CHAPT 53

1.2K 119 0
                                    

"silahkan nak Joon diminum wedang jahenya." Namjoon tersenyum mengambil cangkir putih yang tadinya diletakan di meja oleh Budenya Joy.

Malam minggu ini Namjoon jadwalnya ngapel ke rumah Joy, lebih tepatnya ke rumah Budenya Joy. Selama di Yogya, Joy tinggal bersama Bude yang merupakan kakak dari Ibu Joy. Tentunya orang tua Joy berdomisili di Jakarta.

Sebenarnya sudah beberapa kali Namjoon menyambangi rumah Budenya Joy. Dan selama inipun disambut hangat oleh keduanya.

"matur suwun Bude." Namjoon meletakan kembali cangkirnya.

Joy yang sedang menata meja makan melirik ke arah Namjoon dengan senyum tipis di bibirnya.

"Bude, makan malamnya udah siap." Joy muncul di ruang tamu.

"panggil pakdemu ya." Minta Bude. Joy melangkah ke kamar Pakde yang dilihatnya baru selesai mandi. Pakde memang baru saja pulang dari bekerja. Jangan dipikir Bude dan Pakde sudah tua renta, tentu tidak. Mereka masih segar bugar, umur Pakde masih 50 tahun dan Bude 47 tahun. Pakde masih bekerja atau lebih tepatnya mengontrol bengkel yang sudah dikelola olehnya lebih dari 25 tahun.

Bengkel yang pada awalnya adalah bengkel motor kecil dan sekarang sudah menjadi bengkel mobil & motor, mempunyai 2 cabang di Yogya dan sekitarnya membuat Pakde harus tetap rajin mengkontrolnya.

"Pakde, makan malamnya sudah siap." Sebelumnya Joy mengetuk pintu kamar Pakde.

"iya yuk Joy kita makan bareng, eh sama pacarmu juga kan ya." Pakde sudah merangkul pundak Joy menuju ruang makan.

Pakde dan Bude memiliki 2 anak. Tapi keduanya sudah menikah dan mempunyai rumah masing-masing. Ketika Ibu Joy memberitahu bahwa Joy keterima di universitas negri di Yogya dengan senang hati Bude menawarkan Joy untuk tinggal di rumahnya.

"biar temenin bude ya..." begitu kata Bude.

Tentunya Bude sangat kesepian setelah kedua anaknya meninggalkan rumah, apalagi suaminya masih sibuk di bengkel.

"Joon, ayo sini makan bareng Pakde." Ajak Pakde yang langsung diangguki Namjoon.

Di meja makan sudah tersaji berbagai makanan. Ada daging empal, tempe+tahu, sayur krecek, telur pindang,dan sambal.

"jangan malu-malu ya Joon ayok dimakan." Ucap Pakde yang piringnya sudah diambil alih Bude untuk diambilkan nasi berserta lauk pauknya.

Joy yang duduk di hadapan Namjoon, mengisyaratkan lewat mata agar Namjoon mulai ambil makanannya.

"ini yang masak semua Bude?" Namjoon berbasa-basi.

"iya, tapi Joy bantu sih. Dia juga udah mulai pinter masak." Jawab Bude. Namjoon senyum melirik ke Joy.

"udah makan dulu, dikenyangin loh Joon." Ucap Pakde.

Setelah mereka selesai makan malam, Bude dan Joy membereskan meja makan lalu mencuci piring. Sedangkan Namjoon dan Pakde sudah di ruang tamu sembari membuka papan catur yang menjadi langganan keduanya bila Namjoon main ke rumah ini.

"nah ayo tanding bareng Pakde lagi. Kali ini siapa tau Pakde yang menang hahahaa..." memang sudah beberapa kali pertandingan tetapi kebanyakan Namjoon yang menang. Sebenarnya Namjoon juga tidak sering main catur, tapi dia selalu bisa menandingi permainan Pakde yang katanya sudah menjadi juara bertahan 17 agustusan selama beberapa tahun terakhir.

"Pakde udah siap kalah lagi?" canda Namjoon, memang Bude dan Pakde bukan orang yang kaku. Mereka juga bisa diajak becanda.

"kali ini saya gak mau ngalah lagi sama kamu hahahaa..."

Full HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang