CHAPT 38

1.4K 179 15
                                    

Clek. Pintu kost terbuka.

Keadaan kost sudah sepi, tentu saja ini sudah jam 11 malam lampu juga sudah dimatikan. Tapi Taehyung menangkap sosok kecil meringkuk di sofa.

"Jisoo..." seketika perasaan bersalah menghampirinya. Jisoo lagi-lagi menunggu Taehyung, dia memang terakhir mengirim pesan sekitar jam 8 malam menanyakan keberadaannya. Tapi Taehyung baru membuka ponselnya ketika selesai mengantar Tzuyu sampai kost jam 10 malam lewat. Sebelum menjalankan motornya dia sempat melihat ada 3 pesan dari Jisoo dan 3 missed called. Taehyung tidak membalas karena dia berpikir Jisoo pun sudah tidur tidak mungkin menunggunya selarut ini.

Mendengar ada yang membuka pintu Jisoo menggeliat.

"Tae...udah pulang, syukur lah..."suara Jisoo serak khas bangun tidur.

"Chu...elo nungguin gue?" hati Taehyung mencelos.

Jisoo hanya membalas dengan senyuman.

"itu?" Jisoo menunjuk paperbag yang ditenteng Taehyung.

"oh ini kado dari temen-temen gue."

Jisoo lagi-lagi tersenyum, terlihat matanya yang merah karena mengantuk.

"gue masuk dulu ya Tae." Jisoo beranjak ke kamarnya.

Taehyung merebahkan dirinya di Kasur. Dia merasa bersalah sekali dengan Jisoo, dia terus memaki dirinya. Kesal dengan dirinya sendiri. Ketika di hadapan Jisoo seolah dia tidak ingin berpaling tapi ketika sosok Tzuyu hadir dirinya tergoda untuk menoleh. Dia seakan tidak mampu melepas keduanya. Dia egois. Jisoo yang Tzuyu menempati hatinya di ruang yang berbeda.

Notifikasi ponselnya berbunyi, pesan dari Jimin.

BANGSAT LO TAE!

Taehyung terlalu Lelah untuk menanggapi, diapun mencoba memejamkan matanya.

***

Keesokan paginya Taehyung melihat Jimin melewatinya begitu saja, baru saja dia ingin menegur tapi teringat pesan Jimin tadi malam. Apa Jimin sudah tahu perbuatannya?

Jisoo menampilkan senyum manisnya ke Taehyung dan Jimin.

"udah pada sarapan?" tanyanya seperti semalam tidak ada yang terjadi.

Jimin dan Taehyung mengangguk bersamaan.

"yuk kita jalan." Jisoo sudah rapi begitupun Taehyung dan Jimin.

"Chu...gantian sini gue yang boncengin." Ajak Jimin dengan mengacuhkan Taehyung.

"gak ah katanya boncengan lo cuma buat neng Rose seorang."

"gapapa sekali-sekali mah, kasian tukang ojek lo capek gak kuat boncengin elo berat kan semalem pulang malem." Sindir Jimin.

"sialan gue gak berat yaaaaa...eh tapi bener elo capek Tae?" Taehyung menggeleng.

"Jisoo sama gue aja Jim." Putus Taehyung.

"terserah." Jawab Jimin sinis.

Tidak ada obrolan di jalan antara Taehyung dan Jisoo. Sebenarnya Jisoo menunggu cerita Taehyung, bagaimana dia kemarin seharian merayakan ulang tahun dengan teman-temannya. Tapi Taehyung terus membisu, mungkin lelah pikirnya. Ah nanti di kantin Jisoo akan membelikan Taehyung susu dan vitamin.

Sesampai di kampus mereka bertiga berjalan pasti ke gedung fakultas.

"Tae, Jim kalian duluan aja ya gue ke kantin dulu."

"ok."

Jisoo sudah berbelok ke kantin tinggal Taehyung dan Jimin jalan beriringan. Taehyung masih takut berbicara dengan Jimin. Dia melirik berkali-kali mendapati Jimin berjalan acuh.

Full HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang