Tiga hari setelah Akbar pulang dari India, ia lalu memberiku kain sari berwarna merah. Bukan kain sari biasa yang ringan, melainkan kain sari pengantin.
Kemudian memintaku untuk memakainya dengan dibantu perias. Bukan hanya itu, Akbar juga meminta perias untuk mendandaniku seperti layaknya pengantin ala India. Entah apa yang sebenarnya ada dalam kepala Akbar. Apa dia akan menikahiku lagi?
Kain sari ini merupakan model kain sari instan. Bagian bawah berupa gaun yang sangat lebar, kemudian atasan lengan panjang baru setelah itu dililit dengan selendang dan penutup kepala yang panjangnya hingga mata kaki.
Akbar pintar membeli kain sari yang khusus untuk ibu hamil. Entah bagaimana ia memilihnya atau mungkin memesan. Tapi aku sama sekali tidak merasa kesulitan dalam memakai ini.
Gaun bawah dengan lebar lebih dari dua meter, berwarna merah pekat sedikit gelap dengan bordiran bawah berbentuk ekor merak dan berwarna cream pekat sedikit kecoklatan. Bagian selendang serta penutup kepala ada manik-manik dengan warna cream.
Aku diberi polesan make up sedikit tebal khas pengantin India. Kemudian memberikan perhiasan di kening yang juga menempel di sekitaran rambut atasku. Kalung pendek berbentuk besar dengan rentetan berlian, juga ada kalung tipis tetapi panjang. Jika kalian sering melihat film India yang tokoh utama sedang melangsungkan pernikahan, kalian tentu sudah terbayang seperti apa diriku saat ini.
Dan juga jangan lupakan gelang warna yang begitu ramai, senada dengan warna sariku.
Bahkan tangan dan kakiku dilukis Henna berwarna merah. Aku menyukai hasil lukisan Henna yang begitu anggun. Dari jauh seperti sarung tangan bunga-bunga.
"Pakai ini juga Ratu," ucap perias lalu memasangkan cincin hidung di hidungku.
Berukuran seperti gelang bayi dengan dihiasi bentuk bola dan bunga-bunga kecil.
"Apakah ini tidak terlalu merah?" tanyaku saat melihat bibir yang sangat merah pekat sedikit gelap.
"Sesuai dengan warna sarinya Ratu," jelasnya sopan.
Rambutku digelung rapi dengan menambahkan riasan dibelakangnya, lalu baru ditutup kain penutup kepala.
Flatshoes dengan warna merah yang dihiasi pernak pernik kini kukenakan.
"Ratu sangat cantik," puji perias itu.
Aku tersenyum lalu menunggu Akbar menjemputku. Entah mau dibawa kemana aku sekarang.
Perias itu keluar saat Akbar masuk ke kamar. Aku cukup kaget sekaligus takjub dengan apa yang kulihat saat ini.
Akbar juga mengenakan setelah baju pengantin India untuk pria. Ia mengenakan kurta, atau kemeja yang panjangnya hingga lutut dengan dipadu celana panjang.
dengan pagri atau sorban berwarna merah dan ada peniti burung merak sebagai penghiasnya.Baju yang ia kenakan berwarna cream sedikit kecoklatan dengan pernik kecil-kecil berwarna merah di sekitaran baju. Dan celana panjang warna senada.
"Sharukh Khan atau Salman Khan?" godaku.
"Akbar Khan," jawabnya spontan.
Kami tertawa.
"Kareena Kapoor atau kajool?" tanya Akbar balik.
"Hanum Kapoor."
Usai puas tertawa melihat diri masing-masing, Akbar lalu membawaku pergi. Ternyata tidak jauh, karna ia membawaku ke Rooftop Istana.
Kami menaiki lift bersama.
Saat membuka pintu menuju Rooftop, aku terpesona dengan pemandangan yang ada di depanku saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setyaningrum (Be The Queen in My Palace)
FantasyCOMPLETED ✅ Romance-Mysteri-Fantasy [Silahkan follow terlebih dulu] Seorang gadis dewasa yang tangguh dan pemberani seperti Hanum sebenarnya paling enggan menikah. Apa enaknya? Ribet! Hanum ingin menjadi wanita yang mandiri dan bebas. Ia ingin berke...