Jakarta, Yovan akhirnya kembali setelah berlibur di Yogyakarta selama dua pekan.
Hari ini, semester dua sudah dimulai. Cowok yang masih bisa dikatakan Maba alias mahasiswa baru itu sudah harus sibuk dengan berbagai kegiatan yang ditawarkan padanya dan perkuliahan. Ternyata, bakat Yovan yang mumpuni dalam bidang fotografi dan videografi membuat senior tidak sungkan mengajaknya untuk turut dalam kegiatan organisasi.
Jelas, Yovan pun tak menolak, sebab hal itu merupakan kesempatan yang tidak datang dua kali seperti saat dia menerima tawaran Lia bergabung dalam EO-nya tempo lalu. Jika dikilas balik, Yovan menjadi semakin terbuka sejak berkuliah di Jakarta, serta mendapat beberapa kenalan yang bisa menjadi benefit kedepannya. Hal yang cukup penting untuk masa depannya.
Kegiatan yang menyita waktu dari awal Yovan sampai di Jakarta hingga berjalan satu minggu masuk perkuliahan, membuat waktunya juga sedikit berkurang untuk Zaenab. Ditambah, acara pindahan Yovan yang terjadi beberapa hari lalu, seolah 'memperburuk' keadaan keduanya.
***
"Mas Ganteeeng, kenapa pindah, sih!? Di sini aja kenapa, anggep aja rumah Zae buka kos-kosan, ya, ya, yaaa," rengek Zaenab dengan bibir cemberut sembari menemani Yovan mengepak beberapa barangnya.
"Gue kan udah janji Zae, mau ngekos. Nah berhubung udah dapet, ya gue harus pergi lah dari sini. Nggak enak Zae lama-lama di sini. Gue nggak enak sama orang tua lo, sama tetangga-tetangga lo, sama--"
"IIISSHHH! Apa dah Mas Ganteng! Kan Ibunda sama Ayahanda itu nggak kenapa-kenapa kalo Mas Ganteng di sini terus. Mas Ganteng emang lupaaa apa kalau udah dianggep anak sama Bundaaa???"
Yovan menghela napas, cowok itu sampai menghentikan kegiatannya memasukan beberapa buku ke dalam kardus. Memang benar, Bunda Aya bahkan menahan dirinya untuk tetap tinggal di rumah itu dengan alasan sudah dianggap anak sendiri.
Namun, Yovan tetap tidak enak hati jika hanya menumpang hidup dan merepotkan orang lain yang bahkan bukan sanak saudaranya. Meskipun ia juga merasa perlakuan keluarga Zaenab melebihi keluarga Om Prasetyo yang merupakan 'saudaranya' di Jakarta. Mereka orang lain, tetapi ada kedekatan yang menjadikan Yovan sangat nyaman.
Cowok itu pun perlahan, mengubah badannya ke arah Zaenab yang duduk di sampingnya. Menatap mata bulat dengan bibir masih menyabik dan membuat ia tertawa tipis. Berusaha sabar meladeni cewek yang sangat faseh membongkar mesin vespa itu, adalah hal yang tengah Yovan biasakan sekarang.
"Zae, kenapa sih? Kan gue cuman pindah tempat tidur, nggak pindah kampus. Kita masih bisa ketemu loh,"
"Aaaa tapi Mas Ganteng sekarang sibuk teruuus, jarang ada waktuuu, apalagi kalau udah pindah kos." Bibir Zaenab semakin tertekuk ke bawah, cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝒁𝚊𝚎𝚗𝚊𝐛 (TAMAT)
Teen FictionPERINGATAN : MEMBACA CERITA INI BISA MENYEBABKAN KETAWA BENGEK, BAPER MENDADAK, KESAL INGIN MENGHUJAT DAN MALES BEBENAH. #1 - anakkampus *** Gara-gara Zaenab, Yovan jadi menyadari, bahwa bahagia itu bukan dicari, tapi diciptakan. Ini adalah cerita s...