepikiran berjodoh sama Dosen, apalagi Dosen gue sendiri.
Siapa sangka Dosen Idola anak anak Ekonomi UBB, yang suka gue maki maki sekaligus musuh gue dikampus sedang tertidur nyenyak sambil memeluk gue.
Dia manusia yang dulu paling pengen gue cabik mukanya karena lempeng kaku kayak papan setrikaan, namun sekarang wajahnya damai saat tidur. Manusia yang awalnya selalu bikin gue darah tinggi, kini sering membuat gue merona.
Dia orang yang pernah gue gibahin gak laku laku dan gue sumpahin supaya dapet jodoh cabe cabe an, dan nyatanya malah gue jodohnya sekaligus cabe cabeannya.
Sial. Kemakan omongan sendiri.
Gue mengusap rahang tegas Pak Dosen yang udah gak bujang lapuk lagi ini.
"Kenapa ngeliatin mas kayak gitu, hm? Masih kurang?". Gue agak berjengit kaget kala suaranya membuyarkan lamunan gue.
Sialannnn.
"Apasih". Gue sedikit menjauh dari dia namun tertahan oleh tangannya. Ia terkekeh dan merapatkan gue.
"Udah subuh?". Tanyanya.
"Belum, masih jam setengah 4".
"Oh.. masih ada waktu". Gue mengernyit dan memukul dadanya pelan.
"Tadi malem udah, masa mau lagi". Sahutku.
"Masih ada waktu buat bersih bersih. Pikirannya nglantur yang enggak enggak mulu deh". Dia terkekeh dan menonyor gue.
SIALANNNN. MALU.
"Morning Kiss nya mana?".
"Buat apa sih".
"Biar semangat". Cengirnya.
Cup..
"Masa di pipi. Disini dong". Sahutnya menunjuk bibir.
Gue memutar mata malas namun tetap menurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Relationship
Teen FictionAUTHOR SALAH KASIH JUDUL⚠️😭 Kalau kalian mengira ini berisi cerita hot++, KALIAN SALAHHHHH. INI LEBIH KE COMEDI hotnya dikit doang😭🙏 Virtual?? WAJIB MAMPIRRRR!!! ________________________________________ Andai saja waktu itu Gena tak meladeni Chat...