'Lo tuh anak haram!''Kamu itu cuma pengacau di keluarga saya!'
'Kamu itu anak haram, Yovan! Kamu lahir dari kesalahan!'
Yovan seketika terbangun dan terduduk. Hal itu pun membuat kepalanya terasa pusing. Tak hanya itu, dadanya juga terasa cukup sesak, seolah-olah ada ada yang menekannya dengan kuat.
Sial! Yovan bermimpi buruk.
Peristiwa beberapa tahun yang meragukan kepercayaannya pada Mamihnya kembali. Pernyataan Alesa, tuduhan Lia, semua terproyeksi begitu jelas di benak Yovan.
Meskipun Yovan tahu semua itu tidak benar dan ia sangat percaya pada Mamihnya. Tapi tetap saja, semua pernyataan itu ternyata cukup membekas dalam pikiran dan hatinya.
Yovan pikir semuanya sudah normal dan tidak lagi terpengaruh akan semua itu, sebab fokusnya sekarang ada pada sang anak dan tentunya Zaenab.
Beberapa tahun terakhir, Yovan juga menghindari bertemu ayahnya, bahkan tidak ada kontak apa pun antara dirinya dan Prasetyo. Yovan benar-benar tidak peduli dengan nasib pria yang menghadirkannya di dunia itu.
Tapi, pernyataan Zaenab di depan Clara nyatanya menjadi pemicu kekhawatiran Yovan.
Yovan lalu melihat jam di ponselnya yang masih pukul tiga pagi. Setelah pulang rumah Zaenab, Yovan langsung tertidur karena merasa tubuh dan pikirannya lelah.
Bahkan, Yovan tertidur di sofa ruangannya. Seperti biasa, Yovan tidak kembali ke rumah Mbak Aisa dan justru tidur di ruko.
"Jadiii yang telepon barusan beneran si anu ya."
Yovan menatap Zaenab. Yovan pun merasa heran, sebab Zaenab benar-benar baru kali ini bertanya tentang dirinya.
"Hnggg, ada hubungan apa lo sama si anu? Dah pacaran? Kelen bedua cocok, sih.” Zaenab berkata tanpa melihat Yovan.
“Tapi, ngomong aja ya kalo emang kelen beneran ada hubungan. Biar Dewa gak ganggu lo sama si anu kalau lagi berdua."
Deg
"Apaan si, Zae?" Yovan mengerutkan dahi. Tidak menyangka Zaenab bisa berbicara demikian
Apa semua perempuan itu bisanya menyimpulkan hanya dengan sekali tatap?
"Urusan Dewa nggak ada sangkut pautnya sama siapa pun atau apa pun kali, Zae. Mau gue ada pasangan atau enggak, Dewa tetep nomer satu buat gue. Dewa udah prioritas gue."
"Ya kali aja, kan? Gue nggak mau aja anak gue jadi pengganggu.”
“Anak kita.”
“Iya. Tapi mending Dewa sama gue aja kalau emang kayak gitu, daripada nanti Dewa dijahatin orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝒁𝚊𝚎𝚗𝚊𝐛 (TAMAT)
Teen FictionPERINGATAN : MEMBACA CERITA INI BISA MENYEBABKAN KETAWA BENGEK, BAPER MENDADAK, KESAL INGIN MENGHUJAT DAN MALES BEBENAH. #1 - anakkampus *** Gara-gara Zaenab, Yovan jadi menyadari, bahwa bahagia itu bukan dicari, tapi diciptakan. Ini adalah cerita s...