Yovan sudah pasrah jika harus masuk ke UGD hanya gara-gara sebuah permen gulali yang tidak seberapa harganya.Cowok itu memang tidak ahli dalam masalah tampol menampol. Dia sama sekali tidak memiliki fisik yang terlatih sejak kecil. Jika hari ini dirinya terkena pukulan para preman itu jelas Yovan tidak akan bisa melawan sebagaimana mestinya cowok kebanyakan.
"Cewek lo ngeselin banget anjing!"
"Biar gue kasih pelajaran lo!"
"Bang, gue bisa–"
"Lo pada lagi ngapain?"
Deg.
Suara itu seketika membuyarkan acara perundungan dadakan dari dua preman yang mencekal kerah kemeja Yovan. Sedang sosok yang melemparkan pertanyaan itu berjalan santai ke arah mereka.
"Ada apa nih? Lagi kaga syuting FTV, kan? Lo berdua juga bukan orang sini, kan?" ujar pria yang kini melepas cengkeraman si preman dari Yovan dengan santainya.
Perawakannya memang tidak semeyakinkan dua orang preman yang siap menghajar Yovan. Rambut cepak, kaos oblong berlapis jaket jeans usang, celana pendek cargo dan hanya mengenakan sendal jepit. Namun, jelas dua pria bertato itu tau siapa yang kini mereka hadapi. Tatapan santai dari pria itu justru membuat mereka mundur teratur.
"Ampun, Bang. Nggak lagi-lagi. Bercanda kok tadi, sumpah bercanda, hehehehe." Salah satu preman itu berusaha meyakinkan diri agar tidak terkena imbas.
"I-ini kita mau cabut, kok, Bang Darto, perimisi ...." Kedua preman langsung berlari secepat kilat meninggalkan pelataran pasar malam itu.
"Belum ngapa-ngapain padahal. Nggak seru amat ...," ujar pria yang tidak lain adalah Darto.
Iya, siapa yang tidak tahu Darto? Pria yang namanya cukup harum di daerah Cipulir. Namanya bahkan sering menjadi buah bibir sejak pria itu masih duduk di bangku sekolah. Hingga saat ini pria itu menjabat sebagai kepala damkar dan ketua ormas IPB alias Ikatan Pemuda Betawi, korwil Kebayoran Lama.
Kehadiran pria itu saja sudah berhasil membuat kedua preman itu langsung kabur bak ditelan bumi. Jelas, mereka tidak mungkin menghadapi Darto, meskipun pria itu hanya sendiri. Bisa-bisa bukannya berhasil menghajar Darto, tapi justru mereka yang akan dihajar oleh Darto.
Disisi lain, Zaenab sudah melipir dan memeluk hangat seorang wanita yang tadi tiba bersama Darto, yang tak lain adalah kakak iparnya, Yuna.
Sementara Yovan hampir tidak berkedip dan ternganga dengan peristiwa di depannya. Jelas dia menganggap Darto adalah penyelamatnya. Sampai akhirnya Yovan meraih lengan Darto dan berkali-kali berterima kasih sambil mencium punggung tangan pria itu.
"Makasih banyaak, Bang. Duh, kalau nggak ada Abang udah kelar kali saya. Makasih banyak banget-banget, mwah! Mwah! Mwah!"
Darto lantas menarik tangannya, sedikit meringis jijik dengan sikap Yovan yang terlampau lebay. Pria itu hanya menatap datar Yovan sesaat, lalu mengalihkan pandangan itu mengarah pada sosok cewek yang sedang tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝒁𝚊𝚎𝚗𝚊𝐛 (TAMAT)
Fiksi RemajaPERINGATAN : MEMBACA CERITA INI BISA MENYEBABKAN KETAWA BENGEK, BAPER MENDADAK, KESAL INGIN MENGHUJAT DAN MALES BEBENAH. #1 - anakkampus *** Gara-gara Zaenab, Yovan jadi menyadari, bahwa bahagia itu bukan dicari, tapi diciptakan. Ini adalah cerita s...