96, Ketemu Mami lagi.

444 102 8
                                    

Hidup baru bagi Yovan dimulai sejak pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup baru bagi Yovan dimulai sejak pagi ini. Dimulai dari kesepakatan panggilan lo gue menjadi aku kamu. Meski susah buat Zaenab yang sudah terbiasa lo-gue sejak lahir, tapi harus bisa biar enggak terkesan kayak teman.

"Yovaaannn, bangunnn."

Teriakan itu gak kunjung mempan buat Yovan yang masih di alam mimpi. Padahal hari sudah pagi dan kayaknya kalau Dewa jadi sekolah, bakal telat. Zaenab tampak berkacak pinggang, di sampingnya Dewa juga sama berkacak pinggang ikut-ikutan Uminya.

Zaenab menatap Dewa, begitu pun Dewa juga menatap Zaenab.

"Gimana cara bangunin Baba lo, Tong? Kayak orang mati kalau tidur, nohhhh."

"Gak taooo." Cuman itu jawaban Dewa, padahal bocah kecil itu gak beneran sebel, cuman ikutin Uminya aja.

Bahkan Dewa gak tau kenapa harus bangunin Papinya. Dewa malah seneng kalau sekolahnya libur. Kadang kala anak seusia Dewa juga bosen di sekolah.

"Oke gini aja." Zaenab berjongkong, membisikan sebuah kalimat di telinga sang anak.

Dewa hanya mengangguk sambil tersenyum dengan sumringah banget. Bujang kecil itu lantas naik ke ranjang Yovan dan merangkak ke sisi Papinya. Dewa berdiri, menatap Uminya sebentar lalu menjatuhkan diri dengan kencang di punggung Yovan, tulang sikunya itu Dewa pun langsung bikin Papinya itu terlonjak dari tidurnya.

"Papiiii, bangooonnn."

"Astagfirullahaladzim ...." Mau marah Yovan tuh, tapi pas denger suara mungil yang memanggilnya Papi, Papi, Papi gak berhenti, Yovan gak jadi marah.

Yovan mengerjapkan matanya perlahan dan menatap ke sisi ranjang yang ternyata di sana Zaenab sudah berdiri sambil berkacak pinggang.

"Papiii ayoo bangooonn."

Teriakan itu dan gerakan lompat-lompat di atas kasur dari Dewa benar-benar bikin Yovan auto membuka mata. Yovan pun terduduk, nyawanya belum terkumpul sempurna, tapi ia sadar kalau ini sudah pagi.

Sinar matahari yang menyorot tepat ke kamarnya menjajdi bukti kalau yang tadinya malam sudah berubah jadi pagi. Kayaknya Yovan baru saja tidur dari begadangnya semalam. Namun, sudah harus bangun lagi.

"Iya, Papi udah bangun, nih."

"Susah banget dibangunin, kayaknya gue--"

"Aku," sahut Yovan.

"Ck elahhh, kayaknya aku tiap hari harus pake toa buat bangunin lo," omel Zaenab.

"Kamu, Zae."

"Ish, iyaaa kamuuuuu. Kamu yang kutunggu-tunggu. Puas."

Yovan cuman senyam-senyum gak jelas mendengar omelan itu. Mimpinya indah, sangat indah dibanding kemarin-kemarin. Suasana hatinya begitu berbunga-bunga. Apalagi paginya disambut sama anak dan calon istrinya, sangat membahagiakan bukan?

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝒁𝚊𝚎𝚗𝚊𝐛 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang