Gak kerasa, tiga tahun telah berlalu.
Jika kita membahas sebuah rencana, pasti sebagian besar gak akan sesuai dengan realita. Banyak hal-hal tak terduga yang mampu memupus, bahkan mengagalkan segala rencana kita. Dan hal itu juga berlaku buat Yovan, sebab jika semua rencananya berjalan dengan lancar, Yovan paati sudah lulus dan menjadi sarjana seni. Sayangnya, semua mimpinya yang membuat cowok itu rela jauh-jauh merantau ke Jakarta harus putus di tengah jalan, gara-gara hal yang tak terduga itu.
Jikalau rencana sudah pupus, maka kita harus memilih rencana lain untuk terus melanjutkan hidup. Tapi pilihan adalah sebuah hal yang pasti memiliki risiko, pasti. Jelas akan sangat sulit untuk meraih semuanya secara bersamaan tanpa harus ada yang dikorbankan. Dan ... pada kisah Yovan, ia terpaksa mengorbankan kuliahnya, sebab belum pandai mengatur waktumya sembari usaha yang baru melejit.
Meski keputusan itu terada sangat berat bagi Yovan, tetapi masa depan usahanya yang harus dipertaruhkan. Yovan sudah habis-habisan Yovan mendirikan usaha tersebut, sehingga menunda pendidikannya dan berpikir jika ia dapat kembali menempuhnya nanti jika sudah mampu mengatur waktu. Toh ilmu itu tak memandang umur, kan?
Iya, Yovan akhirnya memutuskan untuk berhenti kuliah dan mencabut berkas-berkasnya di semester tiga. Ia tidak sanggup melanjutkan perkuliahannya di saat bisnisnya mendesak waktu dan seluruh tenaganya saat itu.
Meski begitu, pengorbanannya tidak sia-sia, sebab usahanya mendapatkan hal yang cukup memuaskan hingga detik ini. Bisnisnya sudah mulai melebar dan menerima pesanan dari luar Jakarta berkat sosial media. Hal itu pun membuat Yovan harus mengocek dalam keuangannya lagi untuk menyewa satu tempat khusus produksi dan tentunya menambah beberapa karyawan.
Mengurus bisnisnya saja sudah membuatnya sangat sibuk, ditambah sekarang putranya Dewa sudah berumur tiga tahun. Bocah laki-laki yang tumbuh dengan sangat sehat itu pun turut menyumbang segudang kesibukan Yovan. Yah, meskipun ia masih belum mampu meluluhkan hati ibu dari anaknya itu, tapi Zaenab akhirnya sedikit membuka jalan untuk Yovan bisa menjenguk Dewa dan bahkan bergantian merawat. Dan menurut Yovan, hal itu mendingan dah ya.
Dan semua itu tampaknya tidak terlepas dari peran Darto yang telah memberikan secercah api semangat untuk Yovan, dengan mengatakan jika semua keluarga Zaenab sudah merestuinya. Terbukti, dua tahun yang lalu, Yovan mulai berani untuk menghadap orang tua Zaenab, terkhusus Bunda Aya yang sikapnya benar-benar berubah kepada Yovan sejak hari dimana Yovan mengagalkan pernikahan Zaenab dan Tantan.
Bisa dibilang, Bunda Aya berubah menjadi orang yang tak Yovan kenal sebelumnya. Dingin, ketus bahkan enggan untuk menatap Yovan. Beruntungnya, kesabaran dan tekad Yovan akhirnya mampu membuat Bunda Aya mau memaafkannya. Hal itu pun membuat Bunda Aya kembali bersikap seperti dulu, saat Yovan masih menumpang tinggal di rumahnya. Sayangnya, hal yang berbeda justru berasal ibu kandungnya sendiri. Iya, meskipun sedih kalo diceritain, tapi Melinda benar-benar tak sedikitpun mengurusi Yovan sejak ia bertandang ke rumah Zaenab dan berdebat dengan Pras beberapa tahun yang lalu. Bahkan Yovan masih diharamkan untuk menginjakkan kaki di rumahnya, di Jogja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝒁𝚊𝚎𝚗𝚊𝐛 (TAMAT)
Novela JuvenilPERINGATAN : MEMBACA CERITA INI BISA MENYEBABKAN KETAWA BENGEK, BAPER MENDADAK, KESAL INGIN MENGHUJAT DAN MALES BEBENAH. #1 - anakkampus *** Gara-gara Zaenab, Yovan jadi menyadari, bahwa bahagia itu bukan dicari, tapi diciptakan. Ini adalah cerita s...