48.

22 4 0
                                    


Beberapa menit lalu...

Aldiano bergegas keluar dari kamar, bunyi nyaring tersebut cukup jelas terdengar di pendengarannya. Entah darimana suara itu berasal. Tapi, satu hal yang sangat Aldiano yakini ada sesuatu tak beres di rumahnya.

Aldiano berkeliling mencari dimana sumber bunyi itu. Hingga kesana kemari, melihat ke seluruh tempat mulai dari lantai atas hingga bawah.

Dan, saat pertama kali turun menuju ruangan keluarga. Aldiano seketika membulatkan mata.

Dia meneguk ludah, jantungnya pun berpacu kencang melihat pecahan beling dari kaca jendela tengah berceceran dimana-mana. Ada sesuatu yang menarik disana.

Dia pun berjalan mendekat ke arah jendela dengan sekujur tubuh agak gemetar. Lebih tepatnya, mengambil semacam batu yang kemungkinan dilemparkan seseorang sehingga menimbulkan pecahan.

Aldiano menyipitkan mata ada suatu yang berbeda dari gumpalan batu ini, ternyata setelah diperhatian dilapisi secarik kertas. Aldiano membukanya hingga melebar walau sedikit lecek.

Yang bertuliskan....

BATALKAN KONTRAK KERJASAMA DENGAN ZELVANYA ATAU KELUARGA LO DALAM BAHAYA

Aldiano menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan agak sesak. Dia tak bisa berpikir jauh sekarang. Dia langsung memotret jendela untuk dikirimkan pada Zelvanya hanya sebatas untuk memberitahu. Mereka pernah berjanji untuk berkabar satu sama lain.

"Woi, kenapa tuh" Sahut seseorang, terdengar langkah kakinya menuruni anak tangga.

Aldiano melempar batu itu asal, dan menyembunyikan secarik kertas tadi di belakang punggungnya. Dia ingin menyelesaikan semuanya sendiri.

Aline menaikkan alis, bingung.

"Kok bisa pecah"

Aldiano mengangkat kedua bahunya, seakan tak tahu. Padahal, ini sengaja dilakukan seseorang untuk mengirim surat ancaman pada keluarganya.

Lalu, beberapa saat terdengar suara teriakan histeris.

Aaaaaakkkk...

Aldiano dan Aline berpandangan satu sama lain.

"Mama" Ucap mereka serentak.

Aline bergerak lebih dahulu menaiki tangga dengan perasaan cemas yang menjalar di benaknya. Sementara, Aldiano memperhatikan Aline dulu menaiki tangga sekiranya sudah menjauh. Dia meremukkan kertas tadi dan menyembunyikannya di saku.

Kemudian, Aldiano menyusul Aline menaiki tangga dua kali lebih cepat menuju kamar Mamanya.

Pertama kali yang mereka lihat, Mama Riska jatuh tersungkur di lantai.

"Mah, kenapa Mah" Tanya Aline lembut,

Mama Riska hanya berteriak sembari menangis histeris sejadi-jadinya. Tanpa menjelaskan, apa yang terjadi.

"Mah.., kenapa Mah" Aline berjalan selangkah demi langkah mendekati Sang Mama. Aline menyipitkan mata, selintas melihat Sang Mama yang memegangi erat handphonenya dengan tatapan kosong ke depan.

Entah kenapa ini terjadi lagi, padahal Mama Riska sudah seperti sedia kala.

Aline menarik paksa handphone yang berada dalam genggaman Mamanya. Walaupun pada mulanya, Mama Riska merontak-rontak tak ingin melepaskan.

Aldiano pun mendekati Sang adik karena penasaran. Seketika Aline dan Aldiano membulatkan mata, ada pesan yang Mamanya dapat dari seseorang tak dikenali. Aldiano hanya menggelengkan kepala, serta terlintas pikiran dalam benak kenapa harus terjadi keluarganya.

Suami kamu tak akan pernah kembali sampai kapanpun kamu menunggu. Sebaiknya, lupakan keberadaan suami kamu. Anggap dia sudah mati

Aline menjadi mengerti mengapa Sang Mama berubah drastis seperti waktu itu lagi. Apalagi, saat membaca pesan ini. Pasti hal itu, benar-benar menyakiti perasaan Mamanya. Apalagi, kondisi mental Sang Mama memang belum pulih sepenuhnya.

Aline akui Mama dan Papa sangat mencintai satu sama lain. Dan, yang pernah Aline dengar pernikahan mereka juga penuh perjuangan. Hal yang wajar Mama Riska bersikap begini. Walaupun, bisa dibilang agak berlebihan dalam mencintai.

Handphone Aldiano bergetar, Aldiano sekilas melirik adik dan Mamanya bergantian.

"Gue mau nelepon orang benerin jendela dulu" Kata Aldiano sebagai alasan.

Aldiano bergegas pergi meninggalkan mereka berdua. Tepat, di luar kamar Aldiano membuka layar handphone dengan sidik jari. Baru-baru saja Aldiano mengubah pengamanan handphone ini untuk berjaga-jaga.

Ternyata, muncul notifikasi pesan balasan dari Zelvanya.

Tapi, keluarga kamu gak papa kan

Belum sempat membalas, mendadak muncul pesan baru dari seseorang tak dikenal.

Aldiano yang terlampau penasaran, dia membuka pesan tersebut lebih dahulu.

0810xxxx

Gimana kondisi Mama lo sekarang? Yakin gak mau batalkan kontrak kerjasama. Hati-hati Aline dan Papa lo bakal jadi target selanjutnya

Aldiano menegang tak bisa berkata-kata lagi, bagaimana orang ini cukup begitu mengenal seluruh anggota keluarganya. Siapa dia sebenarnya?

Apa benar dirinya harus membatalkan kontrak dengan Zelvanya?

Lagipula, masalah Aldiano juga sudah terselesaikan bukan. Jadi, tak masalah juga membatalkan kontrak ini dalam waktu dekat. Walau, harus merugi sejumlah uang sebagai pinalti atas tindakannya. Tapi, itu jauh lebih baik daripada keluarga kecilnya harus kena imbas dari semua ini.

Oke sekian, cukup lah yaa

Gimana suka gak, atau makin kacau dan gak jelas hehe😂

See you soon

Berikan vote dan komen harus pakai bangettt

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang