CHAPT 52

1.3K 127 2
                                    

Sedangkan di malam minggu nan syahdu ini ada pasangan Jennie dan Yoongi yang sedang menikmati gelato. Mereka duduk berhadapan di meja bundar, ada Jennie dengan 2 scoop gelato rasa vanilla dan raspberry sedangkan Yoongi di cup dengan variant rasa kayu manis dan nuttela.

Café gelato ini sudah menjadi langganan mereka, karena selain rasanya yang lezat harga yang ditawarkanpun terjangkau.

"kamu mau coba rasa vanilla?" tawar Jennie menyodorkan gelatonya ke Yoonggi.

"gak usah, kamu aja nih coba deh yang cinnamon." Yoongi menyuapi satu sendok gelato rasa kayu manisnya.

"eehhmm...enak banget, disini gak ada yang gagal ya." Yoongi tersenyum simpul melihat kegemasan Jennie. Yoongi sempat berpikir apa Jennie ini sebenarnya masih SMA ya? Karena wajahnya sangat imut, coba saja dia memakai seragam putih-abu pasti masih sangat pantas. Pipinya yang gembil, wajahnya bulat, kulit putih mulus, mata kecil dan rambut bergelombang sepinggang. Jennie masih suka sekali menghias rambutnya dengan pita ataupun bando, siapapun akan tambah gemas melihatnya.

"aku disangkain nyulik anak SMA kali ya Jen?" Yoongi menatap Jennie yang kali ini rambutnya dikuncir tinggi dengan pita berwarna biru, senada dengan blouse yang dikenakannya.

"disangkain adek kamu kali ya heheee..."

Yoongi benar-benar terpesona dengan Jennie, dia menatap lekat gadis yang sudah mengisi hatinya, gadis yang menjadi obat dikala sakit yang hampir membuatnya terpuruk. Dia berjanji dalam hati tidak akan melepaskan Jennie. Yoongi sadar sampai saat ini belum ada kata 'pacar' dalam hubungan mereka. Tapi Yoongi yakin, Jennie miliknya begitupun sebaliknya.

Mengenai rencana selulus kuliah memang benar adanya. Yoongi sudah membicarakan dengan kedua orang tuanya bahwa akan ada seorang gadis yang ingin dia minta untuk menjadi pendamping hidupya.

"Jen...kamu risih gak sama status hubungan kita?" tiba-tiba obrolan menjadi serius.

"maksudnya gimana?" tanya Jennie.

Yoongi menghela napas.

"kalo ada yang nanya aku siapa kamu, jawab kamu apa?" tanya Yoongi yang membuat Jennie menjeda dan mengerutkan dahi.

"kamu kan...punya aku, iya kan?" jawab Jennie polos, Yoongi terkekeh pelan.

"kok ketawa?" Jennie tidak suka.

"kamu lucu...aku kalo ditanya orang-orang Kim Jennie siapa aku jawabnya 'calon istri'" Jennie membelalakan mata.

"diiihh udah calon istri aja."

"loh emang gak mau?"

"kita kan masih kuliah bang." Jennie melanjutkan memakan gelatonya.

"ya kan calon istri, levelnya udah di atas pacar." Pipi gembil Jennie bersemu merah.

"wuuiihh aku level aku udah di atas pacar?"

"iya dong, kalo pacar masih di level yang standard tapi kalo calon istri tandanya serius." Ucap Yoongi sambil bersidekapkan tangannya di dada.

"emang orang tua kita udah pasti bakal setuju?" canda Jennie "kalo aku nanti dijodohin sama konglomerat pengusaha tambang gimana?" Jennie tersenyum jahil.

"emang kamu mau?" skakmat dari Yoongi.

"tergantung..." Jennie mencoba berpikir dengan mengulur waktu.

Yoongi menaikan alisnya kirinya menunggu Jennie menuntaskan kalimatnya. Tapi sayangnya Jennie kalah, dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Yoongi tersenyum menang.

"eh asal kamu tau, aku udah sering ceritain kamu ke mama sama papa. Terutama mama." Yoongi menyentil dahi Jennie.

"awas aja kalo kamu kabur sama juragan tambang." Jennie mempoutkan bibirnya.

Full HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang