21, Fakta masa lalu.

819 96 28
                                    

Lia masih terdiam di ruangan kerjanya dan melamun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lia masih terdiam di ruangan kerjanya dan melamun. Padahal waktu masih pagi, tetapi ia sudah asik dengan lamunan tak bertuan sedari lima belas menit lalu. Suasana hatinya sejak semua hal yang baru saja diketahui menjadi sedikit berubah. Ia cenderung lebih sering kesal dan marah-marah tidak jelas.

Alasannya, karena sebuah fakta tentang siapa Yovan sebenarnya, yang dia ketahui beberapa bulan yang lalu.

"Lia nggak salah denger kan? Yovan anak Ayah? Maksudnya apa?"

Prasetyo dan Alesa mendadak bungkam. Lidah mereka kelu dan gelagat gugup tak beraturan menggambarkan keterkejutan mereka. Apalagi Prasetyo selama ini berusaha menuruti kemauan sang istri, untuk menganggap Lia satu-satunya anak baginya. Tanpa mereka sadar bahwa semua itu membuat sisi lain dari Lia yang tidak pernah ingin tersaingi oleh siapa pun.

Prasetyo ingat, saat Alesa hamil dan Lia sangat tidak suka dengan kabar itu. Entah, apa yang ada di pikiran Lia tentang saudara, tetapi saat Alesa mengalami sebuah hal yang membuat mereka kehilangan calon bayinya justru membuat Lia senang.

"Lia, Ayah bisa jelasin semua kalau Lia mau tau itu. Kamu juga harus tau apa yang sebenarnya terjadi, kamu cukup dewasa sekarang dan harus tau semuanya." Prasetyo mulai mengeluarkan suara dan hal itu membuat Alesa terlihat khawatir.

"Maksudnya?"

"Biar aku aja yang jelasin ke Lia." Alesa tiba-tiba memotong niat Prasetyo yang akan mengeluarkan suaranya lagi.

Sedikit ragu untuk membiarkan Alesa yang berbicara, tapi bukan saat yang tepat kembali berdebat dan akhirnya pria itu membiarkan hal itu ditangani sang istri. Segera Alesa membawa sang puteri ke teras belakang rumah, duduk di sebuah gazebo yang berada di taman belakang menjauhi Prasetyo.

Lia masih terdiam tidak percaya dengan perdebatan orang tuanya yang menyeret nama Yovan. Ia meyakinkan diri bahwa pendengarannya tidak bermasalah dan jelas sang ayah menyatakan bahwa cowok itu ... adalah anaknya.

"Ma, sebenernya ini kenapa, sih? Kenapa Yovan jadi anak Ayah? Bukannya Yovan ponakan Ayah? Oh, atau Ayah udah anggep Yovan itu anak sendiri gitu ya?

"Enggak, Yovan itu emang anak kandung ayah kamu!"

Deg.

Alesa lantas menatap sang puteri dengan lekat. Harusnya semua ini tidak terjadi andai Melinda tidak lagi mengusik ketenangan keluarganya. Semua karena perempuan itu, hidupnya sangat terganggu oleh hal tidak penting seperti ini. Rasa kesal dan amarah yang terpendam membuat Alesa semakin membenci sosok Melinda, Ibunya Yovan.

"Kamu yakin mau tau?"

Lia menganggukkan kepalanya dengan cepat, sebab ia pikir dialah satu-satunya anak perempuan milik ayah dan ibunya.

Namun ... sebuah kenyataan yang mengejutkan menamparnya malam ini.

"Apa yang kamu mau tau?" tanya Alesa.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝒁𝚊𝚎𝚗𝚊𝐛 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang