"sayang kamu gak kangen aku? Kok daritadi aku dicuekin kamu malah bolak balik ke dapur ambil makanan?" Jimin sedang melakukan video call dengan Rose, tapi dia protes karena bolak balik ditinggal Rose mangambil makanan ke dapur. Terang saja Rose bosan, ini baru hari ketiga mereka di Jakarta dan Jimin sudah menelpon untuk yang ke 3 kali di hari yang sama padahal ini baru pukul 1 siang.
"aku kan laper abang sayaaaang, lagian kamu gak ada kerjaan apa? Nelponin aku terus?" Rose memakan bakwan jagung yang baru digoreng oleh bibi.
"kamu jadi gak suka iya aku telponin terus?" Jimin menaikan suaranya, tidak terima Rose berkata demikian. Sebenarnya memang di rumah Jimin tidak yang dikerjakan. Ibu dan Ayahnya sudah berangkat kerja, sedangkan kakaknya yang sudah menikah dan menempati rumahnya sendiri.
"bukan gitu iiihh ngambekan mulu kayak perawan..." Rose gemas.
"eh ngomongnya diajarin siapa gitu Roseana?"
"emang kenapa? Kamu bukan perawan?" Rose cuek masih memakan bakwan jagung yang kedua.
"kalo ketemu aku cubit ya bibirnya!"
"udah kamu kesini aja deh, aku juga di rumah gak ngapa-ngapain...paling ada mama sama adekku. Kamu main aja sama adekku sini ada PS 5 nih."
Jimin sudah berdiri.
"beneran boleh?"
"ya bolehlah...udah sana mandi aku sharelock ya..bye." Rose langsung mematikan ponselnya. Dia sebenarnya sudah jengah dengan Jimin yang terus menerus menganggunya. Bukannya dia tidak sayang tetapi Rose juga ingin me time.
Jimin di sebrang sana sudah melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan bersiap untuk ke rumah Rose.
"kenapa gak dari kemaren bilang." Gumam Jimin.
***
Di rumah bergaya klasik Eropa milik keluarga Kim lainnya ada seorang lelaki berbadan jangkung yang sedang memperhatikan dua wanita cantik di depannya sedang bersiap untuk memasuki mobil. Wanita pertama memasuki usia 45 tahun dengan perawakan masih terlihat sangat cantik. Tubuh rampingnya masih terjaga, kulit putih bersih, dengan dress dibawah lutut berwarna salem dan rambut coklat terangnya dibiarkan terurai.
Sedangkan wanita yang lebih muda menggunakan celana Panjang berwarna khaki, serta blouse putih dan rambut panjangnya dikuncir tengah. Dengan outfit yang sederhana tapi tidak memungkiri orang-orang akan terpesona dengannya.
"tante duduk di depan aja." Irene mempersilahkan Mamanya Jin untuk memasuki mobil dan duduk di sebelah Jin.
"eh gak usah kamu aja di depan." Mama Jin malah menarik tangan Irene dan menyuruhnya masuk. Akhirnya dengan berat hati Irene menurutinya.
Saat ini Jin, Irene dan Mama sudah di dalam mobil dan tujuan mereka adalah ke Mall. Iya ini adalah rencana Jin yang ingin memperkenalkan Irene ke Mamanya.
"Irene, kamu kok mau sih sama anak tante? Dia kan bobrok banget? Tampang doang ganteng kalo udah kenal mah biasanya cewek-cewek pada ilfil." Jin sudah menatap mamanya dari kaca tengah, bibirnya sudah mengerucut.
"hehhee...tadinya gak mau tante, tapi dipaksa-paksa malah dia ngancem pake bunuh diri loncat dari jembatan ancol katanya." Irene memang sudah bisa cair dengan Mama Jin, mungkin karena Mama Jin juga tidak kaku.
"harusnya biarin aja Rene, biar dia jodohnya sama si manis jembatan ancol." Irene sudah tertawa puas.
"kamu sama Mama sekongkol banget sih, ini lagi Mama anaknya yang ini mah bukannya dipuji depan calon mantu malah dijelekin."
"gak usah dijelekin udah jelek." Ucap Mama enteng.
Irene merasa suasana menjadi hangat karena canda tawa di dalam mobil. Pantas Jin bobrok ternyata Mamanya saja bobrok juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Full House
FanfictionKehidupan kost mahasiswa dan mahasiswi rantauan. bercerita mengenai percintaan, persahabatan, kesetiaan, perjuangan, pengkhianatan. #vsoo #lizkook #jinrene #jirose #yoonie bahasa ringan *pictures source from pinterest