Chapter 85

282 34 6
                                    

"Hanum!"

Akbar bergegas mendaratkan rakitnya dan menghampiri tubuh istrinya itu.

Dengan tangan gemetar Akbar mengangkat tubuh itu dan meletakkannya di pangkuannya.

Akbar takut. Jantungnya berdetak tak karuan.

Didekatkannya jemari miliknya di depan hidung sang istri, memeriksa hembusan napas di sana.

Tiga detik berselang.

Akbar beralih memeriksa denyut nadi di pergelangan kiri Hanum.

Degh!

Satu detik

Dua detik

Akbar menangis sembari memeluk Hanum.

Didekapnya tubuh itu erat-erat seakan tak membiarkannya pergi jauh untuk kedua kali.

"Hanum! Istriku!" Akbar semakin mendekap erat tubuh itu dengan air mata tak ada habisnya.

Pria itu kemudian membopong tubuh Hanum memasuki pulau tak bernama itu, meletakkannya di bawah pepohonan rindang.

Pria itu masih menangis lalu mengecup kening istrinya dengan sayang, meskipun yang dikecup hanya diam dan tetap memejamkan kedua matanya.

Akbar masih menangis tersedu-sedu. Ia kembali mendekap tubuh istrinya, seakan apa yang dilihatnya sekarang bukanlah sebuah kenyataan.

Akbar ... merasa sangat bersyukur.

Hanumnya masih hidup.

Napas itu masih ada.

****

Lega?

Setyaningrum (Be The Queen in My Palace)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang