CHAPT 31

1.6K 178 22
                                    

"Irene...Rene...RENEEE!!!" Jin kesal dicuekin Irene.

"apaan sih? Orang ada di sebelah teriak-teriak." Posisi Irene memang di sebelah Jin sedang menonton TV.

"lagi dipanggilin gak nyaut...nyaut kek..'apa sayang?', gitu." Irene jijik melihat tampang Jin sok imut.

"Irene..." panggil Jin lagi.

"ck..apaaaa?"

"bosen nih di kostan, jalan yuk." Memang sih mereka di kostan tidak melakukan apapun. Sedangkan makhluk lainnya sedang bersantai di kamar. Hari sudah sore, Irene baru saja bangun tidur siang, masa mau masuk kamar lagi.

"ayuk deh, gabut di kostan." Irene mau beranjak, dicegah Jin.

"cium pacarnya dulu dong." Jin sudah memonyongkan bibirnya.

"Nih ciuman aja sama remote." Irene menempelkan remote ke bibir Jin. Jin cemberut.

"ayo buru!! Aku ganti baju nih, kamu siap-siap gih." Irene sudah masuk kamar. Jin pun beranjak ke kamarnya.

Tidak sampai 10 menit keduanya sudah siap.

"ayuk neng ikut abang dangdutan." Jin mengedipkan satu matanya.

"bentar bang, eneng pake lipen yang merah cabe kalo abang ajak dangdutan." Irene terkekeh.

Keduanya sudah di atas motor.

"siap ya neng? Kita meluncuuurr.." Irene sudah memeluk pinggang Jin erat. Sebenarnya mereka belum menentukan tujuan.

"bang, eneng dibawa kemana?" Irene meletakan dagunya di pundak Jin.

"abang bawa ke semak-semak aja ya neng." Irene langsung memukul helm Jin.

"gak modal nih mainnya di semak-semak si abang."

Mereka memutari kota Yogya, lalu melipir ke alun-alun selatan. Ramai kaki lima. Jin memarkir motornya.

"minum wedang ronde yuk Jin." Ajak Irene sudah menggandeng Jin ke penjual Ronde.

"bu wedang rondenya dua ya." Pesan Irene.

"Irene...maaf ya ngajak kencan kamu ke pinggir jalan gini." Jin menunduk sambil menggenggam tangan Irene.

"emang kenapa di pinggir jalan?"

"ya masa cewek cantik gini nongkrongnya di pinggir jalan, harusnya kan nongkrong cantik di café-café gitu."

"iishh...apaan deh? Mau kemana juga yang penting kan orang yang ada di sebelah aku." Irene menatap Jin.

"pacar aku udah pinter gombal ya." Jin mencubit hidung bangir Irene.

"cantik banget sih."

"mas...mba...ini rondenya." Penjual ronde meletakkan rondenya di meja.

"makasih ya bu." Ucap Irene.

"dingin begini emang pas minum ronde ya." Irene menyeruput.

"iya anget ya apalagi tambah dipeluk kamu." Celoteh Jin hanya dibalas senyuman Irene.

Setelah mereka menghabiskan rondenya, Jin mengajak Irene berjalan mengitari alun-alun sambil terus menggenggam tangan Irene.

Mereka disuguhkan pemandangan malam sekitaran keraton. Ada banyak juga anak-anak berlarian, muda-mudi juga, ada yang bersama pasangannya atau bergerombolan dengan para kerabat. Suasana sangat ramai, banyak juga pengamen-pengamen yang menjajakan suaranya. Beberapa pengamen mempunyai suara merdu.

"Jin tuh pengamen itu suaranya bagus ya." Irene menunjuk pengamen sedang duduk menyanyi sambil bermain gitar.

"iya bagus...suaraku juga bagus kan Rene?"

Full HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang