39, Semua kembali seperti sedia kala.

419 63 2
                                    

Tangisan dari cewek di depannya langsung menjadi titik kelamahan Tantan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangisan dari cewek di depannya langsung menjadi titik kelamahan Tantan. Bukan maksud hati untuk mengeluarkan segala emosi yang bersarang sedari tadi pada Zaenab. Hanya saja, mulut sudah tidak mampu untuk menahan semuanya.

Namun, melihat imbas dari sikapnya yang mungkin terlalu keras pada Zaenab, seketika membuat emosi cowok itu mereda. Isakkan tangis dan kepala yang menunduk dari cewek di depannya kini justru mengiris hati.

Tanpa basa basi apa pun lagi, Tantan menarik tubuh Zaenab ke dalam pelukannya. Berusaha menenangkan adalah tujuan utama.

"Saya minta maaf. Jangan nangis, Zae. Maafin saya kalo terlalu emosional."

Namun, masih belum ada jawaban berarti dari Zaenab. Cewek itu masih bertahan dengan isakan tangisan yang tidak dibuat-buat.

Zaenab memang cukup terkejut dengan serentetan pernyataan Tantan. Ia merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya dan juga merasa telah membohongi Tantan.

Namun, sulit juga rasanya utnuk berkata yang sebenarnya, sebab cowok yang tengah memeluknya dengan hangat ini terlalu baik ... untuk disakiti. Belum lagi, perasaan itu juga masih tertahan untuk sosok yang seharian tadi membuatnya merasa bahagia.

"Jangan sedih, ya. Saya minta maaf. Saya percaya kamu, Zae. Saya cuman khawatir karena seharian kamu enggak ada kabar. Saya takut kamu sakit atau apa pun dan saya nggak tau. Maaf ya kalau ucapan saya menyinggung kamu."

Cowok jangkung itu melepas pelukannya dan menatap Zaenab yang masih menekuk bibirnya ke bawah. Segeralah ia usapkan jemarinya pada pipi tembem cewek itu dengan lembut dan menghapus air mata yang masih mengalir.

"Zae minta maaf karena nggak bilang kalau mau main. Tan jangan marah ...."

Nyuttt

Helaan napas Tantan turut membuat emosi cowok itu mereda. Seketika semua rasa kesal, marah, dan khawatir lenyap dan hanya tersisa gemoy saat cewek di depannya itu benar-benar berkata tulus dan menyadari kesalahan.

Tantan tersenyum dan mencubit pipi bulat Zaenab yang membuat cewek itu mendadak semakin menyabik.

"Kamu kalau begini tuh makin lucuuuu, Zae. Jangan nangis lagi ya, saya minta maaf, tapi lain kali kamu harus bilang kalau mau ke mana pun ya ... saya cuma mau kabar kamu, Zae."

Zaenab belum mampu berkata banyak dan hanya anggukan saja yang mengiringi jawaban dari segala pernyataan Tantan. Sedangkan Tantan, ia tidak bisa marah terlalu lama pada Zaenab. Sebab, biar bagaimana, rasa cintanya lebih besar daripada rasa kesalnya.

Mungkin, cinta itu memang membuat bodoh siapa pun yang merasakannya. Kadang kala juga membuat diri terlalu abai dalam menanggapi segala apa pun perkara. Terbukti, meski Tantan cemburu dengan kehadiran Yovan yang kembali mendekati sang kekasih hati, tetapi saat ini semua rasa itu kembali hilang dan hanya percaya yang bisa dipikirkan Tantan.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝒁𝚊𝚎𝚗𝚊𝐛 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang