7.

78 8 0
                                    


Mendengar perkataan Sang Mama, Aline tersenyum penuh makna. Ini diwajarkan sih sebagaimana setelah putus Aldiano tak pernah sekalipun membawa seorang perempuan ke rumah diperkenalkan.

Sementara, Zelvanya tak bisa berkata sepatah katapun mendadak lidahnya seakan kelu.

"Bukan Mah, ini Kak Zelvanya pembisnis sukses buat konten bareng"

"Oh gitu"

Zelvanya hanya bisa mengangguk membenarkan dan tersenyum sopan.

"Yuk masuk Kak" Ajak Aline,

Zelvanya mengangguk singkat, lalu melepaskan sepatu yang melekat di kakinya dan menaruhnya di rak sepatu seperti yang disuruh Aline.

Pemandangan pertama yang terlihat adalah ruangan tamu, banyak vintage dan hiasan kuno yang tertata rapi di dinding bahkan lemari.

Rumah ini sangat nyaman untuk ditempati. Saking indahnya dilihat.

"Udah makan belum"

"Udah, Tan" Jawab Zelvanya lembut,

"Yah sayang sekali, padahal Tante gak sengaja masak banyak makanan"

Raut Mama Riska terlihat sedih,

Zelvanya yang melihat, menjadi tak tega sendiri. Bagaimana juga Zelvanya sedang berkunjung ke rumah orang lain, sudah seharusnya menghargai apapun yang diberikan sang pemilik rumah padanya.

"Boleh deh nyicip, Tan"

Mama Riska tersenyum kecil, dia senang pertama kali bertemu gadis ini yang tahu namanya tata krama dan sopan santun saat bertamu.

Dari cara bicara dan tatapan mata saja, Mama Riska bisa menilai seseorang itu orang baik atau tidak. Begitulah, yang namanya feeling seorang wanita jauh lebih tajam dan peka terhadap sesuatu.

"Yaudah, ayo kita ke ruang makan"

Zelvanya mengangguk,

Sedangkan, Aline tersenyum penuh kebahagiaan. Semoga rencana awal dia berhasil membuat Sang Mama suka dengan sosok Zelvanya. Tentu, ada maksud terselubung yaitu menjodohkan Kakaknya Aldiano dengan Zelvanya.

Biasanya, akan lebih mudah jika suatu hubungan telah direstui orang tua bukan begitu.

💙💙💙

Semua orang telah berkumpul di meja makan. Kecuali, Aldiano. Entah apa yang dia lakukan di dalam kamar.

Zelvanya sendiri cukup terperangah, dengan makanan yang di hidangkan. Sungguh beraneka macam, mulai dari ayam goreng mentega, gurame asam manis, kwetiau goreng seafood dan terakhir cap cay. Tak lupa, nasi putih dan air.

"Line panggil kakak kamu"

Aline mengangguk, lalu berjalan menaiki tangga di dekat ruangan keluarga menuju kamar Aldiano yang berada di lantai dua.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas, Mama Riska menggunakan waktu berdua mengajak mengobrol untuk mengetahui seperti apa sosok Zelvanya. Siapa tahu Zelvanya cocok gitu dengan anaknya.

"Kata Aline kamu pembisnis yaa. Kalau Tante boleh tahu bisnis apa?"

Zelvanya mengangguk pelan,

"Bisnis makanan Tan"

"Wah hebat, umur kamu berapa?"

"23 tahun"

Mama Riska menggeleng tak percaya, takjub dengan seorang perempuan yang bisa mempunyai bisnis di usia muda. Mengingat, era sekarang kebanyakan anak hanya tahu cara menghabiskan uang.

"Makanan yang diproduksi apa aja, Zelvanya"

"Hm.., kebanyakan frozen food dan makanan instan. Tapi, bisa juga datang ke restoran nya langsung"

Mama Riska kembali dibuat terkejut dengan penuturan tersebut. Ini bukan masuk kategori bisnis biasa. Pasti, Zelvanya memiliki perusahaan untuk menjalankan bisnis besar tersebut. Tak mungkin, hanya seorang diri.

"Berarti kamu punya perusahaan besar gitu yaa"

"Enggak Tan, masih perusahaan kecil"

Mama Riska tersenyum, dia semakin yakin Zelvanya orang yang baik dan tepat untuk anaknya. Bukan hanya cerdas dalam berpikir, tapi punya sopan santun dan rendah hati.

"Kamu punya pacar?"

"Be..lum, Tan" Jawab Zelvanya kikuk,

Kebetulan sekali, mungkin ini yang dinamakan takdir.

💙💙💙

Di tempat lain, Aline menggedor pintu kamar Aldiano berulang kali sepertinya sengaja dikunci dari dalam kamar.

"Woi, ngapain sih lo di dalam. Berak ya. Cepetan keluar" Kata Aline, sembari mengetuk pintu kencang.

"Ogah"

"Ih, ogah kenapa??? Kita kan mau buat konten sama Kak Zelvanya"

"Kan, lo yang pingin. Lo aja"

Aline menghembuskan nafas panjang,

"Kita makan siang dulu, cepetan keluar gila lo ya"

"Gak mau"

"Lo tahu gak, Mama masak makanan kesukaan lo semua, lo tega nyakitin hati Mama" Ucap Aline berlebihan, penuh penghayatan layaknya sebuah sinetron. Tinggal diiringi lagu Rossa-Hati yang terluka biar lebih kelihatan dramatis dan seakan tersakiti.

Ku menangis membayangkan..

Jika menyangkut orangtua, Aline yakin seratus persen sang Kakak akan keluar dalam hitungan detik.

Dan, benar saja. Aldiano keluar dari tempat persembunyian dengan wajah tak bersalah. Padahal, Aline sudah kesal setengah mati membujuk Aldiano keluar dari kamar. Hampir lima menit lamanya,

Merasa kesal Aline meninggalkan Aldiano lebih dahulu,

Di meja makan...

Dengan wajah cemberut Aline duduk ke kursi,

Sedangkan, saat Aldiano muncul tatapan matanya langsung tertuju pada Zelvanya. Dan, begitupula sebaliknya. Sehingga mereka bertatapan mata satu sama lain.

"Kenapa lama banget sih"

Perkataan sang Mama membuat Aldiano mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Al, duduk sebelah Zelvanya ya"

Aldiano membulatkan mata, awalnya tak terima. Tapi mau bagaimana lagi, dia tak ada pilihan lain dan hanya bisa menurut. Lagipula, memang tersisa satu kursi yaitu, di sebelah Zelvanya.

Sekian guyss

Cukup panjang lah yaa

Part mengejutkannya sih, masih lama

Makasih yang telah membaca hingga part ini

Berikan vote dan komen harus

Pertama kali pertemuan Aldino dan Zelvanya secara langsung hehe😂

Rada anehh gak..

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang