Udara pagi tepat pukul enam masih terasa begitu dingin, langit juga masih nampak gelap. Sebab hujan mengguyur Ibukota begitu derasnya sepanjang malam, meski sekarang hanya berupa rintik-rintik kecil. Di sana, di dalam sebuah kamar Indekos, ada sepasang mata yang mengerjap perlahan, menatap langit-langit yang terlihat berbeda.
Semua latar terlihat putih dan bersih, jelas bukan seperti kamarnya. Seiring kesadaran memulih, Zaenab, cewek itu baru tersadar akan satu hal. Ia langsung menoleh ke arah kirinya dan bukan guling lagi yang menemani tidurnya. Ia juga tidak sedang bermimpi atau apa pun sampai tepukan di pipi oleh tangannya cukup menyadarkan bahwa semua itu nyata.
Bahkan Zaenab tidak yakin tubuhnya terbakut oleh pakaian sekarang dan belum berani mengecek juga. Begitupula dengan cowok yang ada di sampingnya yang berselimut sebatas dada.
"Mas ... Ganteng," lirih Zaenab dengan mata membulat karena syok.
Zaenab sadar apa yang semalam mereka lakukan, hanya saja ia malu untuk mengingat. Cewek itu kembali menarik selimut tebal hingga menutupi kepala dan berbalik membelakangi Yovan yang masih terlelap.
"Kok jadi gini?" gumam Zaenab pelan, malu dan bingung.
Hingga akhirnya sebuah tangan kembali berada di atas perut ratanya, merangkul tanpa canggung. Tubuh Zaenab kembali menegang, jantungnya sudah mencelos dengan detak yang tidak beraturan. Tidak bisa bergerak dan enggan untuk beralih membuat Zaenab terjebak tanpa bisa berbuat apa pun.
“Zae ...,”
Cukup lama Zaenab hanya terdiam, pelukan itu juga masih belum terlepas. Ia memberanikan diri berbalik perlahan ke arah Yovan, hingga sejenak tercekat dengan pahatan sempurna di sampingnya. Bukan lagi merasa tegang akibat seranjang dengan cowok yang rupanya masih terlelap dan sempat mengigau memanggil nama Zaenab.
Sang pemilik nama hanya menyimpulkan senyum, terlepas dari apa yang sudah mereka lakukan, Zaenab tau kalau ia mencintai Yovan dan begitu pula sebaliknya, cukup membuat hatinya kembali menghangat lagi. Zaenab hanya berpikir jika semua yang sudah terjadi adalah jalan untuk bersatu dengan Mas Ganteng.
Perlahan Zaenab menggerakan badannya menghadap Yovan. Justru kini ia merasa lucu bisa menghabiskan waktu dengan cowok itu semalaman tanpa pengganggu. Jemarinya bergerak menyusuri tulang hidung hingga bibir Yovan dengan perlahan.
Berhubung Zaenab tidak mampu kembali tidur, ia justru semakin iseng mencolek-colek pipi Yovan sampai mencubit gemas hidung mancung milik cowok itu. Hingga, akhirnya ada sebuah gerakan dari Yovan yang mungkin merasa risih.
Sepuluh menit yang dibutuhkan Zaenab hanya untuk menikmati situasinya saat ini dan tersenyum lebar kala Yovan mulai mengerjapkan mata. Tidak ada lagi rasa malu atau terkejut seperti saat bangun.
"Selamaaat pagiii Mas Ganteeeng!"
Suara cempreng yang sedikit serak khas orang bangun tidur masuk dengan mulus menyapa indera pendengaran Yovan. Cowok yang masih setengah sadar justru tersenyum dengan mata sedikit terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝒁𝚊𝚎𝚗𝚊𝐛 (TAMAT)
TeenfikcePERINGATAN : MEMBACA CERITA INI BISA MENYEBABKAN KETAWA BENGEK, BAPER MENDADAK, KESAL INGIN MENGHUJAT DAN MALES BEBENAH. #1 - anakkampus *** Gara-gara Zaenab, Yovan jadi menyadari, bahwa bahagia itu bukan dicari, tapi diciptakan. Ini adalah cerita s...