47, Yovan penting gak sih buat Mamih?

589 72 17
                                    

Tak bisa dipungkiri jika Yovan tetap saja memikirkan Zaenab dengan segala hal yang sudah mereka lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak bisa dipungkiri jika Yovan tetap saja memikirkan Zaenab dengan segala hal yang sudah mereka lakukan. Walau sikap Zaenab nyatanya ... b aja, justru itu yang buat Yovan uring-uringan.

Apakah semua hal yang diucapkan Lia itu memang benar? Mungkin Zaenab sama saja seperti cewek yang ia dan Lia temui di Kafe? Atau semua tipikal pergaulan anak Jakarta memang seperti itu? Huh! Yovan mendadak pusing memikirkannya!

Tapi ... Dia aja benci sama gue dan selama ini cuma pura-pura doang. Arrrgh tapi Zae juga kenapaaa sikapnya tuh begituuuu! Batin Yovan kesal sendiri.

Konyol memang, liburan semester yang seharusnya ia gunakan untuk pulang kampung melepas rindu pada Mamihnya, kini tidak ada lagi dalam daftar rencananya. Seketika, seluruh pemasalahan tentang asal usulnya pun kembali. Masih banyak pertanyaan yang menggantung dan Mamihnya sama sekali tak datang ke sini guna menjelaskan segalanya.

Menepikan kejadian ‘anuan’ bersama Zaenab, kini Yovan kembali memikirkan siapa laki-laki yang jadi alasannya bisa nongol di Dunia ini. Dan ditambah, sikap Mamihnya yang ‘seolah’ tidak berusaha menjelaskan, membuat Yovan juga akhirnya enggan untuk kembali meminta penjelasan.

Ada amarah yang terpendam dalam dada saat segala persepsi itu muncul memenuhi isi hati.

Apa benar ayah kandungnya itu ternyata Om Prasetyo?

Apa benar ia lahir dari sebuah kesalahan?

Atau apa benar Mamihnya itu adalah seorang perebut laki orang?

Dan bila pertanyaan di atas itu salah. Lantas apa benar Mamihnya itu memang pernah menikah dengan Om Prasetyo? Apa buktinya?

Jancuk tenan! Yovan kembali berguling dari posisi tengkurapnya dan menutup wajah dengan bantal.

Ini sudah satu bulan dan Mamihnya benar-benar tidak ke sini sama sekali! Padahal Yovan hanya ingin melihat setitik kejujuran di wajah Mamihnya tat kala menjelaskan siapa gerangan Ayah kandungnya. Tapi pada kenyataannya, Yovan malah dipaksa memikirkan masalah pelik ini sendirian! Sesibuk itukah Mamihnya? Atau semua ini hanya pengalihan agar dirinya lupa? Astaga ... Apa mungkin Mamihnya pikir ini adalah masalah sepele?

Sebenernya Yovan ini Mamih anggep apasih!!!? Batin Yovan berteriak frustasi

Di sisi lain, Mbak Aisa sebagai perantara Mamihnya dalam menjelaskan semua hal, kini tidak lagi berguna buat Yovan. Tetap saja ada hal yang mengganjal dari seluruh informasi yang ia tangkap dari wanita berwajah oriental itu dalam beberapa waktu terakhir.

Yovan menghela napas dan meletakkan bantal itu sebagai penyangga kepalanya. Ia menatap langit-langit indekos dengan berbagai pikirin yang saling tumpang tindih.

Saat ini, ia juga tersadar akan satu hal. Bahwa, selama ini, ia memang tidak begitu dekat dengan ... Mamihnya.

Kedekatannya tidak terlalu dalam untuk ukuran Ibu dan Anak. Bahkan tak pernah membicarakan hal-hal ‘krusial’ seperti ini atau bahkan sekedar mencurahkan isi hati. Sedari kecil Yovan tidak memiliki tempat menetap untuk bercerita sebab ketika ia mencoba untuk menceritakan harinya pada Mamihnya, wanita itu selalu sibuk dengan pekerjaan dan tak pernah mendengarkannya.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝒁𝚊𝚎𝚗𝚊𝐛 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang