GENA
"Semoga gak tekanan batin bininya besokkk".
Gue mendumel sepanjang koridor, gara gara pulang kemaleman gue jadi kesiangan bangun dan didamprat dari kelas.
"Capek capek bikin makalah, emalah terusir".
Gue memilih nangkring dikantin, memesan nasi pecel. Juan sekarang gak mangkal, jadwalnya penuh dan yang jualan pegawainya.
"WOII".
"Pura pura terkejod aja lah".
"Ga asik lo mah". Tiara duduk didepan gue. Dia melirik arloji dipergelangan tangan kirinya.
"Jam segini bukannya kelas lo mbak?".
"Diusir".
Dia menyemburkan tawanya.
"Gimana ceritanya sampe bisa diusir, kelas siapa emang".
"Bangun kesiangan gue gegara semalem pulang kemaleman abis dari rumah sakit lanjut nugas dirumah juan, cuma telat 15 menit padahal. Emang si Bujang Lapuk kayaknya ada masalah pribadi sama gue dah". Terangku.
"Anjir, cuma kata lo? Temen gue telat 2 menit aja didamprat mbak mbak".
"Cewe setres mana yang mau sama tuh orang, mana gak manusiawi pula". Tiara terkikik mendengar celotehan gue.
"Ganteng loh mbak, awas aja lo kemakan omongan dan jadi "cewe setres" yang mau sama pak gio".
Reflek gue mengetuk meja.
"AMIT AMITTTTT, cah enom sek akeh". Tiara tertawa puas menanggapi gue.
Pesenan gue datang dan juga satu mangkuk rawon tersaji didepan tiara.
"Oiya, lo kenapa pagi pagi gini udah disini?". Mengingat kelas tiara ini siang.
"Gabut doang sih".
Gue cuma menggeleng dan melanjutkan makan.
Mungkin kalau gue jadi tiara udah milih goleran dulu dikasur.
"Oiya tir, beberapa kali kerumah lo gue kok gak pernah liat kakak lo. Katanya punya kakak". Hal random pun keluar dari mulut gue. Gatau, kepikiran aja tiba tiba.
"Ada kok. Setiap libur semester dia pasti juga pulang, cuma waktu lo datang gak tepat mbak. Lo pulang dia dateng".
"Oh... Ikut istrinya ya?".
"Istri? Ngadi ngadi banget, mamas gue aja belom nikah".
"Lah.. kirain gue udah nikah".
"Sama orang rumah udah disuruh nikah sih, gatau mau nyari yang kayak gimana. Atau lo mau gue kenalin mbak? Ganteng sih, tapi darah tinggi mulu gue deket dia".
"Dih, kagak lah. Udah punya dika gue". Dengan bangganya gue memperkenalkan dika dengan klaim kepemilikan. Padahal belum tentu juga dia memperkenalkan gue kayak gitu.
"Oiya, gimana keadaan bang dika mbak? Kaget gue waktu bang reyhan bilang ke gue nyariin lo karena bang dika masuk rumah sakit".
Waktu reyhan nyari gue kata tiara kebetulan dia ngadem di bawah dan ketemu reyhan.
"Alhamdulillah tadi malem udah membaik sih, operasinya juga lancar".
Gue melirik arloji, jam mendadak seperti cepat. 09.00 artinya kelas udah bubar.
"Gue duluan ya, mau senam urat".
"Hah?".
"Menghadap ke baginda jurusan dulu. Bye bye". Tiara terkekeh dan mengacungkan jempol. Sebelum menuju ke ruangan pak gio gue terlebih dahulu membayar asupan pagi hari gue.
_____________________________"Lo pada gak ada niatan nemenin gue?". Tanyaku pada dua onggok manusia yang ada disebelah kanan kiri gue.
Sebelum sampai diruangan pak gio gue papasan sama Sasa dan Reyhan yang langsung gue seret.
Dan disini gue berdiri, didepan kandang macan berpintu coklat mengkilap. Kayaknya abis di pernis nih pintu.
"Gak, gue masih sayang nyawa". Timpal reyhan yang berada disebelah kanan gue.
"Apalagi gue, bisa pingsan didalem". Kali ini Sasa menimpal.
Gue meneguk ludah.
"Ku keras, ternyata kertas". Mungkin kalimat itu mewakili keadaan gue sekarang.Ceklek...
Gue melongo kala reyhan reflek berhambur lari kekanan dan sasa ke kiri.
Tinggal gue dengan keadaan seperti orang linglung, pak gio tepat berada didepan gue dan mengernyitkan dahi.
"Berisik. Masuk".
Lagi lagi gue meneguk ludah sendiri. Gamungkin ludah orang lain.
Gue berdiri dibelakang kursi tepat dihadapan pak gio.
"Duduk".
Seperti perintahnya, gue buru buru duduk.
"Maaf pak, saya gena pramudya yang tel-".
"Udah tau".
HIHHHH PEN GUE TABOK.
Sabar sabar sabar.
"Udah kemarin bolos, sekarang telat. Gak niat kuliah ya kamu emang".
Sabarrrrrr.
"Niat pak".
"KALAU NIAT KENAPA TELAT".
Gue terperanjat kaget dan makin menunduk. Bisa aja gue gampar nih orang, tapi bisa dipastikan nama gue besok udah gak tertera didaftar mahasiswa Fakultas Ekonomi.
"Kesiangan pak".
"Kerja?". Gue menggeleng. Dulu semester 1 sama 2 gue pernah kerja di cafe, tambah tambah uang jajan. Tapi disuruh berenti sama nyokap, katanya khawatir kalau gue harus balik malem.
"Kerja juga enggak, mahasiswa kupu kupu. Lalu kenapa bisa bangun kesiangan? Kencan?".
PINGIN TAK HIHHHHH
__________________________________Hallo guys, terima kasih yang masih nungguin update an cerita ini. Jangan lupa ninggalin jejak❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Relationship
Teen FictionAUTHOR SALAH KASIH JUDUL⚠️😭 Kalau kalian mengira ini berisi cerita hot++, KALIAN SALAHHHHH. INI LEBIH KE COMEDI hotnya dikit doang😭🙏 Virtual?? WAJIB MAMPIRRRR!!! ________________________________________ Andai saja waktu itu Gena tak meladeni Chat...