Selama tinggal di Istana ini, aku tidak ingin menjadi seorang Ratu yang jahat dengan tidak memanusiakan manusia. Aku tak ingin sikap buruk yang aku lakukan kepada orang lain akan berimbas kepada keluargaku maupun keturunanku kelak.
Dan pun, aku lebih senang bila memiliki hubungan baik dengan orang-orang sekitar.
Hari ini, aku ingin memberi hadiah kecil-kecilan untuk seluruh penghuni Istana. Maka dari itu aku mengambil barang yang aku inginkan dari lantai dua puluh dua. Aku mengambil jaket kulit seharga sepuluh juta sebanyak empat ratus dua puluh delapan helai. Sesuai dengan banyak penghuni istana ini.
Aku jarang memberi mereka hadiah yang mahal, jadi sesekali aku akan memberikannya. Ini juga bentuk rasa syukurku karena kurang lebih sebulan lagi bayiku akan lahir.
Tak hanya itu, aku membongkar lemari berisi perhiasanku. Memilih perhiasan lama yang sekiranya tak akan aku pakai lagi, kemudian kuputuskan untuk memberikannya kepada para pelayan maupun penjaga Istana perempuan. Aku yakin mereka akan menyukainya.
Aku juga membuka semua restoran dan meminta semua penghuni istana untuk bebas masuk dan makan apapun yang mereka mau. Hari ini mereka aku tugaskan untuk bersantai-santai. Terserah mereka mau melakukan apapun di istana yang penting tidak menimbulkan kegaduhan.
Melihat mereka begitu senang saat menerima hadiah dariku, membuatku mengukir senyum lepas.
"Kami sangat senang memiliki Ratu seperti Ratu Hanum," ucap salah satu penjaga.
"Benar sekali. Ratu sangat baik dan tidak pernah berlaku kasar pada kami," sambung yang lain.
Dan mereka juga mendoakan untuk kebahagiaan dan kelancaran persalinanku kelak. Aku sangat bahagia hari ini.
****
SIAPAKAH ANAK YANG PALING BAHAGIA?
@Cahyadi Takariawan
Siapakah anak yang paling bahagia? Ternyata bukan anak yang memiliki HP dan bebas main game online.
Sebuah penelitian menemukan, tenyata anak menjadi bahagia apabila orangtua ---terlebih ibu--- mereka, bahagia.
Penelitian bertajuk 'The Understanding Society' itu melibatkan 40.000 rumah tangga sebagai responden.
Hasilnya, 60% anak-anak yang ibunya bahagia dengan hidup mereka, merasa sangat puas dengan kehidupan keluarga sekarang. Sebaliknya, 55% anak yang ibunya tidak bahagia, merasa hidupnya kurang membahagiakan.
Tiga orang peneliti dari Institute for Social and Economic Research, Prof. John Ermisch, Dr. Maria Iacovou dan Dr. Alexandra Skew mengungkapkan, anak yang paling bahagia adalah yang tinggal dengan kedua orangtua, tidak sering bertengkar dengan orangtua, makan malam bersama setidaknya tiga kali dalam seminggu dan sang ibu bahagia dengan keluarganya.
"Penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan keluarga dan orangtua yang bahagia adalah kunci kebahagiaan anak. Hal ini bertolak belakang dengan anggapan yang ada selama ini kalau anak-anak hanya mau menghabiskan waktu dengan bermain videogame atau menonton televisi. Yang kami temukan anak-anak justru merasa bahagia jika bisa berinteraksi dengan orangtua atau saudara mereka," ujar Dr Maria Iacovou.
Maka, penting bagi para ibu untuk menjaga kebahagiaan dalam kehidupannya, agar anak-anak menjadi bahagia. Namun ibu bisa bahagia apabila memiliki suami yang mampu menghadirkan kebahagiaan.
"Akbar!" seruku saat melihat Akbar lewat, hendak ke lantai atas.
Aku yang tengah duduk di sofa ruang tengah melambai-lambaikan tangan agar Akbar mendekat.
Ia lalu tersenyum dan menghampiriku.
"Ada apa, Hanum?" tanyanya lembut.
"Ayo baca ini. Baca yang teliti, ya!" pintaku lalu menyodorkan ponsel yang berisi artikel singkat tadi.
Akbar tersenyum simpul lalu mengacak puncak kepalaku gemas usai dua menit membacanya.
"Sudah mengerti, 'kan?" tanyaku.
"Hu'um. Sangat-sangat mengerti Ratuku," jawabnya mantap.
"Jadi, kau tidak boleh membuatku sedih, tidak boleh membuatku kesal ataupun marah. Tugasmu sebagai seorang suami dan juga calon ayah untuk anak kita adalah, membahagiakan aku sebahagia bahagianya agar anak-anak kita nantinya juga bahagia. Apa kau mengerti Raja?" jelasku, dan lagi-lagi Akbar mengulum senyum lalu mengangguk mantap.
"Kalau begitu, izinkan Rajamu untuk pergi ke luar negeri beberapa hari," ucap Akbar. Aku mengerutkan kening, heran sekaligus bertanya-tanya, mau kemana ia?
Seakan mengerti dengan raut wajahku, Akbar menjelaskan bahwa ia ingin pergi ke India karna suatu urusan, dan akan kembali dalam tiga hari ke depan.
"Jangan terlalu lama di sana. Kau ingat bukan kalau aku sedang hamil tua," pintaku sembari mengelus perut bundarku.
"Tentu Hanum, tentu. Aku akan kembali secepatnya," ucap Akbar lalu ikut mengelus perutku dengan sayang.
"Aku menunggumu, Akbar. Cepat pergi dan cepat juga kembali," pesanku.
"Siap laksanakan Ratuku."
****
Kalau ngomongin India jadi inget Kajol sama Shahrukh Khan. Dulu pernah ngefans berat sama Kajol🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Setyaningrum (Be The Queen in My Palace)
FantasyCOMPLETED ✅ Romance-Mysteri-Fantasy [Silahkan follow terlebih dulu] Seorang gadis dewasa yang tangguh dan pemberani seperti Hanum sebenarnya paling enggan menikah. Apa enaknya? Ribet! Hanum ingin menjadi wanita yang mandiri dan bebas. Ia ingin berke...