1. Semua sekolah pedalaman harus menjadi sekolah dengan fasilitas yang lengkap tanpa kurang suatu apapun.
2. Setiap anak-anak diberikan beasiswa hingga tuntas sarjana.
3. Masjid dan mushola direnovasi dengan baik. Lengkap dengan peralatan sholat yang memadai.
4. Ratusan rumah dibangun untuk masyarakat yang kurang mampu.
5. Fasilitas umum di daerah yang tidak terjamah pemerintah adalah prioritas.
6. Ribuan buku untuk setiap perpustakaan."Apa lagi yang kurang, Akbar?" Hanum mengetuk-ngetuk pulpennya di atas kertas putih sembari berpikir keras.
Akbar menarik pelan kertas yang istrinya tulis, lalu bergumam membaca.
"Hmm. Sudah."
"Ini juga sudah."
Ia diam sejenak lalu mulai berpikir.
"Kau melupakan sesuatu yang penting, Sayang."
"Apa?"
"Bagaimana dengan anak yatim-piatu yang ada?"
Hanum menjentikkan jarinya senang. "Ya, itu dia. Aku melupakannya."
Lalu mengambil kertas dari tangan Akbar dan mulai menuliskan urutan ke tujuh.
7. Pembangunan paripurna untuk panti asuhan sekaligus biaya hidup anak-anak yang tinggal.
"Aku melupakan satu hal lagi, Akbar."
Akbar mengangkat satu alisnya.
"Ini."
8. Pembangunan yang sama untuk panti jompo.
Hanum lalu memberikan kertas itu kepada Akbar. "Bagaimana?"
"Sempurna." Akbar tersenyum.
"Aku tidak sabar melihat kebahagiaan orang-orang yang selama ini hanya dipandang sebelah mata oleh mereka." Hanum tersenyum senang, membayangkan air muka bahagia di setiap sudut desa dan kota.
"Kau benar, Hanum. Mereka juga berhak mendapatkan kebahagiaan itu." Akbar lalu meminta Hanum untuk mendekat dan memeluknya.
"Aku sangat senang karena istriku bukan orang yang serakah dan kikir."
Hanum tersenyum mendengar itu.
"Harta paling hebat yang aku miliki adalah kau, Sayang. Permata tidak ternilai."
"Aku juga senang karna suamiku bijak dalam menggunakan hartanya. Menabur kebaikan di mana-mana."
Akbar bahagia mendengar penuturan istrinya. Ia benar-benar bahagia ketika Hanum dan Musthafa berada di sampingnya. Lengkap sudah cerita bahagia yang selama ini ia idamkan.
"Kapan kita akan mulai menjalankan ini?" Hanum bertanya.
"Secepatnya. Jika mungkin hari ini."
"Bagus sekali. Lebih cepat lebih baik."
"Dan iya, Akbar. Jangan lupakan satu hal untuk menutup rapat identitas kita."
"Kau benar, Hanum. Media dan halayak ramai tidak perlu tahu siapa dibalik semua ini."
"Kita gunakan kode nama saja jika ingin mengirim ini semua."
"KS. Bagaimana?"
"KS?" Kening Hanum berkerut, tampak berpikir. Ia lalu dengan cepat mengerti dan mengangguk setuju.
"Baiklah. KS untuk Kahfi Setyaningrum."
****
Hari itu, Akbar mengadakan pertemuan besar dengan seluruh kolega dan rekan paling terpercayanya. Ia ingin semua yang telah Hanum catat itu dijalankan dengan sempurna. Tanpa meninggalkan jejak identitas mereka sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setyaningrum (Be The Queen in My Palace)
FantasyCOMPLETED ✅ Romance-Mysteri-Fantasy [Silahkan follow terlebih dulu] Seorang gadis dewasa yang tangguh dan pemberani seperti Hanum sebenarnya paling enggan menikah. Apa enaknya? Ribet! Hanum ingin menjadi wanita yang mandiri dan bebas. Ia ingin berke...