CHAPT. 13

1.6K 183 2
                                    

Di bangku taman ada sepasang manusia yang masih terdiam, si lelaki menatap tajam ke wanita yang sedang menunduk menahan air mata. Sudah 5 menit yang lalu adegan ini belum berlanjut. Si lelaki masih menunggu penjelasan si Wanita.

"Wen..aku masih nunggu penjelasan kamu." Si wanita tambah erat menggengam tangannya sendiri sambil menutup mata. Akhirnya apa yang ditakutinya selama ini terjadi. Lelaki yang beberapa tahun kebelakang menemani hari-harinya tepatnya sudah 2 tahun lebih menemani hari-hari yang dilalui mereka dengan rasa bahagia, walaupun mereka berdua harus menyembunyikan hubungan mereka dari siapapun. Saat ini meminta penjelasan dari 'kaburnya' Wendy.

"Yoong..." Wendy tidak sanggup melanjutkan.

"aku enggak marah Wen, aku cuma mau kamu jelasin kenapa?" Yoongi masih sabar menunggu duduk di samping Wendy dengan terus menatap wanita yang menjadi wanitanya itu. Sial, apa masih bisa dia menyebut Wendy 'wanitanya'.

"kamu pindah kampus hanya karena masalah ini?" Wendy coba menatap balik Yoongi.

"iya." Tambahlah rasa bersalahnya ke lelaki yang ada di sampingnya.

"maafin aku...maaf..."

"bukan maaf Wen, tapi jelasin!"

Yoongi memang harusnya mendapatkan penjelasan dari Wendy, Ketika tiba-tiba Wendy di tahun pertamanya kuliah mendadak tidak bisa dihubungi. Mereka memang menjalani LDR. Semua kontak Yoongi dari mulai nomer telpon sampai sosial media di block. Yoongi yang tidak punya akses ke teman ataupun kerabat Wendy pun kesulitan mengetahui kabarnya.

"aku...aku..udah tunangan Yoong." Wendy sudah menangis menunduk, Yoongi kaget setengah mati, hatinya hancur lebur. Yoongi merasa dikhianati oleh wanita yang sepenuhnya ia jaga, ia lindungi, ia sayangi. Wajah Yoongi sudah memerah menahan marah.

"dijodohin?" Wendy hanya menggangguk. Yoongi menghela nafas, menyenderkan punggung di bangku taman. Wendy sudah bisa mengendalikan dirinya.

"aku bisa apa Wen sekarang?" Yoongi merasa kisahnya sudah berakhir dengan Wendy. Kisah yang selama ini dia harapkan menjadi kisah selamanya. Baru kali ini Yoongi merasakan patah hati, ya mungkin karena selama ini dia baru merasakan Namanya jatuh hati. Dan itu hanya kepada Wendy.

Wendy benar-benar merasa bersalah. Dia tidak mungkin melawan kedua orang tuanya untuk menolak perjodohan. Selama menjalani perjodohan inipun dia merasa sudah mulai nyaman dengan Baekhyun. Dia lelaki yang baik, sopan, bertanggung jawab dan manis. Selama ini Wendy diberlakukan sangat baik olehnya. Lambat laun Wendy yakin akan jatih cinta padanya. Jujur saat ini perasaannya sudah mulai berkembang.

"kamu cinta sama dia Wen?" Yoongi Kembali menatap Wendy penuh tanya.

"maaf Yoong...jujur aku sepertinya sudah mulai nyaman dengannya." Yoongi tersenyum sinis. Sudah tidak tahan Yoongi ingin segera beranjak pergi.

"oke Wen...kisah kita selesai. Aku pergi. Kamu jaga Kesehatan." Yoongi beranjak dengan hati yang hancur lebur. Ternyata Wendy sudah mulai mencintai tunangannya. Tidak ada harapan lagi dengannya. Toh dari awal hubungan mereka, memang Wendy meminta merahasiakannya karena orang tua Wendy yang sangat protektif, maklum karena Wendy anak tunggal. Orang tuanya juga tidak bisa dibilang orang sembarangan. Ayahnya adalah pejabat di salah satu instansi pemerintah. Yoongi tidak menangis tapi hatinya sudah pilu sekali.

Yoongi beranjak menjauhi Wendy, ia ingin sendiri. Dia mencari space di kampusnya yang sepi. Wendy masih terisak di duduknya merasa sangat bersalah dengan Yoongi. Sangat.

***

Di sisi lainnya, Jennie ingin memfotokopi catatan Jisoo untuk bahan ujian praktik minggu depan.

"eh gue ke depan dulu ya mau fotokopi, kalian ke kelas aja gue nyusul." Jennie berpamitan dengan ketiga temannya.

"gue anter Jen?" tawar Jisoo.

"enggak usah Chu, elo tempatin bangku aja buat gue ya sebelah elo."

"oke deh." Mereka berpisah. Jennie berjalan melalui jalan belakang yang merupakan jalan pintas memang sih lewat sini sepi tapi mempersingkat waktu, toh masih di lingkungan kampus jadi masih aman.

Jennie memperlambat langkahnya menangkap sosok lelaki yang sedang merokok duduk membelakanginya. Gila berani sekali merokok di lingkungan kampus. Entah angin apa yang membawa Jennie mendekati lelaki itu, berani sekali pikirnya sendiri.

"bang Yoongi.." Yoongi yang kaget segera menginjak rokoknya, takut-takut siapa yang menangkapnya merokok. Setelah menengok Yoongi sedikit lega ternyata teman kostnya.

"Jen ngagetin aja."

"bang Yoongi ngerokok?"

"udah enggak, tuh udah mati." Yoongi manatap datar ke depan.

"hati-hati ketauan bang masih di dalem kampus."

"iya.". Yoongi batuk-batuk.

"uhuk...uhuk...uhuk..."

"tuh kan batuk, rokok kan gak sehat bang." Jennie mengambil air mineral yang belum dia buka dari tasnya menyodorkan ke Yoongi.

"makasih." Yoongi mengambil botol tersebut, membuka dan meminumnya. Jennie memperhatikan mata Yoongi merah tapi Jennie tidak akan bertanya kenapa, pikirnya ini ada hubungannya dengan Wendy.

"udah enakan bang?" Yoongi menatap Jennie seraya berterima kasih, ntah hanya melihat dan ditemani Jennie seperti ini membuat hatinya sedikit tenang.

"aku tinggal ya." Jennie ingin beranjak tetapi tangannya ditahan Yoongi.

"Jen, bisa temenin gue sebentar?" Jennie mengerjapkan matanya tidak percaya. Seorang Min Yoongi memintanya untuk ditemani. Jenniepun duduk kembali di sebelah Yoongi. Mereka berdua duduk di undak-undakan menghadap ke tembok, keadaan di sini benar-benar sepi hanya 1,2 orang yang lewat jalan sini.

"Jen, boleh gue...?" Tanpa ijin Jennie, Yoongi sudah menyenderkan kepalanya di bahu Jennie. Nyaman batin Yoongi. Hatinya sedikit tenang.

Astaga jantung Jennie seperti lari-lari, dia tidak yakin Yoongi tidak mendengar detakannya yang cepat ini. Muka jennie sudah merah padam, takut-takut Jennie menengok melihat wajah Yoongi. Ternyata mata kecilnya sudah terpejam, tidur. Tuhan, Jennie kenapa bahagia. Apa dia benar-benar menyukai lelaki yang kepalanya saat ini sudah Jennie tumpu juga dengan kepalanya. Kepala Jennie menyender di sisi kanan kepala Yoongi. Diam-diam tangan kanan Jennie mengelus lembut surai Yoongi, terlalu lembut takut dia terbangun. Jennie melupakan niat awalnya untuk memfotokopi dan kali ini Jennie bolos demi menemani Yoongi. Biarlah seperti ini dulu.

Sementara di kelas Jisoo sudah gelisah bertanya-tanya kemana Jennie belum juga masuk kelas sedangkan Pak Dosen sudah berdiri di depan menerangkan materi. Dia sudah mengirim pesan ke Jennie tapi belum ada jawaban. Akhirnya sekitar 30 menit menunggu kabar akhirnya notifikasi pesan dari Jennie masuk ke ponselnya.

Chu, sori gue balik duluan ya ada perlu.

Jisoo hanya menatap pesan tersebut tanpa membalasnya, dia berpikir lebih baik bertanya langsung saja.

Full HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang