"Ada kabar apa? Dia bikin ulah lagi?"
Cewek berambut panjang bergelombang yang tidak lain adalah Retno, lantas menggeleng. Sembari memeluk buku diktat, ia menunjukkan sebuah foto yang berhasil diabadikan tadi saat tidak sengaja mendapatkan momen bagus.
"Siapa ini?" tanya wanita berkaca mata hitam yang duduk manis di dalam sebuah mobil tanpa repot-repot turun.
"Ini tuh ketua senat, Bu. Enggak tau ya ada hubungan apa, tapi tadi tuh kayak debat gitu loh sama si Yovan. Tapi ya, Bu, menurut saya nih ... ini tuh gara-gara cewek ini."
Wanita yang tengah menatap layar ponsel milik Retno itu mengamati secara lekat. Menatap siapa cewek yang seolah diperebutkan.
"Oh, ini pacarnya Yovan?" tanya wanita itu.
"Enggak tau juga, Bu. Tapi mereka emang selalu bareng sih, berangkat bareng, pulang juga sama. Kadang juga di kantin tuh mereka keliatan deket gitu, Bu. Kayak orang pacaran."
Wanita itu mengangguk mendapati penuturan Retno. Ia lantas memberikan ponsel itu kembali kepada sang pemilik. Ia harus menemukan celah untuk merusak ekspetasi dan impian-impian Yovan secepat mungkin, sebab cowok itu sudah mengusik ketenangan keluarganya secara tidak langsung. Hal yang selama ini tidak pernah berubah, ternyata bisa semudah itu goyah hanya karena kehadiran Yovan.
"Laporin apa tingkah laku dia ke saya. Jangan sampe ada yang nggak kamu laporin. Paham, kan?"
"Siap, Bu. Saya bakal kasih info apa pun tentang Yovan," timpal Retno percaya diri.
Wanita itu hanya mengangguk samar. Kemudian menaikkan kaca mobilnya dan segera berlalu dari area kampus tersebut. Sedangkan Retno, masih terdiam di tempatnya.
Hal yang membuat cewek cantik di angkatannya itu mundur mendekati Yovan adalah karena wanita yang baru saja menghilang dari pandangan. Wanita yang entah mengapa ingin mengetahui seluk beluk kegiatan Yovan tanpa terkecuali.
Akan tetapi, Retno tidak ambil pusing. Selama sama-sama menguntungkan apa pun akan dilakukan. Toh, hanya berupa mencari tahu apa yang dilakukan Yovan, hal itu sangat mudah bagi Retno yang terbiasa menjadi biang gosip di jurusannya. Setidaknya itu yang sering disematkan teman-temannya karena cewek itu selalu up to date tentang berita-berita di kampus.
***
Zaenab merebahkan diri di atas tempat tidurnya setelah beberapa saat lalu sampai di rumah. Rasa kantuk itu masih saja bersarang, kali ini ia ingin benar-benar memejamkan mata sejenak.
Namun, belum sempat sampai di pulau mimpi, ponsel di sisi kepalanya tiba-tiba berbunyi. Sontak saja Zaenab langsung menyabet ponsel itu, berniat mematikan data agar tidak diganggu siapa pun.
Akan tetapi, niatnya terhenti kala nama Tantan yang berada di urutan pertama jajaran chat yang masuk. Cewek itu langsung membuka pesan chat dari Tantan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝒁𝚊𝚎𝚗𝚊𝐛 (TAMAT)
Fiksi RemajaPERINGATAN : MEMBACA CERITA INI BISA MENYEBABKAN KETAWA BENGEK, BAPER MENDADAK, KESAL INGIN MENGHUJAT DAN MALES BEBENAH. #1 - anakkampus *** Gara-gara Zaenab, Yovan jadi menyadari, bahwa bahagia itu bukan dicari, tapi diciptakan. Ini adalah cerita s...